NEWS TANGERANG– Dunia horor akan kembali diguncang! Novel horor Carrie, mahakarya fenomenal dari legenda Stephen King, siap diadaptasi ke dalam format serial televisi. Kali ini, proyek ambisius ini akan ditangani oleh maestro horor modern, Mike Flanagan.
Carrie sendiri adalah salah satu karya horor paling ikonik dalam sejarah sastra modern. Kisahnya berpusat pada Carrietta “Carrie” White, seorang gadis remaja pemalu yang dianugerahi kekuatan telekinesis, dan bagaimana ia melancarkan balas dendam atas perundungan kejam yang menimpanya.
Novel Carrie pertama kali dirilis pada 5 April 1974, dengan cetakan awal sekitar 30.000 eksemplar. Ini adalah novel debut Stephen King yang memperkenalkan gaya naratif uniknya.
Novel ini menggunakan struktur epistolari, menggabungkan narasi konvensional dengan potongan surat kabar, artikel majalah, surat, dan kutipan buku. Ini semua dirangkai untuk menceritakan kisah tragis Carrie White secara lebih mendalam.
Kisah ini berlatar tahun 1979 di kota fiktif Chamberlain, Maine, di mana Carrie digambarkan sebagai siswi SMA yang terasingkan. Sifat tertutupnya dan didikan keras dari ibunya, Margaret White, yang seorang fanatik religius, membuatnya menjadi sasaran empuk perundungan.
Saat Carrie pertama kali mengalami menstruasi tanpa pemahaman yang cukup, ia justru menjadi korban bully teman-temannya. Peristiwa kejam inilah yang pada akhirnya membangkitkan kekuatan telekinesis dalam dirinya.
Novel ini mengeksplorasi tema-tema mendalam seperti perundungan, fanatisme agama, dan dampak buruk penindasan sosial. Klimaksnya digambarkan sebagai adegan berdarah yang menghancurkan seluruh kota Chamberlain.
Dalam memoarnya, “On Writing: A Memoir of the Craft” (2000), King menyebut novel ini memiliki “kekuatan mengejutkan untuk menyakiti dan menakuti.” Karena kontennya yang kontroversial, Carrie menjadi salah satu buku yang paling sering dilarang di sekolah-sekolah Amerika.
Adaptasi Novel Carrie ke Media Audiovisual
Sejak kesuksesan luar biasa novelnya, Carrie telah beberapa kali diadaptasi ke dalam format film, baik untuk layar lebar maupun televisi. Namun, upaya menerjemahkan esensi “roh” dari novel ini ke dalam media audiovisual ternyata bukan hal yang mudah.
Film Carrie (1976)
Adaptasi pertama adalah film horor klasik tahun 1976 berjudul Carrie. Disutradarai oleh Brian De Palma (Mission: Impossible) dari naskah Lawrence D. Cohen (miniseri IT).
Film ini dibintangi Sissy Spacek (In the Bedroom) sebagai Carrie, mendiang Piper Laurie (The Hustler) sebagai Margaret White, dan John Travolta (Face/Off) sebagai Billy. Film ini meraih sukses besar dengan pendapatan US$ 33,8 juta dari anggaran produksi hanya US$ 1,8 juta.
Film Carrie (1976) juga berhasil meraih dua nominasi Academy Award untuk kategori Aktris Terbaik (Sissy Spacek) dan Aktris Pendukung Terbaik (Piper Laurie).
Film ini secara luas dianggap sebagai salah satu adaptasi terbaik dari karya Stephen King, dengan pendekatan visual yang kuat dan fokus pada horor psikologis. Roger Ebert dari Chicago Sun Times bahkan menyebutnya sebagai “film horor yang benar-benar memukau.”
The Rage: Carrie 2 (1999)
The Rage: Carrie 2 yang dirilis pada 1999 merupakan sekuel dari film Carrie (1976), berfokus pada karakter baru bernama Rachel Lang. Disebutkan bahwa Rachel adalah adik tiri dari Carrie White yang juga memiliki kekuatan telekinesis.
Film ini disutradarai oleh Katt Shea (Poison Ivy) berdasarkan naskah dari Rafael Moreu (Hackers).
Meskipun masih terkait dengan cerita asli, film ini kurang sukses dibanding pendahulunya. Rotten Tomatoes hanya memberikannya rating positif 23% dari 39 ulasan, dan pendapatan US$ 17,8 juta dari anggaran US$ 21 juta.
Film TV Carrie (2002)
Film televisi Carrie yang dirilis pada 2002 adalah adaptasi film kedua dari novel berjudul sama. Film ini diarahkan oleh David Carson (Star Trek Generations), ditulis oleh David Fuller (serial TV Hannibal), dan dibintangi Angela Bettis (Girl, Interrupted) sebagai Carrie.
Majalah Variety menilai film televisi ini mencoba untuk lebih setia pada novel dengan menambahkan elemen epistolari, namun kurang memiliki intensitas emosional dibandingkan film Carrie (1976).
Awalnya, adaptasi ini dimaksudkan sebagai pilot untuk serial TV, tetapi proyek tersebut tidak dilanjutkan.
Film TV ini mendapatkan respons positif yang lebih rendah dari The Rage: Carrie 2, yaitu hanya 20% dari 10 ulasan. Namun, menariknya, film TV ini memperoleh banyak nominasi penghargaan, salah satunya kategori Presentasi Televisi Tunggal Terbaik pada Saturn Awards ke-29, dan menarik jumlah penonton yang tinggi, mencapai 12,21 juta.
Film Carrie (2013)
Berikutnya adalah film Carrie yang dirilis pada 2013 sebagai remake dari film sebelumnya. Film ini disutradarai oleh Kimberly Peirce (Boys Don’t Cry) dan dibintangi Chloë Grace Moretz (Kick-Ass) sebagai Carrie, serta Julianne Moore (The Lost World: Jurassic Park) sebagai Margaret White.
Lawrence D. Cohen kembali menulis naskah untuk adaptasi Carrie ini, bersama dengan Roberto Aguirre-Sacasa (Glee).
Meski setia pada alur film tahun 1976, film ini juga memperbarui cerita dengan elemen modern seperti perundungan siber. Contohnya, rekaman video perundungan yang diunggah ke situs berbagi video, serta penggunaan internet oleh Carrie untuk memahami kekuatannya.
Sayangnya, film ini dianggap kurang orisinal dan kurang menyeramkan menurut The Wrap.
Adaptasi film ketiga dari novel Carrie ini memperoleh respons positif yang lebih baik dibandingkan adaptasi tahun 2002, namun masih kalah jauh dari adaptasi tahun 1976. Rotten Tomatoes memberikannya nilai 51% dari 184 ulasan, sementara adaptasi tahun 1976 memperoleh 94% dari 80 ulasan.
Secara finansial, film ini menghasilkan pendapatan US$ 84,8 juta dari anggaran US$ 30 juta. Film ini mengantarkan Chloe Grace Moretz meraih penghargaan Aktris/Aktor Muda Terbaik pada Saturn Awards tahun 2014.
Selain itu, film ini juga menyabet penghargaan Film Horor Favorit pada People’s Choice Awards tahun 2014.
Adaptasi Terbaru: Serial TV Carrie oleh Mike Flanagan
Pada Oktober 2024, The Hollywood Reporter mengumumkan bahwa maestro horor Mike Flanagan tengah mengembangkan Serial TV Carrie untuk Amazon MGM Studios. Flanagan akan berperan sebagai showrunner, penulis, dan sutradara untuk beberapa episode.
Flanagan dikenal karena kesuksesannya dalam mengadaptasi berbagai karya dari Stephen King. Beberapa film adaptasi tersebut antara lain Gerald’s Game (2017, novel 1992) dengan Rotten Tomatoes (RT) 91%, Doctor Sleep (2019, novel 2013) RT 78%, dan The Life of Chuck (2024, novella 2020) RT 87%.
Selain itu, Flanagan juga terbiasa mengadaptasi karya-karya lain ke dalam serial TV yang sukses besar di Netflix. Contohnya The Haunting of Hill House (2018) dari novel Shirley Jackson tahun 1959 (RT 93%), The Haunting of Bly Manor (2020) dari novel Henry James tahun 1898 (RT 88%).
Ada juga The Midnight Club (2022) dari novel Christopher Pike tahun 1994 (RT 87%), dan The Fall of the House of Usher (2023) yang menggabungkan karya-karya Edgar Allan Poe (RT 90%).
Tidak mengherankan jika Amazon Studios sangat antusias untuk bekerja sama dengan Flanagan dan rekannya, Trevor Macy. Pada 2022, keduanya menandatangani perjanjian eksklusif untuk mengembangkan dan memproduksi berbagai proyek melalui Intrepid Pictures, perusahaan yang mereka dirikan pada 2004, untuk tayang di Prime Video.
Selain Carrie, proyek lain yang sedang digarap adalah adaptasi novel Stephen King berjudul The Dark Tower yang direncanakan berlangsung selama lima musim dengan dua film standalone.
Kembali ke Serial TV Carrie, Anda pasti penasaran siapa saja pemerannya, kan? Pada 2 Juni 2025, daftar pemeran utama telah diumumkan secara resmi.
Summer H. Howell (Curse of Chucky) akan memerankan Carrie White, Samantha Sloyan (Midnight Mass) sebagai Margaret White, dan Siena Agudong (serial TV Resident Evil) sebagai Sue Snell.
Pemeran lainnya termasuk Matthew Lillard (Scream) sebagai Mr. Grayle, Alison Thornton (Girlfriend’s Guide to Divorce) sebagai Chris Hargensen, Thalia Dudek (Doctor Who) sebagai Emaline, Amber Midthunder (Prey) sebagai Miss Desjardin, Josie Totah (Jessie) sebagai Tina, Arthur Conti (Beetlejuice Beetlejuice) sebagai Billy, dan Joel Oulette (Trickster) sebagai Tommy.
Proyek ini dilaporkan akan terdiri dari delapan episode dan memulai proses produksi pada musim panas (antara Juni-Agustus) tahun 2025.
Dalam wawancara dengan Variety, Flanagan mengungkapkan bahwa serial ini akan tetap mempertahankan tema utama dari novel Carrie, namun tidak akan mengulang cerita yang telah diadaptasi sebelumnya.
Serial ini akan lebih dari sekadar kisah Carrie White, melainkan fokus pada kehancuran sebuah komunitas. Terutama di dunia di mana internet telah menciptakan lingkungan yang terasa anonim.
Bayangkan saja, Anda mengalami perundungan di ruang ganti saat semua siswa memegang ponsel mereka. Bagaimana rasanya tekanan seperti itu di era digital?
Apa yang Membedakan Serial TV Carrie dengan Adaptasi Sebelumnya?
Format Serial
Berbeda dengan film yang rata-rata berdurasi dua jam, format serial TV dengan delapan episode akan memungkinkan Flanagan untuk mengeksplorasi karakter, baik utama maupun pendukung, serta latar belakang cerita secara lebih mendalam.
Flanagan dikenal sangat mahir mengolah kisah dalam format ini. Ia mampu menciptakan atmosfer yang menegangkan dan membuat penonton terus penasaran.
Penambahan Karakter Baru
Sejauh ini, dari 10 pemeran utama yang telah diumumkan, terdapat satu karakter baru yang tidak berasal dari versi novelnya, yaitu Emaline yang diperankan oleh Thalia Dudek.
Belum dikonfirmasi apakah Emaline akan berperan sebagai teman atau justru perundung lain dalam kisah ini.
Dengan format serial, Flanagan dapat menambahkan karakter-karakter minor yang diciptakan khusus. Atau, ia bisa memperluas peran dari karakter-karakter eksisting dari novel.
Misalnya, karakter ayah Carrie dapat dimunculkan dalam adegan kilas balik, yang mungkin memperlihatkan kedekatannya dengan Carrie sebelum meninggal dunia.
Di luar The Rage: Carrie 2 yang memang tidak berkaitan dengan kisah asli novelnya, film-film adaptasi tahun 1976, 2002, dan 2013 tidak memperkenalkan karakter baru. Mereka hanya melakukan penyesuaian pada beberapa karakter pendukung, seperti perubahan nama atau perluasan peran.
Pendekatan di Era Digital
Serial TV Carrie ini akan mengintegrasikan elemen kontemporer seperti perundungan siber dan dampak media sosial, yang hanya disentuh sekilas dalam film adaptasi tahun 2013.
Dengan perkembangan teknologi dan budaya digital, apalagi dengan semakin masifnya pemanfaatan AI, serial ini dapat menyoroti bagaimana perundungan di era digital dapat memperburuk tekanan psikologis pada Carrie.
Akan lebih menarik lagi jika kekuatan telekinesis Carrie ternyata juga berkembang seiring dengan teknologi. Mungkin Carrie tidak hanya dapat menggerakkan benda-benda, tetapi juga “berkomunikasi” dengan perangkat teknologi. Ini bisa saja membuatnya memiliki kekuatan mechanokinesis atau technopathy.
Gaya Naratif dan Visual Flanagan
Flanagan dikenal karena pendekatan horor psikologis yang emosional dan atmosferik. Berbeda dengan film adaptasi tahun 1976 yang mengandalkan horor visual atau film adaptasi tahun 2013 yang lebih artistik dalam adegan klimaks, serial ini dapat menyeimbangkan ketegangan psikologis dan elemen supernatural.
Dengan sentuhan Flanagan, dijamin Anda akan merasakan kengeriannya yang mendalam, membuat Anda terpaku di tempat duduk.
Sudah siap menantikan perilisan Serial TV Carrie yang digarap oleh Mike Flanagan ini?
Ringkasan
Novel horor “Carrie” karya Stephen King akan diadaptasi menjadi serial televisi oleh Mike Flanagan untuk Amazon MGM Studios. Serial ini akan berpusat pada Carrietta White, seorang remaja dengan kekuatan telekinesis yang melancarkan balas dendam atas perundungan kejam. Mike Flanagan sendiri dikenal atas kesuksesannya dalam mengadaptasi karya-karya Stephen King dan serial horor populer lainnya.
Serial delapan episode ini direncanakan memulai produksi pada musim panas 2025, dengan Summer H. Howell memerankan Carrie White. Adaptasi ini akan mengeksplorasi perundungan dan kehancuran komunitas di era digital, memanfaatkan format serial untuk pengembangan karakter yang lebih mendalam, serta menghadirkan gaya horor psikologis khas Flanagan.
Penulis: Santika Reja
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: Juni 7, 2025