
NEWS TANGERANG– Memasuki periode pasca Lebaran 2025, Pemerintah Kota Tangerang telah menerapkan serangkaian kebijakan strategis untuk memastikan ketersediaan dan stabilitas harga bahan pangan pokok di seluruh wilayah kota. Langkah antisipasi ini menjadi fokus utama pemerintah kota sebagai bentuk tanggung jawab dalam menjaga kesejahteraan masyarakat setelah masa libur panjang Idul Fitri.
Dalam upaya memastikan kondisi pasar yang stabil pasca Lebaran, Pemkot Tangerang tidak hanya melakukan pengawasan rutin, tetapi juga menerapkan pendekatan multi-dimensi yang melibatkan berbagai pihak terkait. Tim khusus yang terdiri dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Ketahanan Pangan, serta Satuan Polisi Pamong Praja telah dibentuk untuk melakukan pemantauan harian di seluruh pasar tradisional dan modern di Kota Tangerang.
“Kami telah melakukan koordinasi intensif dengan para distributor, pedagang besar, hingga pengecer untuk memastikan tidak terjadi kelangkaan atau lonjakan harga yang signifikan,” ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dalam keterangannya. Beliau menambahkan bahwa tim pemantau pasar akan terus beroperasi hingga kondisi benar-benar kembali normal seperti sebelum periode Lebaran.
Berdasarkan pencatatan terkini yang dilakukan oleh Tim Pemantau Harga dan Ketersediaan Bahan Pokok, stok berbagai komoditas pangan di Kota Tangerang berada dalam kondisi aman dan mencukupi untuk kebutuhan masyarakat dalam jangka waktu minimal satu bulan ke depan. Berikut rincian ketersediaan beberapa komoditas pangan strategis:
Data di atas menunjukkan bahwa Pemkot Tangerang telah berhasil melakukan antisipasi dengan baik untuk memastikan ketersediaan pangan pasca libur panjang Lebaran.
Meskipun terdapat sedikit peningkatan harga pada beberapa komoditas setelah Lebaran, namun fluktuasi tersebut masih dalam batas wajar dan terkendali. Tim pemantau mencatat adanya kenaikan harga rata-rata sebesar 3-7% untuk beberapa komoditas seperti daging ayam, telur, dan cabai, namun angka ini jauh lebih rendah dibandingkan kenaikan pada tahun-tahun sebelumnya yang bisa mencapai 15-20%.
“Pola kenaikan harga pasca Lebaran memang sudah menjadi fenomena tahunan akibat meningkatnya permintaan dan penyesuaian pasokan setelah libur panjang. Namun berkat koordinasi yang baik dengan para pemasok dan pedagang, kenaikan tahun ini relatif minimal,” jelas Koordinator Tim Pemantau Harga Pasar Pemkot Tangerang.
Salah satu langkah konkret yang dilakukan Pemkot Tangerang untuk menjaga stabilitas harga adalah dengan menyelenggarakan Pasar Murah Pasca Lebaran di lima titik strategis di Kota Tangerang. Program ini dilaksanakan selama dua minggu penuh setelah Lebaran dengan fokus menyediakan sembilan bahan pokok dengan harga 10-15% lebih rendah dari harga pasar.
Lokasi penyelenggaraan Pasar Murah ini antara lain:
“Respons masyarakat terhadap program Pasar Murah ini sangat positif. Setiap hari rata-rata dikunjungi oleh 500-700 pembeli dari berbagai lapisan masyarakat,” ungkap Kepala Bidang Distribusi Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang.
Dalam era digitalisasi, Pemkot Tangerang tidak ketinggalan memanfaatkan teknologi untuk mendukung upaya stabilisasi harga pangan. Melalui aplikasi “TangerangPangan” yang dapat diunduh melalui Google Play Store dan App Store, masyarakat dapat memantau perkembangan harga bahan pokok secara real-time di berbagai pasar di Kota Tangerang.
Aplikasi ini tidak hanya menyediakan informasi harga terkini, tetapi juga dilengkapi fitur pelaporan jika ditemukan pedagang yang menjual dengan harga tidak wajar. Selain itu, aplikasi ini juga menyediakan informasi lokasi penjualan bahan pokok dengan harga termurah di sekitar lokasi pengguna.
“Dengan adanya aplikasi ini, kami berharap masyarakat dapat menjadi mitra aktif pemerintah dalam memantau dan mengendalikan harga pangan di Kota Tangerang,” ujar Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang.
Kestabilan harga dan pasokan pangan tidak lepas dari peran aktif para distributor dan produsen bahan pangan. Pemkot Tangerang telah menjalin kesepakatan dengan beberapa produsen besar untuk memastikan pasokan yang lancar ke pasar-pasar di Kota Tangerang.
“Kami telah menandatangani nota kesepahaman dengan 15 distributor besar dan 5 produsen utama untuk menjamin ketersediaan dan stabilitas harga bahan pokok di Kota Tangerang, terutama pada masa-masa kritis seperti pasca Lebaran,” jelas Wakil Walikota Tangerang.
Kerja sama ini mencakup komitmen untuk mempertahankan stok minimum, jadwal distribusi yang konsisten, serta penetapan batas atas kenaikan harga yang diperbolehkan setelah Lebaran.
Tidak hanya fokus pada solusi jangka pendek, Pemkot Tangerang juga telah menyiapkan program jangka panjang untuk mewujudkan kemandirian pangan kota. Salah satu program unggulan adalah pengembangan “Urban Farming Tangerang” yang memanfaatkan lahan-lahan kosong dan ruang terbuka hijau di perkotaan untuk budidaya tanaman pangan.
“Kami menargetkan 500 titik urban farming yang tersebar di seluruh kelurahan di Kota Tangerang hingga akhir tahun 2025. Program ini diharapkan dapat memenuhi setidaknya 30% kebutuhan sayuran daun dan beberapa jenis bumbu dapur untuk masyarakat kota,” ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Tangerang.
Selain itu, program kemitraan dengan petani di wilayah penyangga Tangerang juga terus diperkuat untuk memastikan jalur distribusi yang lebih pendek dari produsen ke konsumen, sehingga dapat menekan biaya logistik yang akhirnya berdampak pada harga jual yang lebih stabil.
Pemkot Tangerang juga tidak mengabaikan faktor eksternal yang dapat memengaruhi stabilitas harga pangan lokal. Tim khusus telah dibentuk untuk memantau perkembangan pasar global dan nasional, sehingga dapat melakukan langkah antisipasi jika terjadi gejolak harga di tingkat yang lebih luas.
“Kami menyadari bahwa stabilitas harga pangan di tingkat lokal tidak dapat dipisahkan dari dinamika pasar yang lebih luas. Oleh karena itu, kami selalu mempersiapkan skenario cadangan jika terjadi lonjakan harga di pasar global atau nasional,” jelas Kepala Bappeda Kota Tangerang.
Salah satu bentuk antisipasi adalah dengan membangun cadangan pangan strategis yang dapat dilepas ke pasar jika terjadi kenaikan harga yang signifikan akibat faktor eksternal.
Upaya stabilisasi pangan juga ditempuh melalui pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sektor pangan. Pemkot Tangerang telah mengalokasikan dana sebesar Rp 5 miliar untuk program pemberdayaan UMKM pangan lokal yang mencakup pelatihan, bantuan peralatan, dan fasilitasi pemasaran.
“UMKM pangan lokal memiliki peran strategis dalam menjaga ketahanan pangan kota. Mereka tidak hanya berkontribusi dalam penyediaan pangan, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan menggerakkan ekonomi lokal,” ujar Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Tangerang.
Hingga saat ini, tercatat lebih dari 1.200 UMKM di Kota Tangerang yang bergerak di sektor pengolahan pangan, mulai dari produksi makanan pokok alternatif hingga pengolahan hasil pertanian.
Melalui serangkaian kebijakan strategis dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, Pemerintah Kota Tangerang telah berhasil memastikan stabilitas stok dan harga pangan pasca Lebaran 2025. Keberhasilan ini tidak terlepas dari perencanaan matang yang dilakukan jauh sebelum masa Lebaran tiba, serta implementasi program yang konsisten dan terintegrasi.
Ke depan, Pemkot Tangerang berkomitmen untuk terus menyempurnakan sistem ketahanan pangan kota melalui inovasi dan kolaborasi yang lebih luas. Dengan demikian, masyarakat Kota Tangerang dapat menjalani aktivitas normal pasca Lebaran dengan tenang, tanpa perlu khawatir akan melonjaknya harga bahan pangan pokok.
Penulis: Titis Yunita
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: April 8, 2025