MRT Lebak Bulus-Serpong FIX Jalan? Gubernur Banten Kasih Sinyal Hijau, Auto Bebas Macet Nih!

Ifan R

Ilustrasi interior stasiun MRT modern dengan rambu penunjuk arah dan fasilitas.
Desain interior MRT modern diharapkan mampu meningkatkan kenyamanan pengguna.

NEWS TNG – Warga Tangerang Raya, khususnya yang tiap hari berjibaku dengan kemacetan Jakarta, siap-siap dapat kabar gembira! Rencana pembangunan MRT dari Lebak Bulus menuju Serpong kini mendapat dukungan penuh dari Gubernur Banten, Andra Soni. Proyek transportasi massal ini digadang-gadang bakal jadi penyelamat mobilitas warga sekaligus jurus ampuh mengurai kepadatan lalu lintas yang sudah jadi "makanan" sehari-hari di wilayah penyangga Ibu Kota.

Andra Soni menegaskan, hubungan antara Provinsi Banten dan DKI Jakarta itu erat banget, lho. Bukan cuma dari jumlah penduduk, tapi juga aktivitas ekonomi yang saling terkait. Makanya, mobilitas tinggi warga Tangerang Selatan yang mayoritas bekerja di Jakarta ini jadi alasan utama kenapa proyek MRT ini harus digaspol.

Banten dan Jakarta: Dua Kota, Satu Impian Bebas Macet

"Kita ketahui bersama bahwa populasi penduduk di Banten itu sama dengan populasi penduduk Jakarta," ujar Andra Soni, dilansir situs berita terkemuka, Sabtu, 27 September 2025. Ia menambahkan, mobilisasi antara warga Jakarta dan Banten memang sangat tinggi dan padat. Dengan hadirnya MRT, ia yakin pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten pasti akan terdorong signifikan.

Bayangkan saja, setiap pagi dan sore, jutaan orang harus berjuang di jalanan, menghabiskan waktu berjam-jam di perjalanan. Ini bukan cuma soal buang-buang waktu, tapi juga energi dan produktivitas. MRT diharapkan bisa mengubah landscape perjalanan ini menjadi lebih efisien dan nyaman.

Proses Sudah Jalan: Studi Kelayakan dan Koordinasi Lintas Lembaga

Pemerintah Provinsi Banten ternyata gak cuma omong doang, mereka sudah gerak cepat. Berbagai koordinasi lintas lembaga sudah dilakukan untuk mewujudkan impian ini. Salah satunya yang paling krusial adalah menyiapkan studi kelayakan atau feasibility study (FS) untuk rute MRT North-South Line Extension.

FS ini penting banget karena akan mengkaji banyak hal. Mulai dari potensi jumlah penumpang, rute yang paling optimal, dampak lingkungan, hingga estimasi biaya dan kelayakan investasi. Pokoknya, semua aspek akan dibedah tuntas biar proyek ini bisa berjalan mulus dan berkelanjutan.

"Belum lama ini ada MoU antara MRT dan Sinar Mas Land terkait dengan pelaksanaan FS untuk rute MRT Lebak Bulus-Serpong," ungkap Andra. Ia menegaskan, Pemprov Banten mendukung penuh langkah ini karena FS akan menjadi dasar kuat untuk semua tahapan selanjutnya. Ini menunjukkan keseriusan semua pihak yang terlibat.

Rapat koordinasi juga sudah sering digelar, melibatkan banyak pihak penting. Ada Kementerian Perhubungan, PT KAI, Direktur Utama MRT Jakarta, serta seluruh kepala daerah di Tangerang Raya. Fokus pembahasannya pun gak main-main, mencakup kesiapan kelembagaan, skema pembiayaan, sampai aspek teknis pembangunan yang detail.

Optimisme Gubernur: MRT Jadi Solusi Utama

Andra Soni sangat optimis bahwa moda transportasi modern ini akan jadi solusi utama kemacetan. "Kami meyakini bahwa moda ini akan mengurai kemacetan," tegasnya. Kehadiran MRT bukan hanya memangkas waktu tempuh, tapi juga mengurangi jumlah kendaraan pribadi di jalan, yang secara langsung berdampak pada penurunan polusi udara.

Proyek MRT Serpong-Lebak Bulus ini juga bukan kaleng-kaleng, lho. Ternyata sudah masuk dalam agenda Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. Ini artinya, pemerintah pusat juga sudah menaruh perhatian serius pada proyek strategis ini.

Meskipun begitu, realisasi fisik belum akan berjalan dalam waktu dekat. Masih ada berbagai tahapan panjang yang harus dilalui, seperti proses pembebasan lahan, detail engineering design, dan finalisasi pendanaan. Tapi setidaknya, pondasinya sudah kokoh.

Skema Pembiayaan: Gak Cuma Mengandalkan Jakarta

Soal pembiayaan, Andra Soni menilai skema kerja sama business-to-business (B2B) jadi pilihan paling realistis. Ini berarti melibatkan pihak swasta dalam pendanaan dan pembangunan. Ia juga realistis bahwa Jakarta tidak mungkin menjadi satu-satunya daerah yang mampu membangun moda transportasi modern seperti MRT sendirian.

Kolaborasi antara pemerintah dan swasta, atau bahkan antar-pemerintah daerah, menjadi kunci. Ini membuka peluang investasi yang lebih luas dan mempercepat proses pembangunan. Skema B2B bisa jadi game changer untuk proyek sebesar ini.

Suara dari Tangerang Selatan: Wajib Banget Ada MRT!

Dari sisi Tangerang Selatan, Wakil Wali Kota Pilar Saga Ichsan juga menyuarakan kebutuhan mendesak akan akses MRT. Menurut Pilar, masyarakat di wilayahnya sangat membutuhkan konektivitas langsung dengan Jakarta. "Sekitar 70% dari 1,5 juta penduduk Tangerang Selatan melakukan aktivitas hilir mudik ke Jakarta," kata Pilar.

Angka 70% itu bukan angka kecil, lho! Ini menunjukkan betapa vitalnya konektivitas antara Tangsel dan Jakarta. MRT akan sangat membantu mengurangi stres perjalanan, meningkatkan kualitas hidup, dan mendorong produktivitas warga. Bayangkan, waktu yang tadinya habis di jalan bisa dipakai untuk keluarga atau hobi.

Pilar menambahkan, ada beberapa opsi pembiayaan yang bisa ditempuh. Mulai dari pinjaman antar pemerintah (G to G loan), skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), hingga pembiayaan murni oleh swasta. Ini menunjukkan fleksibilitas dan berbagai jalan yang bisa diambil untuk mewujudkan proyek ini.

Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, harapan akan MRT Lebak Bulus-Serpong yang terwujud semakin besar. Semoga saja proyek ini bisa segera terealisasi dan menjadi solusi permanen bagi kemacetan yang bikin pusing kepala. Warga Tangerang Raya, mari kita kawal terus proyek keren ini!

Penulis: Ifan R

Editor: Santika Reja

Terakhir disunting: September 29, 2025

Komentar Pembaca

pos terkait