NEWS TANGERANG– Jakarta – Kabar mengejutkan datang dari kasus pembunuhan sadis yang mengguncang Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Sopir berinisial SB, yang tega menghabisi nyawa anak majikannya sendiri, dikabarkan meninggal dunia. Kematian pelaku ini sontak menambah teka-teki besar di balik motif kejahatan yang tak habis pikir ini.
Kapolsek Kebayoran Lama, Komisaris Polisi Harnas Prihandito, membenarkan kabar duka tersebut. Pelaku SB menghembuskan napas terakhirnya pada Jumat, 5 September 2025, sekitar pukul 18.30 WIB, di RS Polri. Peristiwa ini terjadi hanya selang beberapa hari setelah aksi keji yang ia lakukan.
Kematian Tragis Pelaku, Motif Terkubur Bersama
Dengan meninggalnya SB, harapan untuk mengungkap motif sebenarnya dari pembunuhan bocah berinisial RAS, 12 tahun, kini pupus. Polisi belum sempat menggali keterangan mendalam dari pelaku. Ini jelas menjadi kendala besar dalam proses penyelidikan yang sedang berjalan.
Tragedi ini membuat publik bertanya-tanya, apa sebenarnya yang melatarbelakangi perbuatan keji tersebut? Rasa penasaran dan keinginan untuk memahami mengapa seorang sopir yang telah dipercaya selama bertahun-tahun bisa berbuat demikian, kini harus terkubur bersama pelaku.
Kronologi Pembunuhan Sadis yang Mengguncang Pondok Pinang
Peristiwa pembunuhan yang mengerikan ini pertama kali mencuat dan viral di media sosial, salah satunya diposting oleh akun Instagram @infopondokpinang. Kejadian berdarah itu disebut terjadi pada Sabtu subuh, 30 Agustus 2025, dan langsung menyita perhatian publik. Banyak yang gak habis pikir dengan kekejian yang terjadi.
Korban, RAS, yang masih duduk di bangku kelas 6 SD, dibunuh dengan cara yang sangat sadis. Lehernya digorok di hadapan kedua orang tuanya sendiri. Ngerinya, kejadian ini berlangsung di rumah mereka, tempat yang seharusnya menjadi zona paling aman bagi seorang anak.
Pelaku SB sendiri diketahui sudah tiga tahun bekerja sebagai sopir di keluarga korban. Hubungan yang terjalin cukup lama ini membuat aksi pembunuhan tersebut terasa semakin menusuk hati. Bagaimana mungkin seseorang yang telah dianggap bagian dari keluarga bisa melakukan tindakan sekeji itu?
Upaya Bunuh Diri dan Akhir Hidup Sang Sopir
Setelah melancarkan aksinya yang keji, SB sempat mencoba mengakhiri hidupnya sendiri. Namun, upaya bunuh diri tersebut berhasil digagalkan. Ia kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis dan menjalani pemeriksaan.
Diduga kuat, kondisi kesehatan pelaku memburuk pasca percobaan bunuh diri tersebut. Hingga akhirnya, pada Jumat malam, ia dinyatakan meninggal dunia. Kematiannya menyisakan banyak tanda tanya besar yang kini mungkin tak akan pernah terjawab.
Misteri Motif yang Tak Terpecahkan
Kini, polisi dihadapkan pada situasi yang pelik. Dengan meninggalnya pelaku utama, motif pembunuhan menjadi misteri yang sangat sulit dipecahkan. Biasanya, keterangan dari pelaku adalah kunci utama untuk mengungkap alasan di balik sebuah kejahatan.
Berbagai spekulasi pun bermunculan di kalangan masyarakat. Apakah ada dendam pribadi? Masalah keuangan? Atau mungkin tekanan psikologis yang tak tertahankan? Semua pertanyaan ini kini hanya bisa menjadi dugaan semata, tanpa ada jawaban pasti dari sang pelaku.
Dampak pada Keluarga Korban dan Proses Hukum
Kematian pelaku tentu saja tidak serta merta mengobati luka mendalam yang dirasakan keluarga korban. Mereka tidak hanya kehilangan putra tercinta dengan cara yang tragis, tetapi juga harus menghadapi kenyataan bahwa motif di balik kematian anaknya mungkin tidak akan pernah terungkap sepenuhnya. Ini sungguh so sad.
Pihak kepolisian saat ini berencana untuk menggali keterangan dari keluarga korban. Namun, proses ini membutuhkan waktu dan kehati-hatian mengingat kondisi psikologis keluarga yang masih sangat trauma. Mereka membutuhkan ruang dan waktu untuk berduka sebelum bisa memberikan keterangan.
Secara hukum, dengan meninggalnya pelaku, kasus pidana yang menjeratnya otomatis gugur. Namun, bagi keluarga, pencarian keadilan dan jawaban atas "mengapa" mungkin akan terus menghantui. Mereka berhak mendapatkan kejelasan, meskipun kini jalan untuk itu menjadi sangat terjal.
Pelajaran dan Harapan dari Tragedi Ini
Tragedi di Pondok Pinang ini menjadi pengingat pahit tentang pentingnya kewaspadaan dan pengenalan karakter orang-orang di sekitar kita, bahkan mereka yang sudah lama dipercaya. Kepercayaan yang dibangun bertahun-tahun bisa hancur dalam sekejap karena tindakan tak terduga.
Meskipun motifnya kini menjadi misteri abadi, semoga keluarga korban dapat menemukan kekuatan untuk melewati masa sulit ini. Dukungan dari lingkungan sekitar dan proses pemulihan trauma menjadi sangat krusial. Kita semua berharap, tidak ada lagi kejadian serupa yang merenggut nyawa tak bersalah dan meninggalkan luka mendalam bagi banyak pihak.
Penulis: Dyandra
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: Oktober 3, 2025