NEWS TANGERANG– Dunia kuliner Singapura baru-baru ini dikejutkan dengan kabar pilu dari salah satu ikonnya. Uncle Peng, pemilik gerai nasi bebek legendaris Sim Kee Duck Rice di Bedok, harus menelan pil pahit setelah mengalami kecelakaan kerja yang serius. Insiden tak terduga ini membuatnya harus menutup sementara warung yang sudah menjadi bagian dari sejarah kuliner Negeri Singa tersebut.
Tragedi di Balik Lezatnya Nasi Bebek Legendaris
Siapa yang tak kenal Sim Kee Duck Rice? Bagi para pencinta kuliner, terutama mereka yang tinggal atau pernah berkunjung ke Singapura, nama ini sudah tidak asing lagi. Berdiri kokoh sejak tahun 1980, gerai ini bukan sekadar tempat makan, melainkan sebuah warisan kuliner yang diwariskan turun-temurun dari ayah Uncle Peng. Setiap harinya, antrean panjang selalu menghiasi depan warung, membuktikan betapa digandrunginya nasi bebek dengan kuah khas yang kaya rasa ini.
Keunikan Sim Kee Duck Rice terletak pada resep rahasia yang telah dipertahankan selama puluhan tahun. Daging bebek yang empuk, bumbu meresap sempurna, dan kuah kental nan gurih menjadi daya tarik utama. Tak heran jika omzet harian mereka bisa mencapai sekitar Rp 12 juta, angka yang fantastis untuk sebuah gerai sederhana, namun sangat vital untuk menopang kebutuhan keluarga dan biaya pengobatan sang ibu yang rutin menjalani cuci darah.
Detik-detik Mencekam: Insiden di Dapur Panas
Namun, di balik kesuksesan dan kelezatan yang disajikan, ada risiko besar yang selalu mengintai para pekerja di dapur. Panas api, minyak mendidih, dan panci-panci besar nan berat adalah bagian dari rutinitas sehari-hari yang bisa berujung petaka. Dan itulah yang menimpa Uncle Peng pada tanggal 12 September 2025.
Saat itu, Uncle Peng yang berusia 63 tahun sedang sibuk di dapur, mencoba memindahkan panci besar berisi kuah panas yang menjadi rahasia kelezatan nasi bebeknya. Dalam sekejap, tanpa disengaja, panci tersebut terlepas dari genggamannya. Kuah panas mendidih itu tumpah ruah, langsung mengenai punggung tangannya dan bagian atas kakinya.
Luka Bakar Tingkat Dua: Sebuah Pukulan Berat
Rasa sakit yang luar biasa langsung menyeruak. Dikutip dari Shin Min Daily News, luka yang dialami Uncle Peng cukup serius, menyebabkan luka bakar tingkat dua di kakinya. Bayangkan saja, kulitnya melepuh besar, merah, dan bengkak. Ini bukan sekadar luka biasa, melainkan cedera yang sangat menyakitkan dan membutuhkan penanganan medis intensif.
Mothership.sg melaporkan bahwa setelah diobati, kaki Uncle Peng harus diperban tebal. Setiap langkah terasa seperti siksaan, membuatnya harus menggunakan tongkat penyangga untuk bisa bergerak. Bagi seorang koki yang sehari-harinya berdiri dan bergerak lincah di dapur, kondisi ini tentu menjadi pukulan telak, baik secara fisik maupun mental.
Gerai Terpaksa Tutup: Dampak yang Menyakitkan
Sebagai penanggung jawab utama dan satu-satunya yang memasak di Sim Kee Duck Rice, cedera Uncle Peng berarti satu hal: gerai legendaris itu harus tutup sementara. Sekitar sebulan lamanya, para pelanggan setia harus menahan rindu akan kelezatan nasi bebek racikan Uncle Peng. Penutupan ini bukan hanya sekadar libur, melainkan sebuah penghentian operasional yang berdampak besar.
Bayangkan, omzet harian belasan juta rupiah yang menjadi tulang punggung keluarga mendadak terhenti. Biaya pengobatan sang ibu yang rutin cuci darah juga menjadi beban pikiran tambahan. Ini adalah gambaran nyata betapa rentannya usaha kecil di tengah risiko kerja yang tinggi, dan bagaimana satu insiden bisa mengguncang stabilitas finansial sebuah keluarga.
Gelombang Simpati dan Dukungan Pelanggan Setia
Kabar mengenai musibah yang menimpa Uncle Peng segera menyebar luas di kalangan pelanggan dan komunitas kuliner Singapura. Banyak yang ikut bersedih dan menyampaikan simpati mendalam. Melalui media sosial, dukungan dan doa mengalir deras, menunjukkan betapa besar rasa sayang dan apresiasi masyarakat terhadap Sim Kee Duck Rice dan Uncle Peng.
Para pelanggan setia tak hanya menganggap Sim Kee Duck Rice sebagai tempat makan, melainkan juga sebagai bagian dari kenangan dan tradisi. Kehadiran Uncle Peng di balik meja kasir atau di dapur adalah bagian tak terpisahkan dari pengalaman menikmati nasi bebek legendaris ini. Oleh karena itu, kesedihan mereka sangatlah tulus.
Perjalanan Pemulihan dan Semangat Pantang Menyerah
Meskipun rasa sakit dan tantangan finansial membayangi, semangat Uncle Peng tak pernah padam. Ia menjalani proses pemulihan dengan tekun, dibantu oleh saudara-saudaranya yang juga terlibat dalam menjalankan gerai. Setiap hari, kondisi kakinya berangsur membaik. Rasa sakit mulai berkurang, dan kemampuan untuk berjalan pun perlahan pulih.
Hingga akhir September, Uncle Peng dengan gembira mengabarkan bahwa kakinya sudah 80 persen pulih. Ia tidak lagi membutuhkan tongkat, meskipun masih sedikit pincang saat berjalan. Ini adalah bukti nyata dari ketabahan dan keinginan kuat untuk kembali melayani para pelanggan setianya.
Antisipasi Pembukaan Kembali: Legenda Akan Bangkit!
Kini, penantian para penggemar nasi bebek legendaris ini akan segera berakhir. Dengan kondisi Uncle Peng yang terus membaik, gerai Sim Kee Duck Rice akan segera membuka kembali pintunya. Ini bukan hanya sekadar pembukaan kembali sebuah warung makan, melainkan sebuah simbol ketahanan, semangat pantang menyerah, dan kekuatan komunitas.
Kisah Uncle Peng adalah pengingat bagi kita semua untuk selalu berhati-hati dalam setiap pekerjaan, terutama yang berisiko tinggi. Namun, lebih dari itu, ini adalah kisah inspiratif tentang dedikasi, perjuangan, dan dukungan tak terbatas dari orang-orang sekitar. Mari kita nantikan kembalinya kelezatan nasi bebek Sim Kee, dan berikan dukungan terbaik untuk Uncle Peng dan keluarganya.
Penulis: Tammy
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: Oktober 2, 2025