NEWS TANGERANG– Sabtu, 30 Agustus 2025 – 16:50 WIB
Suasana tenang Kota Binjai mendadak pecah oleh kabar mengejutkan. Pada Jumat, 29 Agustus, sekitar pukul 13.00 WIB, sebuah kamar kos di Jalan Tamtama Blok D Nomor 03, Kelurahan Satria, Kecamatan Binjai Kota, Sumatera Utara, menjadi saksi bisu penemuan tragis. Seorang wanita ditemukan tak bernyawa, meninggalkan misteri yang menyelimuti seluruh penghuni kos dan warga sekitar.
Identitas korban segera terkuak: Atmini, seorang ibu rumah tangga berusia 32 tahun, yang beralamat di Jalan Muara Tanjung Barat, Kelurahan Jagakarsa, Kecamatan Jakarta Selatan, DKI Jakarta. Penemuan ini sontak membuat geger, memicu respons cepat dari aparat kepolisian setempat.
Tim Inafis Polres Binjai langsung bergerak cepat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Setiap sudut kamar diperiksa teliti, mencari petunjuk sekecil apa pun yang bisa mengungkap tabir di balik kematian mendadak ini.
Tak butuh waktu lama, Tim Cobra Satreskrim Polres Binjai mengambil alih penanganan kasus. Jenazah Atmini segera dilarikan ke RS Bhayangkara Polda Sumut untuk dilakukan autopsi, sebuah langkah krusial untuk menemukan penyebab pasti kematian.
Hasil autopsi menjadi titik balik yang mengejutkan. Ditemukan tanda-tanda mencurigakan pada jenazah, mengindikasikan bahwa kematian Atmini bukanlah hal yang wajar. Dugaan pembunuhan pun menguat, memicu pembentukan tim khusus untuk penyelidikan mendalam.
Perburuan Pelaku Dimulai: Tim Cobra Bergerak Cepat
Dengan petunjuk awal yang minim namun kuat, Tim Cobra Satreskrim Polres Binjai, di bawah komando Kasat Reskrim AKP Hizkia Siagian, langsung tancap gas. Mereka tak membuang waktu, menyisir setiap informasi, dan mengendus jejak terduga pelaku yang mulai tercium. Setiap jam berharga, dan tekanan untuk mengungkap kasus ini semakin besar, terutama di tengah kegelisahan masyarakat Binjai.
Penangkapan Dramatis dalam Hitungan Jam
Kerja keras tim akhirnya membuahkan hasil yang luar biasa cepat. Pada Jumat malam yang sama, sekitar pukul 23.30 WIB, kurang dari 12 jam setelah penemuan mayat, seorang pria berinisial RUS (19) berhasil diringkus. Penangkapan dilakukan di Jalan Gunung Karang, Kelurahan Binjai Estate, Kecamatan Binjai Selatan, Kota Binjai, mengakhiri pelarian singkat pelaku.
Motif yang Mengejutkan: Dihina Miskin Berujung Maut
Pengakuan RUS saat diinterogasi sungguh mengejutkan dan memilukan. Kapolres Binjai AKBP Bambang C Utomo mengungkapkan motif di balik pembunuhan keji ini: sakit hati yang mendalam. Pelaku mengaku merasa terhina dan sakit hati karena korban, Atmini, melontarkan kata-kata yang merendahkan dirinya, menyebutnya miskin.
Detik-detik Tragis Pembunuhan
Emosi yang memuncak membuat RUS gelap mata, kehilangan akal sehatnya. Dalam kemarahan yang tak terkendali, ia mencekik leher Atmini hingga korban tak lagi bernafas. Sebuah nyawa melayang hanya karena harga diri yang merasa diinjak-injak, sebuah tragedi yang sulit diterima akal sehat.
Pelarian Singkat dan Jejak Digital
Setelah memastikan Atmini tak bernyawa, RUS panik namun berusaha tenang. Ia segera meninggalkan lokasi kejadian, menggunakan aplikasi ojek online untuk menghilang dari tempat kejadian perkara dan menghindari kecurigaan. Tak hanya itu, untuk menghilangkan jejak dan mendapatkan uang, pelaku juga sempat menjual ponsel milik korban yang diambilnya.
Keadilan di Depan Mata: Ancaman Hukuman Berat
Kini, RUS telah diamankan di Satreskrim Polres Binjai untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ia dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan atau Pasal 365 ayat (3) KUHP tentang Pencurian dengan Kekerasan yang Mengakibatkan Kematian. Ancaman hukuman yang menantinya tidak main-main, yaitu pidana penjara maksimal 15 tahun.
Peran Masyarakat yang Krusial
Kecepatan pengungkapan kasus ini tidak lepas dari peran aktif masyarakat. Kapolres Binjai mengapresiasi informasi dan bantuan yang diberikan warga setempat, yang menjadi kunci penting bagi Tim Cobra dalam melacak dan menangkap pelaku. Ini membuktikan bahwa kolaborasi antara aparat penegak hukum dan masyarakat adalah kekuatan utama dalam menjaga keamanan dan ketertiban.
Kasus tragis di Binjai ini menjadi pengingat pahit tentang betapa rapuhnya emosi manusia dan betapa berbahayanya kata-kata yang merendahkan. Kata-kata yang diucapkan bisa menjadi pemicu tindakan fatal, dan pentingnya mengelola amarah agar tidak berujung pada penyesalan seumur hidup. Semoga keadilan dapat ditegakkan seadil-adilnya bagi korban dan keluarganya.
Penulis: Dyandra
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: September 26, 2025