Seedbacklink affiliate
Hukum  

Geger Pacitan! Pelaku Pembunuhan Sadis Ditemukan Tewas Membusuk di Hutan, Kasus Auto Gugur?

Petugas mengevakuasi jenazah terbungkus kantong kuning dari sebuah bangunan di lokasi kejadian.
Petugas mengevakuasi jenazah dari lokasi kejadian. Kepolisian tengah melakukan penyelidikan mendalam atas kasus ini.
banner 120x600

NEWS TANGERANG– Warga Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Pacitan, Jawa Timur, kembali dibuat geger. Sebuah penemuan mayat laki-laki yang sudah membusuk di tengah hutan pada Kamis siang, 25 September 2025, mengguncang ketenangan desa. Jenazah tersebut diduga kuat adalah Arif Setiawan (AS), sosok yang selama ini diburu polisi atas kasus pembunuhan dan pembacokan sadis terhadap satu keluarga mantan istrinya.

Penemuan ini menjadi titik terang sekaligus akhir dari drama pelarian panjang sang pelaku. Masyarakat Pacitan yang sempat dihantui rasa cemas akhirnya bisa bernapas lega, meski dengan akhir yang tak terduga dan penuh misteri. Bagaimana kronologi penemuan jasad yang bikin heboh ini?

Bau Menyengat Ungkap Misteri di Hutan Arjosari

Kisah penemuan mayat ini bermula dari bau busuk menyengat yang tercium warga di sekitar kawasan hutan Temon. Bau tak sedap itu begitu kuat, mengusik aktivitas sehari-hari dan memicu kecurigaan. Warga setempat, yang sudah beberapa hari terakhir merasa resah, mulai berinisiatif melakukan pencarian.

Dipimpin oleh Babinsa TNI Koramil Arjosari, tim pencari menyisir area hutan yang cukup lebat dan terjal. Mereka bergerak hati-hati, mengikuti arah bau busuk yang semakin pekat. Setelah beberapa jam menyusuri semak belukar dan pepohonan, pandangan mereka tertuju pada sebuah jurang.

Di dasar jurang yang curam itu, sekitar satu kilometer dari lokasi kejadian pembunuhan sebelumnya, tergeletaklah sesosok jasad. Kondisinya sudah membusuk parah, menunjukkan bahwa ia telah meninggal dunia beberapa waktu lalu. "Awalnya tercium bau tidak sedap, setelah ditelusuri ternyata ada mayat di jurang," ungkap Budi Siswoyo, salah satu warga yang ikut dalam pencarian, kepada sebuah situs berita pada Kamis (25/9/2025).

Penemuan jasad ini sontak membuat suasana hening hutan berubah menjadi kepanikan dan rasa penasaran yang mendalam. Kabar ini dengan cepat menyebar ke seluruh desa, memicu kerumunan warga yang ingin tahu lebih banyak. Aparat kepolisian pun segera dihubungi untuk menangani temuan tak terduga ini.

Identitas Terkuak: Luka Sayatan dan Pakaian Jadi Kunci

Tim Inafis Polres Pacitan segera tiba di lokasi penemuan untuk melakukan evakuasi dan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) secara menyeluruh. Proses evakuasi jasad yang sudah membusuk dari dasar jurang bukan perkara mudah, membutuhkan kehati-hatian ekstra dan peralatan khusus. Setelah berhasil diangkat, jenazah kemudian dibawa ke RSUD dr. Darsono Pacitan untuk menjalani autopsi.

Autopsi menjadi langkah krusial untuk mengungkap identitas korban dan penyebab kematiannya. Kondisi jenazah yang sudah membusuk tentu menyulitkan proses identifikasi awal. Namun, tim medis dan kepolisian bekerja keras mengumpulkan setiap petunjuk yang ada.

Dari hasil pemeriksaan medis yang teliti, ditambah dengan keterangan valid dari pihak keluarga, dugaan kuat akhirnya terkonfirmasi. Jasad tersebut memang benar Arif Setiawan, pelaku pembunuhan yang selama ini menjadi buronan. Luka sayatan khas di tangan serta pakaian yang dikenakan pada jenazah identik dengan ciri-ciri pelaku yang sebelumnya berhasil kabur dari kejaran aparat. Ini menjadi bukti kuat yang tak terbantahkan.

Mengingat Kembali Tragedi Berdarah 20 September

Penemuan jasad Arif Setiawan ini tak bisa dilepaskan dari insiden berdarah yang menggemparkan Pacitan pada 20 September 2025 lalu. Kala itu, Arif diduga nekat menyerang satu keluarga mantan istrinya dengan brutal, menyebabkan korban luka parah bahkan meninggal dunia. Tragedi ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban dan seluruh masyarakat.

Sejak insiden itu, Arif Setiawan langsung ditetapkan sebagai buronan utama. Aparat kepolisian melancarkan pencarian besar-besaran, menyisir setiap sudut kota dan desa, namun ia seolah lenyap ditelan bumi. Warga Temon hidup dalam ketakutan selama beberapa hari, menunggu pelaku tertangkap agar keadilan bisa ditegakkan.

Berbagai spekulasi sempat muncul terkait keberadaan Arif. Ada yang menduga ia kabur ke luar kota, ada pula yang berpendapat ia bersembunyi di hutan. Penemuan jasadnya di jurang hutan ini seolah menjadi babak akhir dari pelarian panjang sang pelaku, sekaligus menjawab teka-teki yang selama ini menghantui warga.

Kapolres Pacitan Angkat Bicara: Proses Hukum Otomatis Gugur

Kapolres Pacitan, AKBP Ayub Diponegoro Azhar, segera memberikan konfirmasi resmi terkait identitas jasad yang ditemukan. "Berdasarkan hasil autopsi dan keterangan keluarga, jasad yang ditemukan adalah benar Arif Setiawan, pelaku pembunuhan di Desa Temon," tegasnya saat dihubungi awak media. Konfirmasi ini sekaligus mengakhiri spekulasi yang beredar di masyarakat dan memberikan kepastian.

Dengan meninggalnya Arif Setiawan, proses hukum terhadap dirinya secara otomatis gugur demi hukum. Ini adalah konsekuensi hukum yang berlaku ketika seorang tersangka meninggal dunia sebelum kasusnya disidangkan atau diputuskan. Artinya, penyelidikan dan penuntutan pidana terhadapnya tidak akan dilanjutkan ke meja hijau.

Situasi ini tentu menimbulkan berbagai reaksi. Bagi sebagian orang, ini mungkin dianggap sebagai "keadilan" yang datang dengan caranya sendiri. Namun, bagi keluarga korban, ini bisa jadi meninggalkan rasa hampa, karena pelaku tidak akan pernah menghadapi pengadilan dan mempertanggungjawabkan perbuatannya secara formal.

Jenazah Diserahkan, Kisah Tragis Berakhir?

Kini, jenazah Arif Setiawan disemayamkan sementara di kamar jenazah RSUD dr. Darsono. Setelah semua prosedur medis dan administrasi selesai, jenazah akan diserahkan kepada pihak keluarga di Desa Kayen, Kecamatan Pacitan, untuk dimakamkan. Sebuah akhir yang tragis bagi Arif, dan sekaligus penutup dari salah satu kasus kriminal paling menyita perhatian di Pacitan.

Meskipun kasus hukumnya otomatis gugur, duka mendalam tetap menyelimuti keluarga korban pembunuhan. Mereka kini harus melanjutkan hidup dengan bayang-bayang tragedi, tanpa ada kesempatan untuk melihat pelaku diadili. Penemuan jasad ini menjadi penutup dari drama pelarian seorang pelaku kejahatan serius, sekaligus pengingat akan pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat.

Semoga dengan berakhirnya kasus ini, ketenangan kembali menyelimuti Desa Temon dan seluruh Pacitan. Masyarakat berharap, kejadian serupa tidak akan terulang lagi di masa mendatang, dan keadilan, dalam bentuk apa pun, selalu menemukan jalannya.

Penulis: Dyandra

Editor: Santika Reja

Terakhir disunting: Oktober 3, 2025

Promo Akad Nikah Makeup