NEWS TANGERANG– Sebuah video yang bikin geleng-geleng kepala mendadak jadi perbincangan hangat di berbagai platform media sosial. Rekaman yang viral ini menampilkan momen tak terduga: seorang anggota polisi justru menyarankan warga untuk melepaskan maling motor yang sudah berhasil mereka tangkap. Kejadian yang disebut berlangsung di wilayah Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, ini sontak memicu beragam reaksi, mulai dari kebingungan hingga kemarahan publik yang "auto ngamuk".
Video berdurasi singkat itu pertama kali diunggah oleh akun Instagram @lbj_jakarta dan langsung menyebar dengan cepat. Di dalamnya, terlihat seorang polisi yang mengenakan kaos bertuliskan "Polri" sedang berdebat sengit dengan beberapa warga. Dengan nada yang cukup santai, ia meminta agar maling yang sudah diamankan itu tidak perlu dibawa ke kantor polisi. "Gak usah dibawa ke kita," ucap polisi tersebut, yang langsung terekam jelas dan menjadi sorotan utama.
Pernyataan itu sontak membuat warga yang ada di lokasi kejadian kebingungan dan merasa heran luar biasa. Mereka yang sudah bersusah payah, bahkan mungkin mempertaruhkan keselamatan, untuk meringkus pelaku kejahatan, kini dihadapkan pada saran yang tak masuk akal. Salah seorang perekam video bahkan langsung menanyakan kejelasan nasib si maling. "Terus dibawa kemana pak?" tanyanya, mewakili rasa penasaran dan frustrasi banyak orang.
Jawaban sang polisi pun tak kalah mengejutkan dan bikin "gak habis fikir". "Sudah lepasin lagi. Sekarang kalau kalian bawa tapi nggak buat LP (laporan polisi) buat apa," jawabnya enteng. Penjelasan ini, alih-alih menenangkan, justru makin membuat warga pusing tujuh keliling. Mereka merasa seolah upaya mereka menangkap maling menjadi sia-sia jika ujung-ujungnya disuruh melepaskan begitu saja.
Netizen Beraksi: Dari Bingung Sampai Auto Ngamuk!
Tak butuh waktu lama, video ini langsung jadi buah bibir dan memicu badai komentar di dunia maya. Netizen di berbagai platform media sosial "auto ngamuk" dan melontarkan kritik pedas. Banyak yang mempertanyakan logika di balik saran polisi tersebut, mengingat warga sudah berani dan berhasil menangkap pelaku kejahatan yang meresahkan.
Komentar-komentar seperti "Dih, kok gitu sih pak? Udah capek-capek nangkap malah disuruh lepasin?" atau "Ngerinya kalau gini, warga jadi males lapor polisi lagi" membanjiri kolom komentar. Banyak juga yang merasa prihatin dengan citra kepolisian yang bisa tercoreng akibat insiden ini. Kepercayaan publik terhadap penegakan hukum, terutama dalam kasus kejahatan jalanan seperti pencurian motor, memang sangat krusial dan mudah terkikis.
Fenomena "maling motor" sendiri sudah menjadi momok menakutkan bagi masyarakat, terutama di daerah padat penduduk seperti Bekasi. Warga seringkali merasa tidak aman dan khawatir kehilangan aset berharga mereka. Oleh karena itu, ketika ada upaya penangkapan pelaku, harapan akan keadilan dan penegakan hukum yang tegas sangat tinggi.
Kapolres Turun Tangan: Minta Maaf dan Beri Klarifikasi Cepat
Melihat kehebohan yang terjadi dan potensi rusaknya kepercayaan publik, Kapolres Metro Bekasi Kota, Komisaris Besar Polisi Mustofa, tak tinggal diam. Ia segera angkat bicara dan menyampaikan permohonan maaf atas ucapan anak buahnya yang dianggap kurang tepat dan menimbulkan kesalahpahaman yang meluas. "Jadi memang pada saat penyerahan itu mungkin ada penyampaian yang kurang pas daripada anggota," kata Mustofa, mencoba meluruskan situasi yang sudah terlanjur panas.
Mustofa menjelaskan bahwa meski ada insiden penyampaian yang kurang pas, secara umum, prosedur penanganan kasus tetap berjalan sesuai koridor hukum. Ia memastikan bahwa tersangka dan barang bukti langsung ditangani dan dibuatkan laporan polisi (LP) tanpa penundaan. Pernyataan ini diharapkan bisa meredakan kekhawatiran dan kemarahan publik yang sempat memuncak.
Kapolres juga menekankan pentingnya komunikasi yang jelas dan profesional dari setiap anggota kepolisian. Insiden ini menjadi pengingat bahwa setiap kata yang terucap di depan publik memiliki dampak besar, terutama dalam situasi yang melibatkan penegakan hukum dan kejahatan.
Nasib Maling Motor: Tetap Diproses Hukum, Anti Lepas!
Kapolres Mustofa dengan tegas membantah isu bahwa maling motor tersebut dilepaskan begitu saja. Ia memastikan, maling motor yang sempat jadi pemicu perdebatan itu kini telah ditetapkan sebagai tersangka dengan inisial YI. Pelaku berhasil ditangkap saat berusaha mencuri motor jenis Vario di wilayah Cikarang Utara, sebuah fakta yang membuktikan bahwa proses hukum tetap berjalan.
"Makanya tadi untuk membuktikan bahwa perkara itu dijalankan, saya rilis. Saya buktikan bahwa tidak ada melepaskan tersangka. Semua kita proses sesuai hukum," tegas Mustofa. Pernyataan ini sekaligus menjadi bukti nyata komitmen kepolisian dalam menindaklanjuti setiap laporan kejahatan, tanpa pandang bulu atau kompromi. Ini penting untuk mengembalikan rasa percaya masyarakat.
Mustofa menambahkan, pihak kepolisian tidak akan main-main dalam menangani kasus kejahatan jalanan, termasuk pencurian motor yang sangat meresahkan masyarakat. Ia ingin memastikan bahwa setiap pelaku kejahatan akan mendapatkan ganjaran setimpal sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia, demi terciptanya rasa aman bagi seluruh warga.
Komitmen Polri: Jaminan 100 Persen, Tak Ada Toleransi!
Kapolres Mustofa kembali menegaskan komitmennya untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah hukumnya. Ia meminta maaf sekali lagi atas kesalahpahaman yang terjadi akibat ucapan anggotanya. "Mohon maaf atas kesalahpahaman yang disampaikan anggota saya," ujarnya dengan nada penyesalan.
Namun, ia juga memberikan jaminan 100 persen kepada masyarakat bahwa tersangka dan barang bukti kini sudah berada di kantor polisi dan sedang dalam proses hukum. "Tapi saya menjamin 100 persen, tersangka dan barang bukti sudah ada di kantor," pungkasnya, memberikan kepastian yang sangat dibutuhkan publik setelah insiden yang sempat bikin heboh ini.
Insiden ini menjadi pelajaran berharga bagi seluruh anggota kepolisian untuk lebih berhati-hati dalam berkomunikasi dan bertindak di depan publik. Transparansi, profesionalisme, dan kejelasan informasi adalah kunci untuk menjaga kepercayaan publik. Semoga kejadian serupa tidak terulang lagi di masa mendatang, dan sinergi antara masyarakat serta aparat penegak hukum semakin kuat demi keamanan bersama.
Penulis: Dyandra
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: Oktober 1, 2025