Seedbacklink affiliate

Ngeri! Intern Alergi Nyaris Meregang Nyawa Gara-gara Cupcake ‘Kebaikan’ Rekan Kerja Iri, Endingnya Bikin Melongo!

Ilustrasi Homer Simpson dengan ekspresi menyesal, kata "D'OH!" putih di latar biru.
Ekspresi ikonik Homer Simpson seringkali menggambarkan momen kesadaran atas suatu kesalahan atau kekeliruan.
banner 120x600

NEWS TANGERANG– Dunia kerja memang penuh drama, kadang lebih seru dari sinetron. Tapi siapa sangka, persaingan di kantor bisa berujung pada insiden mengerikan yang nyaris merenggut nyawa? Ini bukan cuma soal gosip atau rebutan proyek, tapi tentang makanan yang jadi senjata balas dendam.

Kisah ini datang dari seorang intern berusia 19 tahun yang membagikan pengalamannya di Reddit. Sebut saja dia "Maya". Maya punya alergi susu yang cukup parah. Sekali saja terpapar, nyawanya bisa terancam. Informasi penting ini sudah ia sampaikan ke kantor, berharap semua rekan kerja tahu dan berhati-hati.

Awal Mula Kecemburuan di Balik Meja Kantor

Di kantor Maya, ada seorang rekan kerja bernama Sarah. Sarah ini tipe yang selalu berusaha keras, bekerja mati-matian, dan berharap mendapat pengakuan. Namun, entah kenapa, justru Maya yang seringkali mendapat perhatian dan pujian lebih dari bos mereka, Mr. K.

Maya sendiri menyadari hal ini. Ia bisa merasakan tatapan iri dari Sarah setiap kali Mr. K memberikan apresiasi padanya. Awalnya, Maya mencoba tidak terlalu memikirkannya, menganggap itu hanya dinamika biasa di tempat kerja. Namun, ia tidak tahu bahwa kecemburuan Sarah sudah mencapai titik didih.

Potluck Kantor yang Berubah Jadi Petaka

Suatu hari, kantor Maya mengadakan acara potluck untuk merayakan kembalinya manajer mereka dari cuti hamil. Suasana kantor saat itu begitu hangat dan penuh kebersamaan. Setiap karyawan membawa makanan andalan mereka untuk disantap bersama.

Sarah, dengan senyum manisnya, membawa cupcake. Ia bahkan dengan lantang mengumumkan bahwa cupcake buatannya itu "bebas susu", seolah ingin memastikan semua orang, terutama Maya, merasa aman untuk mencicipinya. Maya yang sudah tahu alerginya, tentu saja sangat berhati-hati.

Mendengar Sarah menyebut "bebas susu", Maya merasa lega. Ia percaya pada perkataan Sarah dan tanpa ragu mengambil satu cupcake. Rasanya enak, manis, dan ia pun memakan beberapa potong lagi, menikmati kebersamaan dengan rekan-rekan kerjanya. Siapa sangka, di balik rasa manis itu, ada ancaman mematikan yang menunggu.

Detik-detik Menegangkan: Reaksi Alergi yang Mengancam Jiwa

Tak lama setelah menyantap cupcake itu, Maya mulai merasakan sesuatu yang aneh. Tenggorokannya terasa gatal, lalu membengkak. Lidahnya pun ikut membesar, membuat ia sulit menelan dan bernapas. Panik mulai menyerang. Ini adalah gejala alergi susu yang paling ia takuti.

Maya segera menyadari bahwa cupcake "bebas susu" dari Sarah ternyata tidak seperti yang diucapkan. Ia berusaha mencari bantuan, namun napasnya semakin sesak. Mr. K, bosnya, melihat kondisi Maya yang memburuk dan langsung bertindak cepat. Tanpa pikir panjang, ia segera membawa Maya ke rumah sakit terdekat.

Perjalanan ke rumah sakit terasa seperti selamanya. Setiap detik adalah perjuangan untuk bernapas. Maya hanya bisa berharap ia bisa bertahan. Untungnya, tim medis segera memberikan penanganan darurat. Nyawanya berhasil diselamatkan, meski ia harus dirawat beberapa waktu untuk pemulihan.

Drama Setelah Insiden: Pemecatan Sarah dan Kecurigaan Maya

Setelah insiden mengerikan itu, Sarah menunjukkan wajah penyesalan yang mendalam. Ia berulang kali meminta maaf, bersikap seolah-olah itu adalah kecelakaan murni. Namun, di benak Maya, ada tanda tanya besar yang terus mengganggu: bagaimana mungkin Sarah bisa melupakan atau mengabaikan informasi sepenting alergi susu, apalagi setelah ia dengan yakin menyebut cupcake-nya "bebas susu"?

Pihak perusahaan tidak tinggal diam. Mereka melakukan investigasi internal yang serius. Hasilnya, Sarah dipecat. Keputusan ini sontak menimbulkan spekulasi. Apakah ini benar-benar hanya kecelakaan? Atau ada motif tersembunyi di balik "kebaikan" Sarah?

Maya sangat yakin ada motif di baliknya. Ia menduga Sarah sengaja melakukannya karena rasa iri yang sudah menumpuk. Perhatian positif dari bos yang selalu ia dapatkan, mungkin telah memicu Sarah untuk melakukan tindakan nekat dan berbahaya seperti ini. Rasa puas sedikit menyelimuti Maya, karena selama ini ia memang sering mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari Sarah.

Dampak Sosial: Intern Jadi Sasaran "Cold Shoulder"

Setelah pulih dan kembali bekerja, Maya berharap suasana akan kembali normal. Namun, ia justru disambut dengan suasana dingin dari rekan-rekan kerjanya yang lain. Mereka menatapnya dengan pandangan tidak suka, seolah Maya adalah penyebab masalah.

Rupanya, banyak rekan kerja yang merasa Sarah dipecat secara tidak adil. Mereka mungkin tidak tahu detail lengkap tentang alergi Maya atau kecurigaan adanya kesengajaan. Bagi mereka, Sarah adalah korban dari situasi yang tidak menguntungkan, dan Maya adalah penyebabnya. Situasi ini membuat Maya merasa terisolasi, meski ia tahu ia adalah korban sebenarnya.

Reaksi Netizen: Antara Simpati dan Kritik

Kisah Maya yang diunggah di Reddit langsung viral dan menuai beragam komentar dari netizen. Banyak yang bersimpati pada Maya dan mengecam tindakan Sarah. "Kalau benar dia sengaja karena iri dengan perhatian bos, itu sudah kelewatan banget. Tempat kerja harusnya aman, bukan berbahaya!" tulis seorang netizen. Mereka menyoroti betapa bahayanya tindakan Sarah yang bisa merenggut nyawa.

Namun, ada juga netizen yang mencoba melihat dari sudut pandang lain, memberikan kritik halus pada dinamika kantor. "Bahaya sih ini. Tapi sebagai atasan harusnya bisa bersikap bijak dan punya batasan ya. Karena membedakan perlakuan ke karyawan, apalagi ‘mengesampingkan’ karyawan yang lebih effort itu menyakitkan," ujar netizen lain. Komentar ini mengingatkan bahwa lingkungan kerja yang tidak adil juga bisa memicu masalah.

Kisah Maya ini menjadi pengingat pahit tentang betapa kompleksnya hubungan antar rekan kerja. Kecemburuan dan persaingan bisa berubah menjadi sesuatu yang sangat berbahaya, bahkan mengancam nyawa. Penting bagi setiap individu untuk selalu berhati-hati, terutama jika menyangkut kesehatan dan keselamatan orang lain. Dan bagi perusahaan, menciptakan lingkungan kerja yang adil dan aman adalah sebuah keharusan.

Penulis: Tammy

Editor: Santika Reja

Terakhir disunting: Oktober 4, 2025

Promo Akad Nikah Makeup