Seedbacklink affiliate
Hukum  

TERBONGKAR! Motif Pembunuhan Kacab Bank BRI Bikin Kaget: Bukan Receh, Tapi Ratusan Miliar!

Foto kolase empat tersangka kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang BRI Cempaka Putih.
Para tersangka dalam kasus pembunuhan Kepala Cabang BRI Cempaka Putih.
banner 120x600

NEWS TANGERANG– Kasus penculikan dan pembunuhan tragis Muhammad Ilham Pradipta (37), Kepala Cabang BRI Cempaka Putih, semakin memanas. Pihak keluarga kini buka suara, menduga motif di balik kejahatan keji ini jauh lebih besar dari sekadar mencari "rekening dormant" yang selama ini disebut-sebut. Kecurigaan ini mengarah pada target rekening bernilai fantastis, bahkan mencapai ratusan miliar rupiah.

Dugaan Motif yang Lebih Besar

Boyamin Saiman, kuasa hukum keluarga korban, dengan tegas menyatakan keraguannya terhadap motif "rekening dormant". Menurutnya, rekening dormant umumnya berisi saldo kecil, seringkali milik pensiunan, yang tidak sebanding dengan risiko kejahatan sebesar ini.

Ia justru melihat indikasi kuat bahwa kelompok pelaku memiliki target yang jauh lebih ambisius. Ada dugaan kuat mereka mengincar rekening dengan nilai sangat besar, yang bisa mencapai angka ratusan miliar rupiah.

Jejak Detektif Partikelir: Modus Lama, Target Baru?

Boyamin tak hanya bicara tanpa dasar. Sebagai "detektif partikelir" yang berpengalaman, ia mengaku telah melakukan penelusuran intensif selama dua hari terakhir. Dari investigasi awal itu, ia menemukan dugaan mengejutkan: kelompok pelaku ini disinyalir pernah sukses membobol bank lain dengan modus serupa, dan nilainya pun tak main-main.

"Saya tidak terlalu percaya soal rekening dormant. Dormant itu biasanya tabungan kecil, misalnya milik pensiunan. Sementara ada indikasi kelompok ini pernah membobol bank lain dengan nilai ratusan miliar," ungkap Boyamin di Polda Metro Jaya, belum lama ini. Oleh karena itu, Boyamin mendesak penyidik agar tidak terpaku pada narasi rekening dormant yang dinilainya terlalu sederhana. Ia berharap penyidikan bisa lebih mendalam, menelusuri kemungkinan adanya jaringan kejahatan perbankan yang lebih besar.

Bagaimana Rekening Raksasa Dibobol?

Jika memang targetnya adalah rekening besar, Boyamin menjelaskan bahwa pola operasinya pasti berbeda jauh. Ini bukan sekadar manipulasi teller, melainkan melibatkan otorisasi pimpinan cabang atau bahkan "orang dalam" bank. Modusnya bisa berupa pemalsuan kuasa atau otorisasi, yang memungkinkan pemindahan dana besar dilakukan dengan cepat dan mulus.

Setelah dana berhasil dipindahkan, biasanya akan ditempatkan di rekening penampungan sebelum akhirnya dilarikan ke luar negeri. "Kalau bekerja dengan orang dalam itu konvensional misalnya memalsu tanda tangan kuasa, untuk underlying bisa memindahkan uang dari rekening yang besar tadi," jelasnya. Ini menunjukkan bahwa kejahatan ini direncanakan dengan sangat matang dan melibatkan pihak yang memahami sistem perbankan.

Petunjuk Penting: Kartu Nama dan Tamu Misterius

Kecurigaan keluarga semakin kuat dengan adanya bukti kecil namun determinan: kartu nama almarhum Muhammad Ilham Pradipta yang ditemukan dalam kepemilikan pelaku. Menurut Boyamin, kartu nama itu bukan "jatuh dari langit", melainkan diberikan langsung oleh almarhum saat menawarkan layanan bisnis, seperti pemasangan EDC atau QRIS, kepada pihak yang dikenalnya. Ini membuktikan adanya komunikasi awal dan bahwa target sudah ditetapkan jauh sebelum aksi penculikan.

Selain itu, ada insiden mencurigakan di kantor cabang. Seorang pelaku disebut pernah datang ke bank dengan alasan ingin membuat ATM, namun tanpa membawa KTP atau memiliki rekening. Yang lebih aneh, pelaku tersebut bersikukuh ingin bertemu langsung dengan pimpinan cabang, yaitu almarhum Ilham. "Kalau ini random, tidak mungkin seperti itu. Jelas sudah ada incaran," tegas Boyamin, menguatkan dugaan bahwa Ilham memang sudah menjadi target.

Desakan untuk Mengungkap Jaringan

Melihat semua kejanggalan ini, Boyamin mendesak penyidik untuk membongkar seluruh rekam komunikasi antara korban dan para tersangka. Ia yakin, dengan bantuan operator telekomunikasi, pola komunikasi dan perencanaan kejahatan akan terlihat jelas. "Kalau dibuka, akan terlihat jelas bagaimana rencana kejahatan ini disusun," tegas Boyamin. Ini penting untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya aktor intelektual atau jaringan yang lebih besar di balik kasus ini.

Kerja sama dengan provider seluler untuk melacak panggilan dan pesan diyakini akan menjadi kunci untuk mengungkap tabir perencanaan kejahatan yang mungkin sudah dimulai jauh sebelum aksi penculikan terjadi. Data ini bisa menunjukkan apakah ada pola komunikasi yang intens antara pelaku dan korban, atau bahkan dengan pihak lain yang terlibat.

Mengapa Jakarta, Bukan Pelosok?

Boyamin juga mempertanyakan mengapa pelaku memilih sasaran di kota besar seperti Jakarta. Jika motifnya hanya rekening dormant, mengapa tidak menargetkan daerah pelosok seperti Ponorogo, yang secara umum memiliki simpanan jauh lebih kecil dan risiko yang mungkin lebih rendah?

"Kenapa mereka tidak nyasar di Ponorogo? Ya nggak ada, itu paling satu miliar-dua miliar. Maka ini yang disasar kenapa di kota? Ya rekening besar," ujar Boyamin. Ini semakin memperkuat hipotesis bahwa motif utama adalah menguras rekening besar, bukan sekadar mengambil simpanan dormant yang nilainya receh dan tidak sebanding dengan risiko pembunuhan.

Komitmen Keluarga: Mencari Keadilan

Di tengah upaya mengungkap motif ekonomi yang lebih besar, keluarga korban tetap menuntut kepastian hukum atas penyelidikan kasus ini. Boyamin menyatakan akan terus berkoordinasi dengan penyidik dan menyerahkan sepenuhnya pembuktian hukum kepada proses penyidikan.

Ia juga menegaskan, jika semua bukti mengarah pada unsur perencanaan dan keterlibatan terorganisir dari banyak pihak, keluarga akan mendorong penerapan pasal yang lebih berat. "Saya datang ke Polda Metro untuk berdiskusi dengan penyidik. Kami ingin prosesnya jelas, jangan dipotong-potong. Kalau semua bukti mengarah pada perencanaan dan keterlibatan banyak pihak, kami akan minta penerapan pasal yang sesuai," ujarnya.

Kasus pembunuhan Kacab Bank BRI Muhammad Ilham Pradipta ini memang menyimpan banyak misteri. Dugaan motif yang lebih besar dari sekadar rekening dormant membuka dimensi baru dalam penyelidikan. Semoga pihak kepolisian dapat segera mengungkap tuntas jaringan di balik kejahatan keji ini dan membawa semua pelaku ke meja hijau dengan hukuman yang setimpal.

Penulis: Dyandra

Editor: Santika Reja

Terakhir disunting: September 25, 2025

Promo Akad Nikah Makeup