Aplikasi Ojol Negara: Solusi Jitu Kesejahteraan Driver? Demo Memanas, Ini Kata Pengamat!

Farah Novianti

Demonstrasi driver ojol di jalanan Jakarta menuntut kesejahteraan yang lebih baik.
Driver ojol kembali turun ke jalan, soroti masalah kesejahteraan.

NEWS TNG – Gelombang demonstrasi driver ojek online (ojol) kembali mengguncang jalanan Jakarta hari ini. Aksi protes ini bukan kali pertama terjadi, menunjukkan adanya masalah fundamental yang belum terselesaikan di ekosistem transportasi daring. Di tengah riuhnya tuntutan para driver, muncul sebuah gagasan radikal namun menarik dari pengamat transportasi: bagaimana jika negara memiliki aplikasi ojol sendiri?

Gagasan ini bukan sekadar ide iseng, melainkan sebuah usulan serius untuk mengatasi akar permasalahan kesejahteraan driver. Djoko Setijowarno, seorang pengamat transportasi sekaligus Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, meyakini bahwa aplikasi milik negara bisa menjadi game changer. Fokus utamanya bukan profit, melainkan kesejahteraan pengemudi dan kemudahan bagi masyarakat luas.

Demo Ojol Kembali Memanas: Ada Apa Lagi?

Setiap kali driver ojol turun ke jalan, ada satu benang merah yang selalu menjadi pemicu: potongan biaya yang memberatkan dan pendapatan yang kian menipis. Mereka merasa terbebani dengan potongan yang mencapai lebih dari 20 persen dari setiap orderan, jauh di atas angka ideal yang mereka harapkan. Padahal, pekerjaan sebagai driver ojol kini menjadi tumpuan hidup bagi jutaan keluarga di Indonesia.

Kondisi ini menciptakan dilema. Di satu sisi, aplikasi transportasi online telah membuka lapangan kerja baru dan memberikan kemudahan mobilitas. Namun, di sisi lain, para pengemudi merasa terjebak dalam sistem yang kurang berpihak pada mereka, membuat kesejahteraan sulit tercapai meskipun bekerja keras sepanjang hari.

Solusi Radikal: Aplikasi Ojol Milik Negara?

Djoko Setijowarno mengemukakan bahwa jika negara benar-benar mengakui ojol sebagai lapangan pekerjaan yang sah, maka sudah saatnya negara turun tangan. Membangun aplikasi sendiri adalah langkah konkret untuk menunjukkan keberpihakan pada warganya. Dengan aplikasi negara, target utama bukan lagi keuntungan semata, melainkan tercapainya tujuan sosial yang lebih besar.

Salah satu poin krusial yang diusulkan adalah pengaturan potongan biaya. Djoko menyarankan agar potongan yang dikenakan kepada pengemudi tidak lebih dari 10 persen. Angka ini jauh lebih ringan dibandingkan kondisi saat ini, sehingga secara signifikan dapat meningkatkan pendapatan bersih para driver.

Bukan Cuma Untung, Tapi Kesejahteraan Driver Jadi Prioritas Utama

Dengan potongan yang lebih rendah, driver akan merasakan langsung dampak positifnya pada penghasilan mereka. Ini bukan hanya tentang nominal, tetapi juga tentang martabat dan kepastian hidup. Setelah dikelola oleh pemerintah pusat, aplikasi ini bahkan bisa diserahkan kepada pemerintah daerah (pemda) untuk disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing wilayah. Ini akan menciptakan ekosistem yang lebih responsif terhadap kondisi lokal.

Belajar dari Malaysia: Driver Diakui Sebagai Pekerja!

Djoko Setijowarno mencontohkan Malaysia sebagai negara yang patut ditiru dalam penanganan transportasi online. Mengutip Sony Sulaksono Wibowo, dosen Program Studi Teknik Sipil ITB, Djoko menjelaskan bahwa di Malaysia, driver ojol diakui secara resmi sebagai pekerja. Pengakuan ini tidak main-main, karena pemerintah Malaysia bahkan menjaga standar gaji mereka, mirip dengan Upah Minimum Regional (UMR) di Indonesia.

Fokus pemerintah Malaysia pada kesejahteraan pengemudi terbukti efektif. Ini terlihat dari minimnya aksi demonstrasi driver di sana. Mereka merasa diakui, dilindungi, dan memiliki kepastian pendapatan, sehingga tidak perlu turun ke jalan untuk menyuarakan tuntutan. Ini menunjukkan bahwa intervensi pemerintah yang tepat bisa menciptakan harmoni antara penyedia layanan dan pengemudi.

Segudang Keuntungan Aplikasi Negara: Bukan Sekadar Angan-Angan

Jika pemerintah serius menggarap ide aplikasi transportasi online sendiri, ada banyak keuntungan signifikan yang bisa diraih, tidak hanya bagi driver tetapi juga bagi negara dan masyarakat secara keseluruhan. Ini bukan hanya mimpi di siang bolong, melainkan sebuah potensi nyata untuk perbaikan ekosistem transportasi.

1. Data Valid, Kebijakan Akurat

Salah satu masalah terbesar saat ini adalah minimnya data pasti mengenai jumlah pengemudi transportasi online. Pemerintah tidak memiliki gambaran jelas berapa banyak driver yang beroperasi, sehingga sulit untuk menentukan kewajiban pajak mereka atau merancang kebijakan kesejahteraan yang efektif. Dengan aplikasi negara, pemerintah akan memiliki data valid dan real-time, memungkinkan perencanaan yang lebih tepat sasaran.

Data ini krusial untuk membuat kebijakan yang adil dan berkelanjutan. Pemerintah bisa memantau dan mengawasi kebutuhan mobilitas masyarakat secara langsung. Dengan informasi akurat tentang supply (jumlah driver) dan demand (kebutuhan penumpang), pemerintah bisa merancang kebijakan yang menyeimbangkan keduanya, memastikan bisnis ini menguntungkan semua pihak.

2. Keseimbangan Pasar dan Pendapatan Driver

Saat ini, banyak yang mengeluhkan mudahnya seseorang menjadi pengemudi ojol, namun sulitnya mendapatkan penghasilan yang layak. Aplikasi negara dapat mengubah paradigma ini. Pemerintah bisa menerapkan persyaratan yang lebih ketat untuk menjadi pengemudi, memastikan bahwa jumlah driver sesuai dengan permintaan pasar. Ini akan mencegah kelebihan pasokan driver yang berujung pada persaingan tidak sehat dan pendapatan yang minim.

Dengan jumlah driver yang terkontrol dan sesuai kebutuhan, setiap pengemudi memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan orderan yang cukup. Ini akan menciptakan lingkungan kerja yang lebih stabil dan adil, di mana kerja keras benar-benar berbanding lurus dengan pendapatan yang diterima.

3. Edukasi dan Keselamatan Driver Terjamin

Keuntungan lain yang tak kalah penting adalah kemampuan pemerintah untuk secara rutin melakukan pembinaan dan edukasi kepada pengemudi. Materi pembinaan bisa sangat beragam, mulai dari tata cara memuat barang yang aman, etika membawa penumpang, hingga pengetahuan tentang tertib berlalu lintas dan keselamatan di jalan raya.

Edukasi semacam ini akan meningkatkan profesionalisme driver dan juga menjamin keselamatan penumpang. Dengan driver yang terlatih dan patuh aturan, citra transportasi online akan semakin baik, dan masyarakat akan merasa lebih aman dan nyaman menggunakan layanan ini. Ini adalah investasi jangka panjang untuk kualitas layanan dan keselamatan publik.

Masa Depan Ojol: Antara Profit dan Kesejahteraan Sosial

Pada akhirnya, inti dari gagasan aplikasi ojol milik negara adalah pergeseran prioritas. Jika aplikasi ini dimiliki oleh negara, keuntungan finansial tidak lagi menjadi target utama yang membabi buta. Sebaliknya, fokusnya akan beralih pada kesejahteraan pengemudi dan kemudahan bagi masyarakat. Tujuan sosial akan lebih tercapai, menciptakan ekosistem transportasi online yang lebih adil, berkelanjutan, dan berpihak pada rakyat.

Aksi demo driver ojol adalah alarm yang harus didengar. Usulan aplikasi negara ini mungkin terdengar ambisius, tetapi menawarkan solusi komprehensif untuk masalah yang sudah menahun. Sudah saatnya pemerintah mengambil peran lebih aktif dalam menyejahterakan warganya, termasuk para pahlawan jalanan yang setiap hari mengantarkan kita ke tujuan.

Penulis: Farah Novianti

Editor: Santika Reja

Terakhir disunting: September 17, 2025

Komentar Pembaca

pos terkait