Seedbacklink affiliate
Hukum  

Bikin Geger! Nadiem Makarim Kembali Terseret di Kasus Korupsi Google Cloud, Apa Kata KPK?

Nadiem Makarim bersama dua orang pria berjalan di dalam gedung, terlihat santai.
Nadiem Makarim berpotensi dimintai keterangan terkait dugaan korupsi Google Cloud.
banner 120x600

NEWS TANGERANG– Jumat, 5 September 2025 – 08:00 WIB

Drama korupsi di lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sepertinya belum akan usai. Kali ini, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengumumkan langkah serius terkait dugaan korupsi pengadaan Google Cloud di kementerian tersebut.

Ketua KPK, Setyo Budiyanto, menegaskan bahwa pihaknya siap berkoordinasi erat dengan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung. Kolaborasi ini menjadi krusial, terutama jika keterangan dari mantan Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim, sangat dibutuhkan dalam penyelidikan.

"Koordinasi dengan Jampidsus, dan dengan para penyidiknya kalau memang ada proses," kata Setyo, Jumat, 5 September 2025. Pernyataan ini sontak menarik perhatian publik, mengingat nama Nadiem Makarim bukanlah sosok sembarangan.

Nadiem Makarim: Dari Inovator ke Pusaran Kasus Korupsi?

Nama Nadiem Makarim sebelumnya dikenal sebagai ikon inovasi teknologi, pendiri Gojek, yang kemudian dipercaya memimpin Kemendikbudristek. Namun, kini ia justru berulang kali terseret dalam pusaran kasus dugaan korupsi yang mengguncang kementerian yang pernah dipimpinnya.

Situasi Nadiem saat ini cukup pelik. Ia ternyata sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung dalam kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook di Kemendikbudristek periode 2019-2022. Kasus ini telah lebih dulu mencuat dan menyita perhatian publik.

Dengan statusnya sebagai tersangka di kasus Chromebook, keterlibatannya dalam kasus Google Cloud menjadi sorotan tajam. Bagaimana mungkin seorang mantan menteri bisa terlibat dalam dua kasus korupsi besar sekaligus di kementerian yang sama?

Kenapa Google Cloud Jadi Sorotan KPK?

Kasus dugaan korupsi pengadaan Google Cloud di Kemendikbudristek ini masih dalam tahap penyelidikan oleh KPK. Ini berarti, KPK sedang mengumpulkan bukti-bukti awal untuk menentukan apakah ada indikasi kuat tindak pidana korupsi yang terjadi.

Pengadaan layanan komputasi awan (cloud computing) seperti Google Cloud sejatinya sangat penting di era digital. Namun, proyek semacam ini juga rentan terhadap praktik korupsi, mulai dari mark-up harga, pengadaan fiktif, hingga penunjukan vendor yang tidak transparan.

KPK tentu ingin memastikan bahwa setiap rupiah uang negara yang digunakan untuk proyek teknologi vital ini benar-benar dimanfaatkan secara optimal dan bebas dari praktik rasuah. Apalagi, ini menyangkut sektor pendidikan yang menjadi tulang punggung masa depan bangsa.

Sinergi KPK dan Kejagung: Demi Keadilan

Koordinasi antara KPK dan Jampidsus Kejaksaan Agung menjadi kunci dalam menangani kasus yang melibatkan nama besar seperti Nadiem Makarim. Sinergi ini diperlukan untuk menghindari tumpang tindih penyelidikan dan memastikan efisiensi penegakan hukum.

Ketua KPK Setyo Budiyanto menekankan pentingnya kerja sama ini. Apabila Nadiem Makarim harus dimintai keterangan terkait kasus Google Cloud, sementara ia sudah menjadi tersangka di kasus Chromebook yang ditangani Kejagung, maka koordinasi mutlak diperlukan.

Tujuannya jelas, agar proses hukum berjalan lancar, bukti-bukti dapat saling melengkapi, dan tidak ada celah bagi pelaku untuk lolos dari jerat hukum. Ini juga menunjukkan komitmen kedua lembaga dalam memberantas korupsi secara menyeluruh.

Rentetan Pemeriksaan Saksi Kunci

Meskipun masih dalam tahap penyelidikan, KPK sudah bergerak cepat mengumpulkan informasi. Sejumlah pihak telah dimintai keterangan terkait kasus dugaan korupsi pengadaan Google Cloud ini.

Pada 30 Juli 2025, mantan Staf Khusus Mendikbudristek, Fiona Handayani, menjadi salah satu saksi yang diperiksa. Keterangannya tentu sangat penting, mengingat posisinya yang dekat dengan Nadiem Makarim saat menjabat.

Tak hanya itu, KPK juga memanggil nama-nama besar dari ekosistem teknologi. Mantan Komisaris GoTo, Andre Soelistyo, dan mantan Direktur GoTo, Melissa Siska Juminto, turut dimintai keterangan pada 5 Agustus 2025.

Pemeriksaan para petinggi GoTo ini menimbulkan pertanyaan besar di benak publik. Apakah ada keterkaitan antara pengadaan Google Cloud dengan ekosistem GoTo yang notabene merupakan "rumah" Nadiem Makarim sebelumnya?

Puncaknya, Nadiem Makarim sendiri telah dimintai keterangan oleh KPK pada 7 Agustus 2025. Meskipun saat itu statusnya masih sebagai saksi dalam kasus Google Cloud, namun pemeriksaan ini tentu menjadi momen krusial bagi KPK untuk menggali informasi langsung darinya.

Implikasi Besar untuk Pendidikan Indonesia

Kasus dugaan korupsi ini bukan sekadar tentang angka dan nama-nama besar. Lebih dari itu, ia memiliki implikasi serius terhadap masa depan pendidikan di Indonesia. Dana yang seharusnya dialokasikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, justru diduga diselewengkan.

Pengadaan teknologi seperti Google Cloud dan laptop Chromebook seharusnya menjadi jembatan bagi siswa dan guru untuk mengakses pendidikan yang lebih baik di era digital. Jika proyek-proyek ini diwarnai korupsi, maka yang dirugikan adalah jutaan anak bangsa.

KPK dan Kejaksaan Agung memiliki tanggung jawab besar untuk mengungkap tuntas kasus ini. Transparansi dan akuntabilitas adalah kunci untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap lembaga negara, terutama di sektor pendidikan yang vital ini.

Publik menanti bagaimana kelanjutan dari drama korupsi berlayer-layer di Kemendikbudristek ini. Apakah Nadiem Makarim akan menghadapi konsekuensi hukum yang lebih berat? Hanya waktu dan proses hukum yang akan menjawabnya.

Penulis: Dyandra

Editor: Santika Reja

Terakhir disunting: September 26, 2025

Promo Akad Nikah Makeup