Gawat! Bandara Soetta Dihantui Ancaman Tak Terduga: Bukan Cuma Layang-layang, Tapi Juga ‘Musuh’ Lain yang Bikin Penerbangan Deg-degan!

Ifan R

Petugas keamanan bandara memeriksa bagasi penumpang di Bandara Soekarno-Hatta.
Peningkatan keamanan di Bandara Soetta sebagai antisipasi gangguan penerbangan.

NEWS TNG – Pernah kebayang lagi asyik terbang, tiba-tiba ada layang-layang nyangkut di mesin pesawat? Atau sinar laser yang bikin pilot silau sampai mengganggu pandangan? Kedengarannya seperti adegan film thriller, tapi ini adalah ancaman nyata yang mengintai di sekitar Bandara Soekarno-Hatta (Soetta).

Baru-baru ini, para pemangku kepentingan penting, mulai dari Pemerintah Provinsi Banten, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang, Pemerintah Kabupaten Tangerang, DPRD, unsur Forkopimda, PT Angkasa Pura II, hingga Otoritas Bandara Soekarno-Hatta, duduk bersama. Mereka menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) khusus untuk membahas penanganan gangguan di Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP) Bandara Soetta.

Bahaya Mengintai di Langit Soetta: Apa Saja Ancaman Itu?

Dalam rakor yang berlangsung di Pusat Pemerintahan (Puspem) Kota Tangerang tersebut, terungkap berbagai "musuh" penerbangan yang bikin deg-degan. Bukan cuma layang-layang yang sering terlihat, tapi juga sinar laser yang bisa mengganggu pandangan pilot, balon udara liar, drone yang terbang tanpa izin, hingga adu burung merpati.

Parahnya lagi, pembakaran sampah oleh masyarakat sekitar juga menjadi salah satu sumber gangguan. Asap tebal bisa mengurangi jarak pandang, sementara partikel-partikel kecil bisa masuk ke mesin pesawat dan menyebabkan masalah serius.

Gubernur Banten, Andra Soni, menegaskan bahwa masalah ini tidak bisa dianggap remeh. Ia menjelaskan bahwa gangguan-gangguan ini mayoritas berasal dari warga Tangerang yang tinggal di luar otoritas bandara, sehingga pemerintah daerah harus ikut turun tangan dalam pencegahan.

"Sebenarnya, Pemkot maupun Pemkab Tangerang sudah punya Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur pelarangan itu," kata Andra. Namun, karena persoalan ini menyangkut dua wilayah sekaligus, Pemerintah Provinsi Banten merasa perlu untuk ikut campur dan mengkoordinasikan penanganannya.

Pemerintah Bergerak: Kolaborasi Lintas Daerah Demi Langit Aman

Andra Soni menambahkan bahwa masalah ini akan segera ditindaklanjuti dengan serius. Ia meminta Dinas Perhubungan kabupaten dan kota Tangerang untuk segera berkoordinasi intensif dengan Angkasa Pura dan Otoritas Bandara.

Tujuannya jelas: memetakan daerah mana saja yang paling rawan gangguan penerbangan. Dengan pemetaan ini, diharapkan dapat diatur radius aman yang tidak akan mengganggu wilayah penerbangan vital tersebut.

Walikota Tangerang, Sachrudin, juga turut angkat bicara. Menurutnya, untuk mengatasi permasalahan kompleks ini, memang dibutuhkan komunikasi yang intensif dan kolaborasi erat dari semua pihak terkait.

"Komunikasi, kolaborasi, dan kontribusi semua pihak menjadi kunci," pungkas Sachrudin. Ia menekankan bahwa ini adalah upaya bersama untuk menjaga keamanan penerbangan demi keselamatan semua orang, baik di udara maupun di darat.

Bukan Cuma Langit! Soetta Juga Dihadang Masalah Klasik yang Bikin Pusing

Direktur Operator Angkasa Pura Indonesia, Agus Haryadi, mengungkapkan bahwa gangguan penerbangan seperti layang-layang atau laser itu hanyalah puncak gunung es. Menurutnya, persoalan di Bandara Soekarno-Hatta jauh lebih kompleks dari yang dibayangkan.

"Kami juga melaporkan kepada Pak Gubernur soal peristiwa banjir di Soetta pada 29 Desember 2024 lalu," paparnya. Ya, selain ancaman di udara, bandara kebanggaan Indonesia ini juga sering dihadapkan pada masalah klasik seperti banjir dan kemacetan lalu lintas.

Agus menjelaskan bahwa masalah banjir ini tidak bisa dianggap enteng. Sejak bandara dibangun sekitar 40 tahun lalu, kondisi lingkungan di sekitarnya tentu sudah banyak berubah drastis.

"Sekarang ini ada 12 titik banjir di kawasan bandara, karena daerah resapannya semakin minim," ujar Agus. Pembangunan dan urbanisasi yang pesat di sekitar bandara telah mengurangi area hijau dan penyerapan air, membuat bandara rentan terendam saat hujan deras.

Selain banjir, kemacetan lalu lintas juga menjadi momok yang sering terjadi. Dengan volume kendaraan yang terus meningkat setiap tahunnya, tata kelola lingkungan dan infrastruktur jalan di sekitar bandara perlu disesuaikan kembali agar tidak menimbulkan penumpukan kendaraan yang parah.

Solusi Jangka Panjang: Lebih dari Sekadar Larangan, Tapi Tata Kelola Lingkungan Menyeluruh

Melihat berbagai persoalan yang ada, jelas bahwa penanganan Bandara Soetta membutuhkan pendekatan yang komprehensif. Tidak hanya fokus pada penegakan Perda untuk melarang layang-layang atau drone, tetapi juga pada tata kelola lingkungan yang lebih luas.

Pemerintah daerah bersama Angkasa Pura dan Otoritas Bandara harus bekerja sama dalam jangka panjang. Ini termasuk revitalisasi daerah resapan air, perbaikan sistem drainase, serta penataan ulang jalur lalu lintas di sekitar bandara.

Edukasi kepada masyarakat sekitar juga menjadi kunci utama. Sosialisasi tentang bahaya layang-layang, laser, drone, dan pentingnya tidak membakar sampah di dekat bandara harus terus digalakkan agar kesadaran kolektif meningkat.

Pada akhirnya, keselamatan dan kenyamanan di Bandara Soekarno-Hatta adalah tanggung jawab bersama. Dengan komunikasi yang intensif, kolaborasi yang kuat, dan kontribusi nyata dari semua pihak, diharapkan ancaman-ancaman ini bisa diatasi. Demi penerbangan yang aman dan nyaman, bukan cuma buat kita, tapi buat semua yang melintas di langit dan darat Soetta.

Penulis: Ifan R

Editor: Santika Reja

Terakhir disunting: September 17, 2025

Komentar Pembaca

pos terkait