Seedbacklink affiliate

Waspada! 5 Kebiasaan Ngopi Ini Bikin Berat Badanmu Auto Melonjak & Dietmu Zonk!

Tiga cangkir kopi dengan latte art dipegang oleh tangan, dua panas dan satu dingin.
Kebiasaan ngopi kekinian bisa berdampak pada kesehatan. Perhatikan kandungan gula dan frekuensi konsumsi.
banner 120x600

NEWS TANGERANG– Siapa sih yang nggak suka kopi? Minuman berkafein ini sudah jadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup anak muda zaman sekarang. Dari teman begadang sampai ritual pagi biar melek, secangkir kopi sering dianggap penyelamat buat nambah energi dan fokus. Nggak heran, kafe-kafe dengan menu kopi kekinian terus bermunculan dan selalu ramai pengunjung.

Tapi, di balik kenikmatan dan "image" kerennya, kebiasaan ngopi kita ternyata bisa punya dampak yang nggak selalu baik, lho. Apalagi kalau dikombinasikan dengan bahan tambahan tertentu atau dikonsumsi dengan cara yang keliru. Bukannya makin sehat atau produktif, beberapa kebiasaan ngopi justru bisa jadi biang kerok berat badanmu naik tanpa disadari.

Sering dianggap sepele, kebiasaan-kebiasaan ini berpotensi besar menambah asupan kalori harianmu. Selain itu, bisa juga mengacaukan pola makan dan bahkan memengaruhi kondisi hormon dalam tubuh. Jadi, penting banget buat kamu para penikmat kopi untuk tahu kebiasaan kecil apa saja yang sering dilakukan, tapi diam-diam bisa bikin timbanganmu bergeser ke kanan. Yuk, kita bedah satu per satu!

1. Kopi dengan Perisa: Manisnya Bikin Nyesel Kemudian

Kopi hitam murni itu sejatinya rendah kalori dan aman banget buat dikonsumsi. Masalahnya muncul ketika berbagai perisa manis seperti vanila, moka, karamel, atau hazelnut ditambahkan ke dalamnya. Umumnya, kafe-kafe nggak menggunakan bahan alami murni, melainkan sirup gula tinggi kalori yang bikin kandungan kalori minumanmu melonjak drastis.

Bayangkan saja, segelas cinnamon dolce latte ukuran grande di Starbucks bisa mencapai 340 kalori. Angka ini setara dengan seporsi makanan berat, lho! Kalau kamu rutin minum kopi berperisa seperti ini setiap hari, jangan kaget kalau berat badanmu susah turun atau malah makin naik.

Untuk menyiasati hal ini, ahli gizi merekomendasikan menaburkan kayu manis asli sebagai pengganti perisa. Selain menambah aroma dan rasa yang unik, bubuk kayu manis juga punya sifat anti-inflamasi dan membantu menstabilkan kadar gula darah. Kamu juga bisa coba tambahkan sedikit bubuk kakao murni tanpa gula atau ekstrak vanila asli untuk sentuhan rasa yang lebih sehat.

2. Pemanis Buatan: Manis di Lidah, Pahit di Perut & Timbangan

Banyak orang beralih dari gula biasa ke pemanis buatan, berharap kopi tetap manis tanpa tambahan kalori. Bahan-bahan seperti aspartam, sukralosa, atau sakarin memang nol kalori, tapi penelitian menunjukkan bahwa mereka justru bisa berdampak buruk bagi kesehatan usus. Mereka dapat mengganggu keseimbangan mikrobioma usus, yang berperan penting dalam metabolisme dan berat badan.

Selain itu, rasa manis yang terlalu intens dari pemanis buatan bisa membuat lidahmu terbiasa. Akibatnya, tubuhmu jadi makin menginginkan makanan manis yang sesungguhnya. Ini bisa memicu craving dan akhirnya kamu malah makan lebih banyak makanan manis berkalori tinggi.

Sebagai alternatif yang lebih baik, kamu bisa gunakan madu atau sirup maple dalam jumlah terbatas, misalnya satu sendok teh. Meskipun tetap mengandung gula, keduanya menawarkan vitamin B dan mineral penting seperti zinc serta mangan. Pilihan lain yang lebih aman dan menyehatkan adalah rempah alami seperti kayu manis, kapulaga, atau sedikit nutmeg untuk menambah dimensi rasa pada kopimu.

3. Kopi Pengganti Sarapan: Strategi yang Salah Kaprah?

Kebiasaan melewatkan sarapan demi mengurangi kalori, lalu hanya mengandalkan secangkir kopi, sering dilakukan banyak orang. Menurut pakar gizi, kebiasaan ini tidak selalu buruk, terutama jika dilakukan sebagai bagian dari pola intermittent fasting yang terencana. Minum kopi hitam di pagi hari lalu makan sekitar pukul 11 siang bisa membantu mengontrol gula darah sekaligus menjaga berat badan bagi sebagian orang.

Namun, ada pengecualian penting. Bagi mereka yang berolahraga di pagi hari, tubuh membutuhkan asupan energi lebih cepat karena aktivitas fisik menurunkan kadar gula darah. Jika hanya minum kopi, rasa lapar berlebih bisa muncul dan memicu makan berlebihan di kemudian waktu. Ini bisa membuatmu kalap dan akhirnya mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang kamu hemat di pagi hari.

Jadi, meski bisa bermanfaat bagi sebagian orang, pola ngopi ini tetap harus disesuaikan dengan kondisi tubuh dan tujuan kesehatan masing-masing. Idealnya, padukan kopimu dengan sarapan bergizi yang mengandung protein dan serat, seperti telur, oatmeal, atau smoothie buah.

4. Kopi dan Hormon Stres: Si Penyemangat yang Bisa Jadi Pemicu Cemas

Meski terkenal sebagai penyemangat, kopi juga bisa menimbulkan dampak negatif, terutama jika diminum saat perut kosong. Kafein dapat merangsang produksi hormon kortisol, yang dikenal sebagai hormon stres. Kadar kortisol yang tinggi dan kronis telah dikaitkan dengan peningkatan berat badan, terutama penumpukan lemak di area perut.

Alih-alih merasa segar, sebagian orang justru mengalami cemas, jantung berdebar, atau kelelahan parah setelah efek kopi mereda. Ini bisa jadi tanda adanya gangguan pada sistem hormonal yang bekerja ekstra keras. Jika tubuhmu mulai menunjukkan tanda-tanda tidak nyaman setelah minum kopi, sebaiknya konsumsi dikurangi atau diganti dengan minuman lain yang lebih ringan.

Mendengarkan reaksi tubuh adalah langkah penting agar kopi tetap menjadi teman produktivitas, bukan pemicu masalah kesehatan atau kenaikan berat badan. Cobalah minum kopi setelah sarapan atau setelah makan ringan untuk meminimalkan dampak pada hormon kortisol.

5. Kopi dan Pastry: Pasangan Maut untuk Dietmu

Pasangan klasik kopi dan pastry memang sulit ditolak. Donat manis, muffin cokelat, hingga roti pisang sering menjadi teman minum kopi yang praktis dan menggiurkan. Sayangnya, pilihan ini jarang memberi nilai gizi berarti, justru menambah asupan gula dan kalori berlebih yang bikin dietmu auto zonk.

Sebagai ilustrasi, satu biji muffin rata-rata mengandung 510 kalori dan 49 gram gula. Angka ini cukup tinggi hanya untuk camilan pagi atau teman ngopi sore. Jika kebiasaan ini dilakukan rutin, usaha menurunkan berat badanmu bisa berakhir sia-sia, bahkan kamu bisa tanpa sadar menambah berat badan.

Bukan berarti kamu harus sepenuhnya menghindari pastry, tapi cobalah lebih selektif dan batasi frekuensinya. Memilih camilan kaya serat atau protein, seperti roti gandum dengan selai kacang, buah segar, atau yogurt Yunani dengan topping buah, bisa menjadi alternatif yang jauh lebih sehat. Dengan begitu, kenikmatan menyeruput kopi hangat tetap terjaga tanpa harus mengorbankan kesehatan maupun timbangan tubuhmu.

Pada akhirnya, kopi itu bukan musuh dietmu. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kamu mengonsumsinya. Dengan sedikit penyesuaian pada kebiasaan ngopi harianmu, kamu bisa tetap menikmati secangkir kopi favorit tanpa khawatir berat badanmu melonjak. Jadi, yuk mulai bikin pilihan yang lebih cerdas demi tubuh yang lebih sehat dan berat badan ideal!

Penulis: Tammy

Editor: Santika Reja

Terakhir disunting: September 25, 2025

Promo Akad Nikah Makeup