NEWS TANGERANG– Sebuah malam yang seharusnya biasa saja berubah menjadi mimpi buruk di kawasan Slipi, Jakarta Barat. Senin, 25 Agustus 2025, sebuah mobil dinas berplat merah mendadak jadi sasaran amuk massa yang brutal. Muhammad Sidik, Lurah Manggarai Selatan, nyaris kehilangan nyawa dalam insiden mencekam ini, hanya karena salah sangka.
Malam Mencekam di Jakarta Barat
Video kejadian ini langsung viral di media sosial, menunjukkan bagaimana kerumunan orang melampiaskan kemarahan pada mobil hitam tersebut. Mobil dinas yang ditumpangi Lurah Sidik dan sopirnya, Asep, dihancurkan tanpa ampun. Pemandangan mengerikan ini membuat banyak warganet terkejut dan bertanya-tanya.
Dalam rekaman yang diunggah akun Instagram @jakartabarat24jam, terlihat jelas bagaimana massa mengepung kendaraan itu. Mereka menghajar bodi mobil dengan tangan kosong, kayu, bahkan mungkin benda tumpul lainnya. Suasana begitu ricuh, dipenuhi teriakan dan kemarahan yang meluap-luap.
Kronologi Horor yang Tak Terduga
Insiden ini bermula saat Lurah Sidik dalam perjalanan pulang dari kantor kelurahan menuju kediamannya di Tanah Abang Dalam. Karena kondisi lalu lintas yang padat merayap, ia memutuskan untuk mengambil jalur alternatif melalui Jalan S. Parman. Namun, nasib buruk menantinya di Bundaran Slipi.
Tiba-tiba, mobil dinasnya dikejar oleh sekelompok massa yang berteriak, "mobil anggota DPR!". Teriakan itu menjadi pemicu utama amuk massa yang tak terkendali. Sopir Asep, dalam kepanikan, berusaha menyelamatkan diri dengan banting setir.
Upaya tersebut justru memperparah keadaan, mobil sempat menabrak gerobak siomay dan sebuah sepeda motor. Namun, massa tidak berhenti, mereka semakin beringas menghantam mobil dinas tanpa henti. Kaca pecah, bodi ringsek, dan suasana semakin mencekam.
Momen Kritis dan Upaya Penyelamatan Diri
Melihat situasi yang sudah tidak terkendali, Lurah Sidik memutuskan untuk keluar dari mobil. Ia berharap bisa menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi, namun justru menjadi sasaran amuk massa. Beruntung, ia dan sopirnya berhasil menemukan celah untuk melarikan diri.
Mereka berdua dengan sigap menyelamatkan diri ke dalam sebuah gang kecil yang sempit. Meski sempat dikejar dan menerima beberapa pukulan, keduanya berhasil lolos dari kerumunan yang marah. Sebuah keberuntungan di tengah situasi yang sangat berbahaya.
Kerugian dan Dampak Insiden
Akibat penyerangan brutal ini, mobil dinas Lurah Manggarai Selatan mengalami kerusakan parah, nyaris tidak berbentuk. Selain kerugian material pada kendaraan, Lurah Sidik juga kehilangan dua unit ponsel kesayangannya. Total kerugian untuk ponsel saja ditaksir mencapai Rp25 juta, ditambah dompet pribadinya yang ikut raib.
Lebih dari sekadar kerugian materi, insiden ini tentu meninggalkan trauma mendalam bagi Lurah Sidik dan sopirnya. Pengalaman dikejar dan nyaris dihakimi massa adalah sesuatu yang sulit dilupakan. Ini menjadi pengingat betapa cepatnya situasi bisa berubah menjadi ancaman serius.
Kesalahpahaman yang Berujung Fatal
Ironisnya, seluruh insiden mengerikan ini terjadi hanya karena kesalahpahaman identitas. Massa mengira mobil berplat merah yang ditumpangi Lurah Sidik adalah milik seorang anggota DPR. Entah apa pemicu kemarahan massa terhadap anggota dewan, namun Lurah Sidik yang tidak bersalah harus menanggung akibatnya.
Plat merah memang sering diasosiasikan dengan pejabat negara, namun tidak semua pejabat adalah anggota DPR. Lurah adalah aparatur sipil negara di tingkat kelurahan, jauh berbeda dengan posisi dan kewenangan anggota legislatif. Kesalahan persepsi ini menunjukkan betapa rentannya seseorang menjadi korban amuk massa tanpa verifikasi yang jelas.
Reaksi dan Kondisi Terkini
Camat Tebet, Dyan Airlangga, yang merupakan atasan langsung Lurah Sidik, membenarkan kejadian tersebut. "Iya, benar adanya kejadian tersebut," ujar Dyan saat dikonfirmasi pada Selasa, 26 Agustus 2025. Ia juga memastikan bahwa kondisi bawahannya dan sopirnya dalam keadaan aman.
"Alhamdulillah, kondisi beliau aman," tambah Dyan, mengungkapkan rasa syukurnya. Meskipun selamat secara fisik, dampak psikologis dari insiden ini tentu tidak bisa diabaikan. Pihak berwenang diharapkan segera mengusut tuntas kasus ini.
Refleksi: Bahaya Amuk Massa dan Pentingnya Verifikasi
Peristiwa di Slipi ini menjadi cerminan nyata dari bahaya amuk massa yang kerap terjadi di masyarakat. Emosi yang memuncak dan kurangnya informasi yang akurat bisa memicu tindakan anarkis yang merugikan banyak pihak. Pentingnya verifikasi informasi sebelum bertindak adalah pelajaran berharga dari insiden ini.
Di era digital seperti sekarang, informasi cepat menyebar, baik yang benar maupun yang salah. Insiden ini mengingatkan kita untuk tidak mudah terprovokasi dan selalu mencari kebenaran sebelum ikut serta dalam keramaian. Amuk massa, apapun alasannya, tidak pernah bisa dibenarkan dan hanya akan menimbulkan kerusakan.
Seruan untuk Waspada dan Bijak Bermedia Sosial
Video viral yang beredar luas menjadi bukti kecepatan penyebaran informasi, namun juga bisa menjadi pedang bermata dua. Pengguna media sosial perlu lebih bijak dalam menyebarkan konten, terutama yang berpotensi memicu emosi publik. Edukasi tentang literasi digital dan bahaya hoaks menjadi sangat krusial.
Investigasi dan Harapan Kedepan
Pihak kepolisian diharapkan segera melakukan penyelidikan mendalam untuk mengidentifikasi pelaku penyerangan. Tindakan anarkis seperti ini tidak bisa dibiarkan begitu saja tanpa ada konsekuensi hukum. Penegakan hukum yang tegas akan memberikan efek jera dan mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang.
Masyarakat juga diharapkan dapat menahan diri dan tidak main hakim sendiri, apapun pemicunya. Dialog dan jalur hukum yang benar harus selalu menjadi prioritas dalam menyelesaikan setiap permasalahan. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan tertib.
Penulis: Dyandra
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: September 27, 2025