Bikin Geger! Burger McD Islandia Ini Awet 16 Tahun, Jadi Fosil Modern Paling Viral?

Tammy

Burger McDonald's Prosperity dengan kentang goreng, daya tarik wisata di Islandia.
McDonald's terakhir di Islandia jadi daya tarik, sajiannya masih utuh setelah 16 tahun.

NEWS TNG – Bayangkan sebuah burger dan kentang goreng McDonald’s yang disajikan 16 tahun lalu, tapi sampai sekarang masih utuh, bahkan jadi daya tarik wisata. Kedengarannya mustahil, kan? Tapi ini nyata, dan kisahnya datang dari Islandia, sebuah negara Nordik yang punya cerita unik tentang gerai makanan cepat saji paling terkenal di dunia ini.

McDonald’s memang fenomena global, tapi tidak semua negara di dunia punya gerainya. Islandia adalah salah satu contohnya. Negara indah yang terkenal dengan pemandangan alamnya yang menakjubkan ini, kini tak lagi memiliki satu pun restoran McDonald’s.

Kisah Tragis McDonald’s di Tanah Es

Ternyata, McDonald’s pernah beroperasi di Islandia. Namun, pada tahun 2009, gerai terakhirnya secara resmi menutup pintu, mengakhiri era makanan cepat saji Amerika di negara tersebut. Penutupan ini bukan tanpa alasan; kondisi finansial perusahaan di tengah krisis ekonomi global saat itu menjadi pukulan telak yang tak tertolong.

Meskipun begitu, penutupan tersebut meninggalkan sebuah warisan yang tak terduga dan kini menjadi legenda. Sebuah "fosil modern" yang terus memukau banyak orang: sepaket burger, kentang goreng, dan segelas cola terakhir yang pernah disajikan di McDonald’s Islandia.

Misteri Burger yang Tak Pernah Busuk

Sebelum gerai terakhir itu benar-benar tutup, seorang pria bernama Hjörtur Smárason punya ide brilian sekaligus nyentrik. Ia sengaja membeli sepaket menu terakhir ini, bukan untuk dimakan, melainkan untuk disimpan sebagai eksperimen dan pajangan. Siapa sangka, keputusannya ini akan menciptakan sebuah fenomena yang bertahan hingga kini.

Sepaket makanan ini, yang kini dijuluki "fosil modern," disimpan dalam sebuah lemari kaca khusus. Yang paling bikin melongo, setelah 16 tahun berlalu sejak disajikan pada tahun 2009, penampilan makanan tersebut masih terlihat sangat utuh. Ini bukan berarti "segar" seperti baru dimasak, melainkan terawetkan dengan sangat baik dari proses pembusukan.

Banyak yang bertanya-tanya, bagaimana bisa burger dan kentang goreng itu tidak membusuk? Fenomena ini sering dikaitkan dengan kadar kelembaban yang sangat rendah di lingkungan penyimpanan, serta kandungan garam dan pengawet dalam makanan cepat saji itu sendiri. Proses dehidrasi yang terjadi membuat bakteri dan jamur sulit berkembang biak, sehingga makanan tersebut lebih mengering daripada membusuk.

Perjalanan Sebuah Legenda: Dari Eksperimen Jadi Ikon Wisata

Awalnya, Hjörtur menyimpan burger dan kentang goreng ini di garasinya sendiri, hanya untuk melihat apa yang akan terjadi. Setelah beberapa tahun dan melihat makanan itu tetap utuh, ia menyadari bahwa ia memiliki sesuatu yang luar biasa. Eksperimen pribadinya ini kemudian menjadi daya tarik publik.

Burger legendaris ini sempat berpindah tempat. Dari garasi Hjörtur, ia dipindahkan ke sebuah museum di Reykjavík, lalu kemudian menemukan rumah permanennya di lobi Snotra House, sebuah hostel yang terletak di Islandia bagian selatan. Di sana, ia dipajang dalam lemari kaca khusus yang dilengkapi dengan informasi penanda.

"Aku adalah Cheeseburger McDonald’s terakhir yang dijual di Islandia pada 2009," demikian tulisan pada papan di samping lemari kaca tersebut. Kalimat singkat itu sudah cukup untuk menarik perhatian setiap pengunjung yang datang. Foto-foto terkininya pun sering dibagikan, termasuk oleh akun Instagram @iceland yang aktif memberikan informasi wisata seputar Islandia.

Daya Tarik Unik di Tengah Keindahan Islandia

Kini, burger dan kentang goreng yang "awet" ini telah menjadi salah satu daya tarik wisata paling unik di Islandia. Ribuan wisatawan dari seluruh dunia sengaja datang ke Snotra House hanya untuk melihat langsung keajaiban modern ini. Mereka ingin menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana sepotong sejarah makanan cepat saji bisa bertahan begitu lama.

Keberadaan burger ini juga memicu diskusi menarik tentang makanan cepat saji dan dampaknya. Apakah ini bukti ketahanan produk mereka, atau justru sebuah peringatan tentang apa yang kita konsumsi? Terlepas dari interpretasinya, tak bisa dipungkiri bahwa "fosil modern" ini telah menjadi ikon budaya pop yang tak terduga.

Islandia sendiri dikenal dengan keindahan alamnya yang luar biasa, mulai dari gletser, gunung berapi, hingga pemandian air panas alami. Di tengah semua keajaiban alam itu, sebuah burger McDonald’s yang tak membusuk berhasil mencuri perhatian, membuktikan bahwa kadang, hal-hal paling sederhana dan tak terduga bisa menjadi magnet bagi dunia.

Islandia dan Kedaulatan Kulinernya

Penutupan McDonald’s di Islandia juga mencerminkan sebuah tren yang lebih luas di negara tersebut. Islandia sangat bangga dengan produk lokalnya dan kedaulatan pangannya. Meskipun ada daya tarik global dari merek-merek besar, masyarakat Islandia cenderung mendukung bisnis lokal dan menikmati hidangan khas mereka sendiri.

Kehilangan McDonald’s tidak membuat Islandia kekurangan pilihan kuliner. Justru sebaliknya, hal ini mendorong perkembangan restoran lokal yang menyajikan hidangan lezat dari bahan-bahan segar khas Islandia, seperti ikan segar, domba, dan produk susu berkualitas tinggi. Jadi, meski tak ada Big Mac, pengalaman kuliner di Islandia tetap tak terlupakan.

Kisah burger terakhir ini adalah pengingat yang menarik tentang bagaimana sebuah peristiwa kecil, seperti penutupan gerai makanan cepat saji, bisa meninggalkan jejak yang begitu besar dan tak terduga. Dari sebuah eksperimen iseng, kini menjadi sebuah fenomena viral dan ikon wisata yang terus mengundang decak kagum. Jadi, kalau kamu ke Islandia, jangan lupa mampir ke Snotra House dan saksikan sendiri keajaiban "fosil modern" ini!

Penulis: Tammy

Editor: Santika Reja

Terakhir disunting: September 17, 2025

Komentar Pembaca

pos terkait