NEWS TANGERANG– Sosok Menteri Keuangan Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa, memang tak pernah gagal mencuri perhatian publik. Setelah resmi menjabat, ia kembali bikin heboh dengan aksi kulinerannya yang tak biasa, membuktikan bahwa pejabat negara pun punya selera rasa yang merakyat. Kali ini, Kudus jadi saksi bisu petualangan rasa sang Menkeu.
Melalui akun media sosialnya, Purbaya membagikan momen seru saat menjelajahi kekayaan kuliner Kota Kretek. Dari soto Kudus legendaris, sate kerbau yang khas, hingga garang asam yang baru pertama kali dicicipinya, semua tak luput dari perhatian dan komentarnya yang jujur.
Sosok Menkeu Purbaya: Dari Kebijakan Negara Hingga Kuliner Kaki Lima
Purbaya Yudhi Sadewa, yang belum lama ini kembali menduduki kursi Menteri Keuangan, memang dikenal sebagai pejabat yang merakyat dan jauh dari kesan kaku. Ia bukan hanya piawai merumuskan kebijakan ekonomi, tetapi juga hobi berat menjelajahi kelezatan kuliner kaki lima di berbagai daerah.
Akun Instagram dan TikTok pribadinya, @purbayayudhi, seringkali dibanjiri unggahan momen-momen kulineran yang bikin netizen ngiler. Dari warung tenda sederhana hingga restoran lokal, semua dijajalnya dengan antusiasme tinggi. Gaya blak-blakannya saat mengulas makanan pun selalu dinanti para pengikutnya.
Transisi kepemimpinan di Kementerian Keuangan pasca Sri Mulyani memang menarik banyak sorotan. Namun, Purbaya berhasil menciptakan nuansa baru dengan pendekatan yang lebih personal dan dekat dengan masyarakat, salah satunya lewat hobinya yang unik ini. Ia menunjukkan bahwa di balik seragam dan meja kerja, ada sosok yang menikmati hidup dan menghargai kekayaan budaya bangsanya.
Misi Kuliner di Kota Kretek: Agenda Resmi Berbalut Kelezatan Lokal
Kunjungan Purbaya ke Kudus, Jawa Tengah, pada Jumat (3/10/2025) lalu, bukan sekadar agenda formal biasa. Di sela-sela padatnya jadwal, ia menyempatkan diri untuk menyelami kekayaan budaya dan rasa kota tersebut, membuktikan bahwa kuliner bisa menjadi bagian tak terpisahkan dari diplomasi lokal.
Usai menunaikan salat Jumat di Masjid Agung Kudus yang megah, agenda makan siang bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Pendopo Kudus menjadi momen yang paling dinanti. Di sinilah petualangan kuliner sang Menkeu dimulai, disajikan berbagai hidangan otentik yang siap menggoda selera.
Dalam unggahan akun TikTok @purbayayudhis, menteri ini mengungkap disajikan beberapa menu makanan yang mewakili kekayaan kuliner Kudus. Momen ini bukan hanya santap siang biasa, melainkan sebuah eksplorasi rasa yang mendalam.
Soto Kudus: Antara Ekspektasi Jakarta dan Realita Kota Asal
Salah satu menu yang langsung menarik perhatian adalah soto Kudus. Hidangan ikonik ini memang selalu jadi primadona, disajikan dalam mangkuk kecil dengan siraman kuah kaldu bening yang kaya rasa dan aroma rempah. Isiannya lengkap, mulai dari suwiran ayam atau daging kerbau yang lembut, tauge renyah, soun lembut, hingga taburan bawang goreng yang harum semerbak.
Namun, ada yang unik dari komentar Purbaya. Ia mengaku soto Kudus yang disantapnya di kota asalnya ini punya cita rasa yang berbeda drastis dari soto Kudus yang biasa ia nikmati di Jakarta. "Saya biasanya sebut soto Kudus, tapi kalau di sini kok jadi soto ayam," ujarnya penuh tanda tanya, mengisyaratkan adanya perbedaan signifikan.
Perbedaan ini sontak memicu rasa penasaran banyak pihak. Apakah rahasianya terletak pada bahan baku yang jauh lebih segar langsung dari petani lokal, racikan bumbu turun-temurun yang dijaga ketat oleh masyarakat Kudus, atau mungkin cara penyajian dan proses memasak yang otentik, yang tak bisa ditiru di ibu kota? "Kalau di Jakarta soto Kudus, beda dengan di sini, agak beda sedikit," lanjutnya, menegaskan bahwa pengalaman rasa di tempat asalnya memang tak tertandingi.
Pengakuan ini seolah menjadi validasi bahwa keaslian sebuah hidangan memang paling sempurna dinikmati di tempat kelahirannya. Setiap daerah memiliki sentuhan magisnya sendiri yang sulit direplikasi di tempat lain, dan soto Kudus adalah bukti nyatanya. Ini bukan sekadar makanan, melainkan sebuah cerita rasa yang terukir dalam sejarah.
Sensasi Gurih Sate Kerbau Khas Kudus: Warisan Kuliner yang Menggoda
Tak hanya soto, lidah Purbaya juga dimanjakan dengan sate kerbau, hidangan khas Kudus lainnya yang tak kalah legendaris dan menggoda selera. Sate ini bukan sekadar sate biasa; terbuat dari potongan daging kerbau pilihan yang dibumbui dengan rempah-rempah kaya rasa, lalu dibakar sempurna hingga menghasilkan aroma yang harum semerbak.
Penggunaan daging kerbau ini memiliki sejarah panjang di Kudus, terkait dengan kearifan lokal yang menghormati sapi, menjadikannya pilihan unik yang membedakannya dari sate pada umumnya. Cita rasa sate kerbau dikenal lebih empuk, gurih, dan memiliki tekstur khas yang memanjakan lidah, dengan bumbu yang meresap hingga ke serat daging. Ini adalah pengalaman kuliner yang otentik dan jarang ditemukan di kota lain.
Meskipun tidak ada komentar spesifik yang dicatat secara langsung mengenai sate kerbau, kehadiran hidangan istimewa ini di meja makan Menkeu Purbaya menunjukkan bahwa ia sangat menghargai keunikan dan kekayaan kuliner lokal. Pastinya, kelezatan sate kerbau ini menjadi pelengkap sempurna bagi santap siangnya yang penuh eksplorasi rasa.
Garang Asem: Petualangan Rasa Pertama yang Bikin Ketagihan
Momen paling menarik mungkin adalah saat Purbaya mencicipi garang asam untuk pertama kalinya. "Ini yang baru pertama kali makan garang asam," jelasnya, menunjukkan antusiasme seorang penjelajah rasa yang tak sabar mencoba hal baru. Reaksi ini membuktikan bahwa bahkan seorang menteri pun bisa terkejut dengan kelezatan kuliner tradisional.
Garang asam adalah masakan yang memanjakan indra perasa dengan kompleksitas rasanya. Biasanya terbuat dari ayam atau bahan lain yang dibungkus rapi dalam daun pisang, kemudian dikukus hingga matang sempurna. Cita rasanya sangat khas: perpaduan pedas yang menggigit, asam segar dari belimbing wuluh atau tomat, dan gurihnya santan yang berpadu harmonis dalam setiap suapan.
Reaksi Purbaya setelah mencicipinya sangat positif. "Enak, pedes juga, dan asam segar," ujarnya dalam video, menunjukkan betapa ia terkesan dengan kompleksitas rasa hidangan ini. Sensasi asam segar yang dominan namun tetap seimbang dengan pedasnya rempah membuat garang asam menjadi hidangan yang sangat menggugah selera dan meninggalkan kesan mendalam. Pengalaman pertama yang berkesan ini tentu akan menjadi kenangan manis bagi sang Menkeu, mungkin saja ia akan ketagihan!
Lebih dari Sekadar Makan Siang: Menjelajahi Potensi Kudus
Setelah puas menikmati kelezatan kuliner Kudus yang beragam, Menteri Purbaya melanjutkan agenda kunjungan resminya yang padat. Salah satunya adalah meninjau wilayah Aglomerasi Pabrik Hasil Tembakau (APHT) Kudus, Jawa Tengah, menunjukkan komitmennya terhadap sektor industri lokal.
Kunjungan ini menunjukkan bahwa bagi Purbaya, menjelajahi sebuah daerah bukan hanya tentang tugas negara semata, tetapi juga tentang memahami denyut nadi kehidupan lokal secara menyeluruh, termasuk melalui kuliner. Makanan seringkali menjadi cerminan budaya, sejarah, dan bahkan potensi ekonomi suatu wilayah.
Dengan membagikan momen kulinerannya secara terbuka di media sosial, Purbaya tidak hanya mempromosikan pariwisata kuliner Kudus, tetapi juga menunjukkan sisi lain seorang pejabat publik yang dekat dengan rakyat dan menghargai kekayaan budaya bangsanya. Ia membuktikan bahwa seorang Menteri Keuangan pun bisa menjadi duta kuliner yang efektif, menginspirasi banyak orang untuk menjelajahi kelezatan Nusantara.
Gaya kepemimpinan Purbaya Yudhi Sadewa yang unik, memadukan tugas negara dengan hobi kuliner, berhasil menciptakan citra positif di mata masyarakat. Petualangan rasa di Kudus ini tak hanya menjadi cerita pribadi sang Menkeu, tetapi juga inspirasi bagi kita semua untuk lebih sering menjelajahi kekayaan kuliner Nusantara. Jadi, kapan giliranmu ‘menggrebek’ kelezatan otentik Kudus?
Penulis: Tammy
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: Oktober 4, 2025