NEWS TANGERANG– Di era serba mahal seperti sekarang, menemukan makanan dengan harga di bawah Rp 5 ribu rasanya seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Apalagi jika itu adalah semangkuk mie ayam yang mengenyangkan. Namun, siapa sangka, di tengah gempuran inflasi, sebuah warung sederhana di Bantul masih setia menyajikan mie ayam dengan harga yang bikin dompet tersenyum lebar: mulai dari Rp 4 ribu saja!
Warung Mie Ayam Om Kendi, demikian nama tempat makan legendaris ini, telah menjadi oase bagi para pencari kuliner murah meriah dengan rasa yang tak kalah istimewa. Berlokasi di Jalan Samas Km.21, Karen, Tirtomulyo, Kretek, Bantul, tepatnya di seberang atau timur Sekolah Luar Biasa (SLB) Mardi Mulyo, Kretek, warung ini menawarkan pengalaman bersantap yang otentik dan ramah di kantong.
Harga yang Bikin Nggak Percaya di Tengah Gempuran Inflasi
Bayangkan, dengan uang receh yang mungkin hanya cukup untuk parkir, kamu sudah bisa menikmati semangkuk mie ayam hangat. Ini bukan sekadar janji manis, melainkan kenyataan di Warung Mie Ayam Om Kendi. Harga Rp 4 ribu berlaku untuk porsi mangkuk kecil, sementara untuk porsi yang lebih besar dan mengenyangkan, kamu hanya perlu merogoh kocek Rp 5 ribu.
Harga ini tentu saja menjadi daya tarik utama, terutama bagi anak muda atau mahasiswa yang selalu berburu makanan enak tapi hemat. Di saat harga bahan pokok terus merangkak naik, konsistensi harga yang ditawarkan Om Kendi ini sungguh patut diacungi jempol dan membuat banyak orang penasaran. Ini bukan hanya tentang murah, tapi juga tentang nilai yang luar biasa.
Bukan hanya mie ayamnya yang super hemat, minuman di warung ini pun punya harga yang bikin kaget. Es teh atau es jeruk tawar hanya dibanderol Rp 1.000 per gelas. Jika kamu ingin es teh atau es jeruk dengan gula, harganya pun tetap sangat terjangkau, yaitu Rp 2.000 saja.
Jejak Sejarah dan Filosofi Harga ‘Nggak Masuk Akal’
Di balik harga yang "tidak masuk akal" ini, ada kisah panjang dan dedikasi dari pasangan pemiliknya, Siti Maesaroh (46) dan suaminya, Suyono. Mereka memulai usaha mie ayam ini sejak awal tahun 2000-an, sebuah perjalanan yang telah berlangsung lebih dari dua dekade. Nama "Om Kendi" yang kini melekat pada warung tersebut, berasal dari panggilan akrab sang suami.
"Sudah belasan tahun, pokoknya sejak anak saya usia 8 tahun dan saat ini anak saya umurnya 27 tahun," kenang Siti Maesaroh dengan senyum ramah saat ditemui baru-baru ini. Pernyataan ini menunjukkan betapa panjangnya perjalanan mereka, tumbuh bersama anak-anak dan pelanggan setia. Konsistensi mereka dalam berjualan patut diacungi jempol.
Awal mula berjualan, harga mie ayam mereka bahkan lebih mencengangkan lagi: hanya Rp 1.000 per porsi. Minuman pun kala itu hanya Rp 500 per gelas. Seiring berjalannya waktu dan tentu saja karena penyesuaian ekonomi, harga mie ayam perlahan naik, dari Rp 1.000, lalu Rp 1.500, kemudian Rp 2.000, Rp 2.500, Rp 3.000, hingga akhirnya mencapai harga Rp 4.000 untuk mangkuk kecil dan Rp 5.000 untuk mangkuk besar seperti sekarang.
Kenaikan harga yang sangat bertahap ini menunjukkan betapa mereka berusaha keras untuk tetap menjaga keterjangkauan bagi pelanggan. Filosofi mereka sepertinya bukan hanya mencari untung sebesar-besarnya, melainkan juga ingin terus melayani masyarakat dengan makanan yang enak dan terjangkau. Ini adalah bentuk komitmen yang jarang ditemukan di zaman sekarang.
Rahasia Rasa Manis Khas Jogja yang Bikin Nagih
Selain harganya yang bikin heboh, Warung Mie Ayam Om Kendi juga punya ciri khas rasa yang membuat pelanggan kembali lagi. Siti Maesaroh menjelaskan bahwa mie ayam buatannya memiliki cita rasa yang condong ke manis, sebuah karakteristik yang sangat khas dari kuliner Jogja. Ini bukan sekadar mie ayam biasa, melainkan perpaduan sempurna antara gurih dan manis yang memanjakan lidah.
"Khas Jogja, jadi rasanya lebih condong ke manis kalau mie ayam saya," ujarnya. Perpaduan mie kenyal, potongan ayam berbumbu manis gurih, dan kuah kaldu yang kaya rasa menciptakan harmoni yang pas. Bagi kamu yang menyukai sensasi rasa manis pada hidangan gurih, mie ayam Om Kendi ini pasti akan langsung jadi favorit.
Tekstur mie yang pas, tidak terlalu lembek dan tidak terlalu keras, berpadu dengan bumbu ayam yang meresap sempurna. Kuahnya yang bening namun kaya rasa, ditambah taburan bawang goreng dan irisan daun bawang, semakin menambah kenikmatan setiap suapan. Sensasi rasa manis ini memberikan sentuhan unik yang membedakannya dari mie ayam di tempat lain.
Lebih dari Sekadar Untung: Kisah Inspiratif di Balik Mangkok Mie Ayam
Mungkin banyak yang bertanya-tanya, apakah dengan harga semurah itu mereka bisa mendapatkan untung? Siti Maesaroh dengan rendah hati mengakui bahwa keuntungannya memang tidak besar. Namun, dari "untung sedikit" itulah, ia dan suaminya berhasil mewujudkan impian besar: menyekolahkan kedua anaknya hingga lulus SMK. Ini adalah bukti nyata bahwa rezeki tak melulu diukur dari nominal, melainkan dari keberkahan dan ketekunan.
"Ya untung sedikit. Tapi ya bisa untuk menyekolahkan dua anak saya sampai lulus SMK," ucapnya penuh syukur. Kisah ini menjadi inspirasi bagi banyak orang, menunjukkan bahwa dengan kerja keras, kesabaran, dan dedikasi, impian bisa terwujud meski dengan modal dan keuntungan yang terbatas. Mie ayam ini bukan hanya sekadar makanan, melainkan simbol perjuangan dan harapan.
Setiap mangkuk mie ayam yang disajikan di Warung Om Kendi membawa cerita tentang perjuangan keluarga ini. Ini adalah pengingat bahwa di balik kesederhanaan, ada nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi. Pelanggan yang datang tidak hanya mendapatkan makanan murah, tetapi juga ikut merasakan semangat dan kehangatan dari keluarga pemilik warung.
Jangan Sampai Kehabisan! Lokasi dan Jam Buka Mie Ayam Om Kendi
Bagi kamu yang penasaran dan ingin mencoba mie ayam legendaris ini, pastikan untuk datang di waktu yang tepat. Warung Mie Ayam Om Kendi buka setiap hari mulai pukul 16.30 WIB hingga 21.00 WIB. Namun, ada satu hal penting yang perlu kamu tahu: seringkali, sebelum pukul 20.00 WIB, mie ayam mereka sudah ludes terjual!
Popularitasnya yang tinggi dan harga yang sangat terjangkau membuat warung ini selalu ramai pengunjung. Jadi, jika kamu tidak ingin gigit jari karena kehabisan, sebaiknya datang lebih awal, terutama saat akhir pekan atau hari libur. Ini adalah tantangan sekaligus daya tarik tersendiri bagi para pemburu kuliner.
Siti Maesaroh juga menambahkan bahwa warungnya terkadang tutup mendadak. Hal ini terjadi jika ada keperluan pribadi, seperti sakit, ada hajatan keluarga, atau keperluan mendesak lainnya. Mengingat Siti adalah bagian penting dalam proses memasak, ketidakhadirannya berarti warung harus libur. Oleh karena itu, sebaiknya kamu juga bisa mencari informasi terbaru sebelum berkunjung, meskipun pengalaman mendadak menemukan warung tutup juga bisa menjadi bagian dari petualangan kuliner.
Jadi, tunggu apa lagi? Jika kamu sedang berada di Bantul atau berencana liburan ke Jogja, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi Mie Ayam Om Kendi. Ini bukan hanya tentang menikmati semangkuk mie ayam yang lezat dan murah, tetapi juga tentang merasakan kehangatan, inspirasi, dan keotentikan kuliner lokal yang semakin langka. Siapkan dompetmu, tapi jangan terlalu tebal, karena Rp 4 ribu saja sudah cukup untuk bikin perut kenyang dan hati senang!
Penulis: Tammy
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: September 25, 2025