NEWS TNG – Sejarah Kota Tangerang tidak bisa dilepaskan dari kawasan legendaris bernama Tanah Tinggi. Dari masa kolonial hingga kini, wilayah ini menyimpan kisah menarik yang terus hidup dalam denyut masyarakat.
Menurut Burhanudin dalam bukunya “Melacak Asal Muasal Kampung di Kota Tangerang”, nama Tanah Tinggi berasal dari kontur geografisnya. Lokasinya memang sedikit lebih tinggi dibandingkan daerah sekitar, terutama bila dilihat dari arah selatan dekat aliran Kali Mookervart menuju Jakarta.
Jejak Kolonial dan Pusat Rekreasi Tempo Dulu
Pada era kolonial, Tanah Tinggi bukan sekadar kampung biasa. Kawasan ini sudah menjadi pusat aktivitas dan bahkan destinasi plesiran masyarakat, baik pribumi maupun orang Eropa.
Catatan sejarah menunjukkan, kawasan hijau dan rindang ini kerap dijadikan tempat rekreasi sore hari. Pemerintah Hindia Belanda bahkan mengembangkan sisi Mookervart di sekitar Tanah Tinggi sebagai taman kota yang nyaman untuk bersantai.
Dari Wisata Kolonial ke Pusat Niaga Modern
Kini, wajah Tanah Tinggi telah berubah. Sejak tahun 2001, kawasan ini dikenal sebagai pusat perdagangan melalui keberadaan Pasar Induk Tanah Tinggi. Pasar ini menjadi pusat distribusi sayur-mayur terbesar di Tangerang Raya dan sekitarnya.
Secara geografis, Tanah Tinggi dibatasi oleh Jalan Raya Daan Mogot (dulu Kali Mookervart) di bagian utara, serta rel kereta api yang menghubungkan Stasiun Tanah Tinggi hingga Stasiun Batuceper di bagian selatan.
Warisan yang Tetap Hidup
Dari destinasi rekreasi kolonial hingga pusat niaga modern, Tanah Tinggi tetap menjadi bagian penting dari identitas Kota Tangerang. Nama dan sejarahnya terus hidup, menandai bagaimana sebuah kawasan bisa bertahan dan beradaptasi mengikuti zaman.
Penulis: Santika Reja
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: September 14, 2025















