NEWS TANGERANG– Jumat, 29 Agustus 2025 – 14:54 WIB
Kabar mengejutkan datang dari Lombok Barat. Misteri di balik kematian Brigadir Esco Faska Rely, seorang anggota kepolisian, mulai menemui titik terang. Awalnya diduga penganiayaan, kini penyelidikan mengarah pada dugaan yang lebih serius: pembunuhan berencana.
Misteri di Kebun Warga
Jasad Brigadir Esco ditemukan warga pada Minggu, 24 Agustus, sekitar pukul 11.30 Wita, di area kebun Desa Jembatan Gantung, Lombok Barat. Kondisinya sangat memilukan, terlentang dengan leher terjerat tali yang terikat pada sebatang pohon kecil. Penemuan ini sontak menggemparkan warga sekitar dan memicu respons cepat dari pihak kepolisian.
Identitas Brigadir Esco terungkap dari pakaian yang dikenakan dan barang-barang pribadinya seperti handphone, jam tangan, hingga kunci kendaraan roda dua yang ditemukan di kantong celananya. Setelah evakuasi, polisi segera melakukan olah tempat kejadian perkara untuk mengumpulkan bukti-bukti awal.
Autopsi Ungkap Fakta Mengejutkan
Setelah evakuasi dan olah TKP, jenazah Brigadir Esco langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Mataram untuk autopsi. Hasil awal autopsi inilah yang menjadi petunjuk penting bagi kepolisian. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda NTB, Kombes Syarif Hidayat, mengonfirmasi bahwa ada indikasi kuat tindak pidana penganiayaan yang menyebabkan kematian Brigadir Esco.
Fakta ini mengubah arah penyelidikan secara signifikan. Dari temuan fisik pada jenazah, tim forensik menyimpulkan adanya kekerasan yang berujung pada kematian.
Dari Penganiayaan ke Pembunuhan Berencana?
Namun, penyelidikan tidak berhenti di situ. Kombes Syarif Hidayat menegaskan bahwa pihaknya juga sedang mendalami kemungkinan adanya pembunuhan berencana, sesuai Pasal 340 KUHP. Ini berarti, kematian Brigadir Esco bisa jadi bukan sekadar insiden penganiayaan biasa, melainkan sebuah tindakan yang telah direncanakan dengan matang dan penuh perhitungan.
Penyelidikan intensif terus dilakukan untuk mengungkap siapa dalang di balik peristiwa tragis ini. Polisi berusaha keras mencari peran para pelaku dan motif di balik dugaan pembunuhan berencana tersebut. Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan, namun setiap petunjuk terus dikembangkan dengan serius.
Handphone Korban: Saksi Bisu yang Penuh Petunjuk
Salah satu kunci utama untuk membongkar misteri ini ada pada handphone milik Brigadir Esco yang ditemukan di lokasi kejadian. Handphone tersebut kini menjadi fokus utama penyelidikan dan sedang dalam proses peretasan oleh Tim Laboratorium Forensik Bareskrim Polri. Harapannya, data dari handphone ini bisa membuka tabir komunikasi terakhir korban dan mengungkap identitas pelaku.
"Peretasan handphone ini nantinya akan kami sesuaikan dengan keterangan saksi," jelas Kombes Syarif Hidayat. Analisis data digital ini diharapkan bisa memberikan gambaran utuh tentang apa yang terjadi sebelum dan saat Brigadir Esco meregang nyawa. Informasi yang didapat dari handphone akan dicocokkan dengan kesaksian para saksi untuk mendapatkan kebenaran yang akurat.
Penyelidikan Intensif: Anjing Pelacak hingga Analisis Digital
Selain analisis handphone, berbagai upaya lain juga dikerahkan oleh kepolisian. Anjing pelacak diterjunkan ke lokasi penemuan jenazah guna melacak bukti-bukti tambahan yang mungkin terlewatkan. Setiap sudut kebun diperiksa secara teliti, berharap menemukan jejak atau petunjuk baru yang bisa mengarahkan pada pelaku.
Polda NTB bekerja sama dengan Polres Lombok Barat, menunjukkan keseriusan dalam menangani kasus ini. Semua barang bukti yang ditemukan, mulai dari pakaian hingga barang pribadi lainnya, kini menjadi bagian penting dalam proses penyelidikan. Penanganan kasus ini dilakukan secara komprehensif, menggabungkan metode konvensional dan teknologi modern.
Menanti Titik Terang Kasus Tragis Ini
Kasus kematian Brigadir Esco Faska Rely telah menyita perhatian publik dan menjadi prioritas bagi kepolisian NTB. Kematian seorang anggota kepolisian dengan cara yang diduga keji ini tentu saja menimbulkan duka mendalam dan memicu desakan agar pelaku segera terungkap. Dengan segala sumber daya yang dikerahkan, mulai dari tim forensik digital hingga anjing pelacak, diharapkan misteri ini segera terungkap.
Setiap hari, polisi terus bekerja keras mengumpulkan kepingan puzzle yang berserakan. Kombes Syarif Hidayat memastikan bahwa semua informasi dan bukti akan dianalisis secara cermat dan transparan. Keterangan saksi, hasil autopsi yang detail, dan data digital dari handphone akan disatukan untuk membentuk gambaran yang jelas mengenai kronologi kejadian dan siapa yang bertanggung jawab. Proses ini membutuhkan ketelitian tinggi dan waktu, namun polisi berkomitmen untuk memberikan jawaban.
Dukungan penuh dari Bareskrim Polri dalam meretas handphone Brigadir Esco menunjukkan betapa krusialnya alat komunikasi tersebut dalam mengungkap kebenaran. Data-data yang terkandung di dalamnya, mulai dari riwayat panggilan, pesan singkat, hingga aktivitas media sosial dan lokasi terakhir, bisa menjadi petunjuk tak ternilai. Teknologi forensik digital modern memungkinkan penyidik untuk menggali informasi yang mungkin sengaja dihapus atau disembunyikan.
Masyarakat Lombok, khususnya keluarga Brigadir Esco, sangat berharap keadilan dapat segera ditegakkan. Kematian tragis ini menjadi pengingat akan bahaya kejahatan yang mengintai dan pentingnya penegakan hukum yang tegas. Semoga saja, dengan segala upaya investigasi yang cermat dan dukungan teknologi, pelaku dapat segera diidentifikasi, ditangkap, dan mempertanggungjawabkan perbuatannya di mata hukum. Kasus ini akan terus menjadi sorotan hingga semua pertanyaan terjawab dan keadilan terwujud.
Penulis: Dyandra
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: September 26, 2025