NEWS TANGERANG– Keju? Pasti langsung terbayang Eropa, Prancis, atau Italia, kan? Eits, jangan salah! Indonesia juga punya keju tradisional yang enggak kalah istimewa dan punya cerita panjang. Namanya Dangke, keju asli dari Enrekang, Sulawesi Selatan, yang siap bikin lidah kamu auto bergoyang!
Ini bukan sekadar keju biasa. Dangke adalah bukti kekayaan kuliner nusantara yang sering jadi "hidden gem." Dibuat secara tradisional dari susu sapi atau kerbau, dengan sentuhan rahasia getah pepaya, Dangke menawarkan pengalaman rasa yang unik dan otentik.
Bagi masyarakat Enrekang, Dangke lebih dari sekadar makanan berprotein tinggi. Ia adalah simbol budaya, kehormatan, dan warisan leluhur yang terus dijaga. Penasaran dengan keunikan keju lokal ini? Yuk, kita bedah 5 fakta menarik tentang Dangke yang wajib kamu tahu!
5 Fakta Unik Dangke yang Wajib Kamu Tahu!
1. Kisah Awal Dangke: Dari Peternak Hingga Meja Bangsawan
Sejarah Dangke ternyata sudah ada sejak awal abad ke-20, lho. Masyarakat Enrekang yang didominasi peternak sapi dan kerbau punya ide brilian untuk memanfaatkan susu ternak mereka yang melimpah. Daripada cuma diminum segar, mereka ingin mengolahnya jadi makanan padat yang lebih tahan lama.
Awalnya, Dangke ini bukan makanan sembarangan. Ia sering disajikan untuk kalangan bangsawan atau pemilik ternak sebagai simbol kehormatan. Jadi, bisa dibilang Dangke adalah hidangan istimewa yang menunjukkan status sosial.
Namun, seiring berjalannya waktu, Dangke mulai menyebar luas. Kini, ia sudah diterima dan dinikmati oleh masyarakat umum, bahkan diabadikan sebagai salah satu harta kuliner warisan leluhur Enrekang yang patut dibanggakan.
2. Nama "Dangke" yang Bikin Mikir: Kok Bisa dari Belanda?
Ini dia salah satu fakta paling unik tentang Dangke! Nama "Dangke" ternyata diyakini bukan berasal dari bahasa Enrekang, melainkan dari bahasa Belanda. Kok bisa?
Konon, keju ini pernah disajikan kepada tamu-tamu Belanda yang datang ke Enrekang. Setelah mencicipi, mereka mengucapkan "dank je" yang berarti "terima kasih" dalam bahasa Belanda. Nah, ucapan terima kasih itulah yang kemudian melekat dan digunakan untuk menyebut keju khas Enrekang ini.
Meskipun sederhana, cerita di balik penamaan ini sangat menarik. Ini menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah kuliner Enrekang, sekaligus simbol interaksi budaya antara masyarakat lokal dan kolonial pada masanya.
3. Proses Pembuatan Tradisional: Rahasia Rasa Otentik yang Tak Terganti
Jangan bayangkan proses pembuatan keju modern dengan mesin-mesin canggih, ya. Sejak dahulu hingga sekarang, Dangke diproses dengan metode dan teknik tradisional yang diwariskan turun-temurun. Benar-benar handmade!
Pertama-tama, susu sapi atau kerbau segar yang sudah dikumpulkan akan dipanaskan hingga mendidih. Lalu, ada satu bahan rahasia yang bikin Dangke istimewa: getah pepaya muda. Getah ini mengandung enzim papain yang berfungsi untuk memfermentasi dan menciptakan koagulasi atau penggumpalan susu secara alami.
Setelah cairan dan whey susu terpisah, gumpalan susu padat akan disaring dan dipadatkan. Uniknya, batok kelapa atau potongan daun pisang masih dipertahankan sebagai wadah dan pembungkus keju hingga kini. Ini yang bikin Dangke punya cita rasa dan aroma khas yang otentik!
4. Tradisi Penyajian Dangke: Bukan Sekadar Keju Biasa
Kalau di Barat keju sering dinikmati sebagai camilan atau dessert dengan roti dan wine, di Enrekang, Dangke punya tradisi penyajian yang berbeda. Walaupun berlabel keju, Dangke justru asyik banget dinikmati sebagai lauk pendamping nasi!
Pada acara jamuan makan keluarga besar atau hajatan, Dangke seolah tak boleh absen. Dulu, karena kandungan proteinnya yang tinggi, Dangke sempat hanya disajikan untuk para bangsawan atau peternak sendiri. Ini menunjukkan betapa berharganya Dangke di masa itu.
Sekarang, ada tips nih buat kamu yang ingin mencicipi Dangke: rasanya akan semakin nampol dan bikin ketagihan jika disantap bersama beras khas Enrekang, yaitu pulu mandoti. Dijamin bikin kamu gagal move on dari kelezatan kuliner ini!
5. Dangke Mendunia: Dari Lokal ke Kancah Internasional
Dari yang awalnya cuma diketahui segelintir masyarakat lokal, Dangke kini sudah punya legalitasnya sendiri. Kementerian Hukum dan HAM bahkan telah memberikan sertifikat Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) untuk Dangke buatan masyarakat Enrekang. Keren banget, kan?
Popularitas Dangke pun melejit, menjadikannya daya tarik utama bagi wisatawan yang datang ke Enrekang. Bahkan, keju tradisional ini sudah berhasil menembus pasar internasional, lho! Ini membuktikan bahwa kuliner lokal kita punya potensi global yang luar biasa.
Meskipun ada sebagian kecil Dangke yang mulai diproduksi dengan mesin dan kemasan modern, mayoritas masyarakat Enrekang tetap setia mempertahankan proses pembuatan tradisionalnya. Mereka percaya, cara kuno itulah yang menghasilkan Dangke dengan cita rasa paling enak dan otentik.
Yuk, Cicipi Sensasi Dangke!
Dangke bukan cuma sekadar keju, tapi sebuah cerita, sebuah tradisi, dan kebanggaan kuliner Indonesia yang patut kita lestarikan. Rasanya yang unik, sejarahnya yang kaya, dan proses pembuatannya yang otentik bikin Dangke jadi salah satu "hidden gem" yang wajib banget kamu coba.
Jadi, kalau kamu punya kesempatan jalan-jalan ke Sulawesi Selatan, jangan sampai lewatkan kesempatan emas untuk mencicipi keju istimewa ini. Siapa tahu, kamu bakal jadi salah satu yang "gagal move on" dari kelezatan Dangke!
Penulis: Tammy
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: Oktober 4, 2025