NEWS TANGERANG– Kabar terbaru datang dari kasus penganiayaan staf artis Zaskia Adya Mecca yang sempat menggemparkan publik. Oknum anggota TNI Angkatan Darat berinisial Praka NC kini resmi ditahan di Denpom Jaya, menyusul dugaan tindakan brutal yang dilakukannya. Informasi ini disampaikan pada Minggu, 28 September 2025, pukul 18:00 WIB.
Letkol Inf. M. Wirya Arthadiguna, Wakil Kepala Penerangan Kodam (Wakapendam) Jaya, mengonfirmasi penahanan Praka NC. Ia menegaskan bahwa pelaku akan menjalani proses hukum sesuai aturan yang berlaku di Denpom Jaya II/Cijantung. Ini adalah langkah tegas setelah kasus ini menjadi sorotan publik.
Hingga kini, Denpom Jaya belum membeberkan detail kronologi kejadian penganiayaan tersebut secara rinci. Mereka hanya memastikan bahwa seluruh proses hukum sedang berjalan dan akan dituntaskan seadil-adilnya. Pihak Resimen Arhanud 1/F, khususnya Batalyon Arhanud 10, juga terus berkoordinasi untuk menyelesaikan urusan administrasi terkait Praka NC di luar jalur hukum yang sedang ditempuh.
Kronologi Kejadian Mencekam
Kasus ini pertama kali mencuat ke publik setelah Zaskia Adya Mecca sendiri membagikan ceritanya di akun Instagram pribadinya. Ia mengungkapkan detail insiden yang menimpa stafnya, membuat banyak warganet geram dan bersimpati. Unggahan Zaskia dengan cepat menjadi viral, memicu desakan agar pelaku segera ditindak.
Kejadian nahas itu terjadi pada Senin, 22 September 2025, sekitar pukul 07.15 WIB, di area Ampera, Jakarta Selatan. Saat itu, staf Zaskia sedang mengantar salah satu anaknya ke sekolah, menjalankan tugas rutin pagi hari. Suasana pagi yang seharusnya tenang berubah menjadi mencekam dalam sekejap.
Tiba-tiba, sebuah Vespa matik berwarna pink melaju kencang melawan arah, nyaris menabrak motor yang dikendarai staf tersebut. Merasa terancam dan untuk menghindari kecelakaan, korban refleks membunyikan klakson untuk memberi peringatan. Namun, respons dari pengendara Vespa matik itu sungguh di luar dugaan dan sangat brutal.
Pelaku, yang kemudian diketahui adalah Praka NC, tidak terima dengan klakson tersebut. Tanpa basa-basi, ia langsung melakukan penganiayaan sadis terhadap staf Zaskia. Pelaku menginjak leher dan kepala korban berulang kali, bahkan sampai helm yang dikenakan korban hancur berkeping-keping.
Pemandangan mengerikan ini terjadi tepat di depan mata anak Zaskia Mecca yang masih kecil. Saksi mata cilik itu harus menyaksikan kekerasan brutal yang menimpa orang dewasa di hadapannya. Trauma yang mungkin dialami oleh anak tersebut tentu menjadi perhatian serius.
Warga sekitar sempat berupaya mengamankan pelaku setelah melihat kekejaman tersebut. Namun, entah bagaimana, pelaku berhasil melarikan diri dari lokasi kejadian tak lama kemudian. Kepergian pelaku meninggalkan korban dalam kondisi terluka dan syok.
Setelah insiden itu, staf Zaskia segera membuat laporan ke pihak kepolisian. Dari hasil penyelidikan yang intensif, identitas terduga pelaku akhirnya terungkap. Fakta bahwa pelaku adalah seorang anggota TNI mengejutkan banyak pihak dan menambah bobot kasus ini.
Desakan Publik dan Proses Hukum Berlanjut
Keberanian Zaskia Adya Mecca untuk membagikan kisah ini di media sosial menjadi kunci penting dalam kasus ini. Tanpa suaranya, mungkin kasus ini tidak akan mendapat perhatian sebesar ini dan pelaku bisa saja lolos dari jeratan hukum. Unggahannya langsung viral, memicu gelombang kemarahan dan simpati dari ribuan netizen.
Banyak yang mengecam tindakan brutal pelaku, apalagi dilakukan di depan anak kecil yang tidak bersalah. Publik mendesak agar pelaku segera ditangkap dan diproses hukum seadil-adilnya, tanpa pandang bulu. Tekanan dari masyarakat ini tentu menjadi dorongan kuat bagi pihak berwenang untuk bertindak cepat dan transparan.
Trauma yang dialami oleh staf Zaskia, dan terutama anaknya, tentu tidak bisa dianggap remeh. Melihat kekerasan sebrutal itu di usia muda bisa meninggalkan luka psikologis yang mendalam dan berkepanjangan. Proses pemulihan bagi korban dan saksi mata cilik ini akan membutuhkan dukungan penuh dari keluarga dan ahli.
Insiden ini bukan hanya tentang pemukulan, tapi juga tentang rasa aman di jalanan dan integritas aparat. Ketika seseorang yang seharusnya menjadi pelindung justru melakukan kekerasan, kepercayaan publik bisa terkikis. Penting bagi Denpom Jaya untuk tidak hanya memproses hukum, tetapi juga memastikan rehabilitasi bagi korban dan memberikan edukasi kepada anggotanya.
Kasus ini juga menyoroti kembali isu oknum-oknum yang menyalahgunakan seragam atau jabatan mereka untuk bertindak semena-mena. Masyarakat berharap agar institusi TNI dapat terus membersihkan diri dari oknum-oknum yang mencoreng nama baik korps. Transparansi dalam penanganan kasus seperti ini sangat krusial untuk menjaga integritas dan kepercayaan publik.
Pihak Denpom Jaya berjanji akan terus memberikan informasi terbaru seiring berjalannya penyelidikan. Publik menanti kejelasan mengenai motif pelaku dan bagaimana insiden sekecil klakson bisa berujung pada kekerasan fisik yang serius. Kehadiran Praka NC di Denpom Jaya II/Cijantung menjadi awal dari babak baru dalam pencarian keadilan.
Komitmen untuk menegakkan hukum tanpa pandang bulu harus menjadi prioritas utama. Tidak ada tempat bagi kekerasan, apalagi yang dilakukan oleh aparat penegak hukum yang seharusnya mengayomi masyarakat. Kasus staf Zaskia Mecca ini harus menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, bahwa tindakan kekerasan tidak akan ditoleransi.
Diharapkan, proses hukum yang transparan dan adil akan memberikan efek jera yang setimpal bagi pelaku. Selain itu, ini juga akan menjadi jaminan bagi masyarakat bahwa setiap tindakan kekerasan akan ditindak tegas, terlepas dari latar belakang pelakunya. Kita semua menantikan akhir yang adil untuk kasus yang menggemparkan ini, demi terciptanya rasa aman dan keadilan bagi seluruh warga.
Penulis: Dyandra
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: September 28, 2025