NEWS TANGERANG– Mataram, Jumat (29/8/2025) – Misteri di balik kematian Brigadir Esco Faska Rely, seorang anggota kepolisian, di Lombok Barat perlahan mulai terkuak. Setelah serangkaian penyelidikan intensif, pihak berwajib kini menemukan indikasi kuat adanya tindak pidana penganiayaan yang menjadi penyebab tewasnya korban. Ngerinya, Brigadir Esco ditemukan tak bernyawa di area kebun warga Desa Jembatan Gantung.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda NTB, Kombes Syarif Hidayat, mengonfirmasi temuan awal yang bikin geger ini. "Iya, untuk sementara ini indikasinya mengarah pada penganiayaan yang mengakibatkan Brigadir Esco meninggal," ujarnya saat ditemui di Mataram. Pernyataan tersebut bukan tanpa dasar, melainkan merujuk pada hasil autopsi jenazah Brigadir Esco yang dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram.
Indikasi Penganiayaan Berat Terkuak
Hasil autopsi menjadi petunjuk penting yang mengarahkan penyidik pada dugaan penganiayaan. Ini bukan sekadar kasus biasa, karena indikasi penganiayaan berat ini bisa berujung pada jerat Pasal 351 ayat (3) KUHP, tentang penganiayaan yang mengakibatkan kematian. Pihak kepolisian tak main-main dalam menelusuri setiap detailnya.
Penyelidikan saat ini masih fokus pada pengumpulan bukti-bukti yang kuat. Setiap petunjuk, sekecil apapun, akan dianalisis untuk membangun konstruksi kasus yang utuh. Tujuannya jelas, agar pelaku bisa segera diidentifikasi dan mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Pembunuhan Berencana? Polisi Tak Tutup Kemungkinan
Tak hanya berhenti pada dugaan penganiayaan, Kombes Syarif Hidayat juga menegaskan bahwa pihaknya turut menelusuri kemungkinan adanya pidana yang lebih berat, yakni pembunuhan berencana. Pasal 340 KUHP, yang mengatur tentang pembunuhan berencana, menjadi salah satu pasal yang didalami dalam kasus ini.
"Iya, untuk (pembunuhan) berencana itu, masih kami dalami juga," tegas Syarif. Pernyataan ini menunjukkan bahwa kepolisian melihat kasus ini dengan sangat serius, tidak menutup kemungkinan adanya motif dan perencanaan di balik kematian tragis Brigadir Esco. Penyelidikan masih dalam tahap mencari peran pelaku dan motif di baliknya.
Jejak Digital Jadi Kunci: HP Korban Dibedah Tim Labfor
Dalam upaya mengungkap tabir misteri ini, polisi tak hanya mengandalkan bukti fisik. Jejak digital menjadi salah satu harapan besar untuk menemukan titik terang. Handphone atau telepon seluler milik Brigadir Esco yang turut ditemukan di lokasi penemuan jenazah, kini menjadi fokus utama penyelidikan.
Polda NTB yang membantu Polres Lombok Barat dalam penanganan kasus ini, meminta dukungan khusus dari Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Bareskrim Polri. Mereka akan "membedah" handphone Brigadir Esco untuk meretas dan menganalisis data-data di dalamnya. Gak habis pikir, jejak digital bisa jadi kunci penting yang mengungkap siapa dalang di balik semua ini.
Hasil peretasan handphone ini nantinya akan disesuaikan kembali dengan keterangan para saksi yang sudah diperiksa. "Peretasan handphone ini nantinya akan kami sesuaikan dengan keterangan saksi. Kabarnya hari ini analisis handphone almarhum," jelas Syarif, menunjukkan bahwa proses ini sedang berjalan intensif. Data dari ponsel diharapkan bisa membuka tabir komunikasi terakhir korban atau petunjuk penting lainnya.
Anjing Pelacak Dikerahkan, Cari Bukti di TKP
Selain teknologi canggih, metode konvensional yang tak kalah penting juga dikerahkan. Pihak kepolisian menggunakan anjing pelacak guna melacak bukti-bukti lain di lokasi penemuan jasad. Anjing pelacak dikenal memiliki indra penciuman yang tajam, sangat berguna untuk menemukan jejak atau barang bukti yang mungkin terlewat oleh mata telanjang.
Penggunaan anjing pelacak ini merupakan bagian dari upaya menyeluruh kepolisian untuk memastikan tidak ada satu pun petunjuk yang terlewat. Setiap sudut lokasi kejadian diperiksa dengan cermat, berharap menemukan kepingan puzzle yang bisa menyempurnakan gambaran kejadian tragis ini.
Kronologi Penemuan Jasad yang Bikin Geger
Jasad Brigadir Esco kali pertama ditemukan oleh warga sekitar lokasi pada Minggu, 24 Agustus, sekitar pukul 11.30 Wita. Kondisi penemuan jasad yang bikin syok itu membuat geger seluruh warga Dusun Nyiur Lembang Dalem, Desa Jembatan Gantung. Korban ditemukan dalam keadaan terlentang, dengan leher terjerat tali yang terikat pada sebatang pohon kecil.
Informasi mengenai penemuan jasad ini dengan cepat menyebar di tengah masyarakat, hingga akhirnya sampai ke telinga pihak kepolisian. Petugas segera merespons laporan tersebut, bergerak cepat ke lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengevakuasi jasad Brigadir Esco.
Identitas Terungkap dari Barang Pribadi
Pada saat olah TKP, identitas Brigadir Esco berhasil terungkap dari barang-barang yang melekat pada dirinya. Pakaian yang dikenakan, handphone, jam tangan, hingga kunci kendaraan roda dua yang ditemukan dalam kantong celananya menjadi petunjuk awal yang sangat penting. Barang-barang pribadi ini membantu petugas mengidentifikasi korban dengan cepat.
Dilansir situs VIVA, penemuan barang-barang ini sangat krusial dalam tahap awal penyelidikan. Ini memberikan titik tolak bagi kepolisian untuk mulai menelusuri latar belakang korban dan lingkaran pergaulannya. Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan intensif, dan publik menanti kejelasan siapa dalang di balik kematian Brigadir Esco yang penuh misteri ini.
Penulis: Dyandra
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: Oktober 4, 2025