NEWS TANGERANG– Warga Lippo Karawaci, Kota Tangerang, baru-baru ini dibuat heboh dengan aksi pencurian yang super nekat dan berani. Sebuah rumah mewah yang sedang kosong mendadak jadi sasaran empuk kawanan warga negara asing (WNA) asal Tiongkok. Tak tanggung-tanggung, mereka berhasil menggondol harta senilai Rp4,5 miliar, membuat kerugian yang fantastis bagi pemiliknya.
Kejadian ini bukan sekadar pencurian biasa, melainkan sebuah drama kejahatan terencana yang nyaris sempurna. Aksi ini terjadi pada 25 Agustus 2025 lalu, meninggalkan jejak kekagetan dan pertanyaan besar di benak banyak orang. Bagaimana bisa sekelompok orang asing begitu berani melakukan kejahatan sebesar ini di tengah kota metropolitan?
Aksi Nekat di Tengah Malam
Semua bermula dari sebuah perencanaan matang yang dilakukan para pelaku. Mereka memilih untuk menginap di sebuah hotel di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat, sebagai markas sementara. Dari sana, mereka mulai melakukan pengintaian dan memilih target secara acak, menunjukkan betapa profesionalnya sindikat ini dalam beraksi.
Rumah mewah di Lippo Karawaci yang kebetulan sedang kosong menjadi pilihan mereka. Setelah target dipastikan, para pelaku bergerak di bawah lindungan kegelapan malam. Dengan cekatan, mereka memanjat pagar tinggi, merusak pintu utama, dan menyelinap masuk ke dalam rumah bak hantu.
Suasana sepi dan gelap menjadi teman setia mereka dalam melancarkan aksinya. Mereka menjelajahi setiap sudut rumah, mencari barang berharga yang bisa dibawa kabur. Fokus utama mereka adalah brankas yang diduga menyimpan harta karun milik pemilik rumah.
Modus Licik Berujung Petaka
Kawanan pencuri ini tak hanya sekadar masuk. Mereka bahkan berhasil menembus hingga ke kamar lantai dua, lokasi di mana brankas itu tersimpan. Dengan peralatan yang sudah disiapkan, mereka merusak brankas tersebut, membuka paksa isinya yang berharga.
Dari dalam brankas, mereka berhasil membawa kabur berbagai macam harta. Mulai dari logam mulia yang berkilauan, uang tunai dalam mata uang rupiah dan dolar, hingga perhiasan-perhiasan mewah yang tak ternilai harganya. Total kerugian yang dialami korban mencapai angka Rp4,5 miliar, sebuah jumlah yang membuat siapapun tercengang.
"Pelaku berhasil masuk hingga ke kamar lantai dua. Mereka merusak brankas dan membawa kabur logam mulia, uang tunai dalam rupiah dan dolar, serta perhiasan dengan total kerugian Rp4,5 miliar," terang Kapolres Metro Tangerang Kota, Komisaris Besar Polisi Raden Muhammad Jauhari, pada Rabu, 10 September 2025, menjelaskan detail kejahatan tersebut. Pernyataan ini menegaskan betapa terorganisirnya aksi pencurian ini.
Detik-detik Pelarian yang Gagal
Setelah berhasil menguras habis harta korban, kawanan pencuri itu tidak membuang waktu. Mereka bergegas kabur dari lokasi kejadian, berusaha menghilangkan jejak secepat mungkin. Rencana mereka selanjutnya adalah melarikan diri dari Indonesia.
Mereka naik taksi menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada tengah malam. Tiket pesawat tujuan Shanghai sudah di tangan, seolah-olah mereka akan berhasil lolos begitu saja. Namun, nasib berkata lain. Rencana pelarian yang sudah disusun rapi itu ternyata sudah tercium oleh pihak kepolisian.
Polisi yang sudah mengendus pergerakan mereka langsung bergerak cepat. Tim khusus diterjunkan untuk mengejar para pelaku hingga ke bandara. Drama penangkapan pun terjadi di area bandara, tepat saat dua dari tiga pelaku hendak naik pesawat.
Perburuan Lintas Negara
Dua pelaku berhasil diringkus di bandara: Feng Shangwei (49) dan Huang Xiaobo (39). Keduanya tak bisa berkutik saat polisi mengepung mereka, mengakhiri petualangan kejahatan mereka di Indonesia. Namun, ada satu nama yang berhasil lolos dari jaring penangkapan.
Satu rekan mereka berinisial CW (40) sudah lebih dulu terbang ke Tiongkok. Keberhasilannya melarikan diri menambah kompleksitas kasus ini, mengubahnya menjadi perburuan lintas negara. Polisi tidak menyerah begitu saja.
Saat ini, Polri bekerja sama dengan Divisi Hubungan Internasional (Divhubinter) dan Interpol untuk memburu buronan tersebut. Kerja sama internasional ini menunjukkan keseriusan pihak berwenang dalam memberantas kejahatan transnasional dan memastikan semua pelaku menerima ganjaran setimpal. Perburuan CW menjadi prioritas, memastikan keadilan ditegakkan.
Ancaman Hukuman Berat Menanti
Kedua pelaku yang tertangkap, Feng Shangwei dan Huang Xiaobo, kini telah ditahan di Markas Polres Metro Tangerang Kota. Mereka harus mempertanggungjawabkan perbuatan mereka di mata hukum. Proses penyelidikan lebih lanjut terus dilakukan untuk mengungkap jaringan dan modus operandi mereka secara keseluruhan.
"Kedua pelaku yang tertangkap sudah ditahan di Mapolres Metro Tangerang Kota dan dijerat Pasal 363 KUHP dengan ancaman tujuh tahun penjara," tegas Kombes Pol Raden Muhammad Jauhari. Ancaman hukuman yang berat ini diharapkan dapat memberikan efek jera bagi pelaku kejahatan serupa.
Kasus ini menjadi peringatan keras bagi siapa saja yang berniat melakukan tindak kriminal, terutama yang melibatkan warga negara asing. Aparat penegak hukum tidak akan tinggal diam dan akan terus berupaya keras untuk mengungkap dan menindak tegas para pelaku, demi menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Kejahatan lintas negara tidak akan pernah luput dari pantauan.
Pencurian ini juga menjadi pengingat bagi para pemilik rumah mewah, terutama yang sering bepergian, untuk meningkatkan sistem keamanan. Memastikan rumah tidak kosong terlalu lama atau memasang sistem pengamanan canggih bisa menjadi langkah preventif penting. Kejadian ini membuktikan bahwa kejahatan bisa mengintai kapan saja dan di mana saja, bahkan di kawasan perumahan elit sekalipun.
Kisah pencurian Rp4,5 miliar di Lippo Karawaci ini bukan hanya tentang kerugian materi, tetapi juga tentang drama, ketegangan, dan kerja keras aparat kepolisian. Dari aksi nekat di tengah malam hingga drama penangkapan di bandara, semua elemen ini menjadikan kasus ini sangat menarik perhatian publik. Semoga buronan yang lolos segera tertangkap dan keadilan dapat sepenuhnya ditegakkan.
Penulis: Dyandra
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: September 24, 2025