NEWS TNG– Masih ingat rasanya unboxing sepatu baru? Wangi lem dan kulitnya yang khas, warnanya yang masih ‘keluar’, dan solnya yang bersih kinclong. Rasanya pengen dipakai terus! Tapi, seiring berjalannya waktu, si sepatu idaman kok jadi buluk, warnanya pudar, solnya menganga, atau kulitnya retak-retak. Nyesek banget, kan?
Seringkali, ini bukan 100% salah kualitas sepatunya, tapi salah kita sendiri yang abai sama perawatannya. Padahal, merawat sepatu itu sama pentingnya kayak merawat skin barrier; butuh effort dan nggak bisa asal-asalan.
Coba cek, jangan-jangan kamu masih sering (atau malah nggak sadar) melakukan 9 kesalahan fatal ini!
1. Dicuci Pakai Mesin Cuci (Jalan Pintas Menuju Kehancuran)
Ini dosa terbesar buat sneakers! Biar cepet bersih dan “sekalian” sama baju, langsung lempar ke mesin cuci. Padahal, putaran kencang, air panas, dan deterjen keras itu adalah triple kill buat sepatumu. Lem perekat sol akan melemah dan larut, jahitan bisa sobek, dan material canvas bisa berbulu. Ini adalah jalan tol tercepat menuju meja reparasi sepatu.
2. Jemur Langsung di Bawah Matahari Terik
Habis dicuci (manual, ya!), niatnya biar cepat kering, malah dijemur pas matahari lagi ‘galak-galaknya’ jam 12 siang. Ini bencana. Sinar UV langsung bikin material suede jadi kaku kayak kerupuk, kulit jadi kering dan retak, dan sneakers putih jadi menguning (yellowing) karena proses oksidasi. Cukup angin-anginkan aja di tempat teduh yang sirkulasi udaranya bagus.
3. Nggak Punya ‘Jadwal Rotasi’ Sepatu
Sepatu favorit boleh, tapi jangan dipakai tiap hari 7 hari seminggu. Serius. Sepatu (terutama yang berbahan kulit atau canvas tebal) butuh “bernapas”. Mereka butuh istirahat minimal 24 jam untuk mengeringkan semua kelembapan dari keringat kaki secara alami. Kalau dipakai terus-menerus, bagian dalamnya jadi sarang bakteri (penyebab bau kaki!) dan materialnya cepat ‘lelah’ atau rusak.
4. Asal Pakai Semir (Semua Disamaratakan)
Punya sepatu kulit? “Ah, yang penting disemir biar kinclong.” Eits, tunggu dulu. Sepatu kulit butuh nutrisi, bukan cuma kilap. Memakai semir abal-abal atau semir instan (yang spons itu) bisa menutup pori-pori kulit dan membuatnya kering. Untuk sepatu kesayangan, kamu butuh perawatan khusus semir sepatu branded yang mengandung cream polish (untuk menutrisi) dan wax polish (untuk proteksi). Beda bahan, beda perlakuan. Jangan samakan kebutuhan semir sepatu branded untuk dress shoes kulitmu dengan sepatu pantofel biasa.
5. Numpuk Sepatu di Rak Sampai Jadi ‘Gunung’
Ini penyakit anak kost atau yang rumahnya mungil. Sepatu ditumpuk gitu aja di depan pintu atau di dalam rak yang sempit. Ini adalah cara pasti merusak bentuk sepatu. Sepatu yang di bawah akan penyok (deformasi), terutama di bagian toe box (ujung) dan heel counter (tumit). Minimal, pakai rak sepatu yang proper atau simpan di boksnya (tapi baca poin 8!).
6. Nggak Langsung Dibersihin Pas Kena Noda
Kecipratan saus, kena becek, atau ketumpahan kopi. “Ah, nanti aja bersihinnya di rumah.” Tahu-tahu noda udah ‘mendarah daging’, meresap ke serat kain atau kulit, dan jadi mustahil dihilangin. Golden rule-nya: makin cepat dibersihin (minimal di-lap pakai tisu basah atau emergency wipe), makin besar kemungkinan nodanya hilang tuntas.
7. Coba-Coba ‘Reparasi Sepatu’ Sendiri (Modal Lem Super)
Ini dia yang paling sering bikin tukang reparasi pusing. Sol mulai kebuka dikit? Langsung ambil lem super (Power Glue/Super Glue). Ini kesalahan fatal! Lem super itu sifatnya kaku, panas, dan merusak material. Dia akan bikin area yang dilem jadi keras kayak batu, merusak fleksibilitas sol, dan bikin bahan sekitarnya getas. Tindakan ‘hemat’ ini seringkali bikin kerusakan jadi permanen dan nggak bisa ditolong lagi, bahkan oleh jasa reparasi sepatu profesional sekalipun.
8. Menyimpan di Boks Aslinya Terus-menerus
Lho, bukannya bagus disimpan di boksnya? Iya, tapi ada syaratnya. Boks kardus aslinya itu menyerap kelembapan. Kalau kamu simpan sepatu di boks kardus dalam lemari yang tertutup dan pengap, selamat! Kamu lagi bikin ‘kebun jamur’ pribadi. Jamur (mold) dan bau apek bakal muncul. Solusi? Pakai boks plastik transparan yang ada lubang ventilasinya, atau simpan di rak terbuka di ruangan yang nggak lembap.
9. Nggak Pakai ‘Shoe Tree’ (Pelestari Bentuk)
Ini mungkin terdengar lebay bagi sebagian orang, tapi shoe tree (gumpalan sepatu) itu penyelamat. Terutama yang berbahan kayu Cedar. Fungsinya bukan cuma menjaga bentuk sepatu (terutama sepatu kulit) biar nggak mengkerut atau penyok, tapi kayu Cedar juga menyerap sisa kelembapan dan bau nggak sedap. Ini adalah investasi kecil buat sepatu mahalmu.
Merawat sepatu itu emang tricky, tapi sebenarnya cuma butuh konsistensi dan tahu ilmunya. Sayang banget kan udah keluar uang jutaan kalau umurnya cuma seumur jagung gara-gara kesalahan sepele?
Kalau kerusakannya ringan, seperti butuh perawatan kilap atau nutrisi kulit, layanan semir sepatu branded bisa jadi solusi instan biar sepatumu kelihatan prima lagi. Tapi kalau udah terlanjur ada kerusakan serius kayak sol copot atau jahitan lepas, jangan nekat pakai lem super!
Biar sepatumu nggak cuma keren pas baru beli, tapi awet sampai bertahun-tahun, mending serahin perawatannya ke yang ahli. Kalau udah ada tanda-tanda kerusakan, jangan ditunda dan langsung bawa ke jasa Reparasi Sepatu tepercaya sebelum kerusakannya makin parah.
Dan buat perawatan rutin biar warnanya tetap on point dan kinclong, jangan ambil risiko pakai semir abal-abal. Coba layanan Semir Sepatu branded biar sneakers dan sepatu kulitmu kembali kayak baru keluar dari boks.
Disunting oleh: S. Reja
Terakhir disunting: November 14, 2025















