
NEWS TANGERANG– Peristiwa miris menimpa seorang kakek berusia 70 tahun berinisial M yang babak belur dihajar tetangganya sendiri, IB (30), di kawasan Jalan Kisamaun, Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang. Kejadian berdarah ini terjadi pada Senin malam (7/4/2025) sekitar pukul 20.00 WIB, setelah korban selesai melaksanakan salat Isya.
Baca Juga: Pemkot Tangerang Wujudkan Stabilitas Stok dan Harga Pangan Pasca Lebaran 2025
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun oleh tim kami, kekerasan bermula dari hal sepele yaitu teguran yang diberikan kakek M kepada anak-anak yang bermain memukul pagar rumahnya dengan kayu. Siapa sangka, teguran sederhana ini berujung petaka bagi sang kakek.
“Saya dengar teriakan-teriakan dari luar sekitar jam delapan malam. Karena penasaran, saya langsung keluar rumah. Ternyata kejadiannya terjadi di rumah abang saya,” ungkap Bahrudin, adik korban, ketika ditemui tim kami pada Selasa (8/4/2025).
Saat Bahrudin tiba di lokasi kejadian, pemandangan mencekam langsung terlihat di depan matanya. Sang kakak ditemukan dalam kondisi mengenaskan, jongkok berlumuran darah dengan luka-luka di sekujur tubuhnya. Yang lebih mengejutkan, pelaku masih berada di tempat kejadian saat itu.
“Saya langsung datang ke lokasi. Begitu sampai, saya lihat abang saya sudah jongkok dengan badan penuh darah dan pelakunya masih ada di situ. Tanpa pikir panjang, saya langsung menengahi keduanya,” tambah Bahrudin dengan nada getir.
Menurut keterangan keluarga korban, tidak ada saksi mata yang melihat langsung adanya pemukulan awal yang dilakukan oleh korban seperti yang diklaim oleh pelaku. Bahrudin sendiri mempertanyakan tindakan kekerasan terhadap lansia tersebut.
“Saya langsung tanya ke pelaku, kenapa sampai memukuli orang tua? Usia dia masih muda, sekitar 30 tahun, sedangkan abang saya itu sudah 70 tahun lebih. Apa nggak kasihan?” ungkapnya penuh emosi.
Berdasarkan kronologi yang diceritakan keluarga, awalnya ada tiga anak kecil yang bermain di depan rumah korban sambil memukul-mukul pagar dengan kayu. Merasa terganggu, kakek M keluar dan memberikan teguran keras kepada anak-anak tersebut.
“Tidak ada penamparan sama sekali dari abang saya. Dia hanya menegur karena anak-anak itu main pukul-pukul pagar pakai kayu. Itu kan rumah orang, bukan tempat main. Setelah menegur, abang saya masuk kembali ke rumah dan duduk. Eh, tiba-tiba orang tua dari anak-anak itu datang dan tanpa ngomong apa-apa langsung menendang abang saya,” jelas Bahrudin menggambarkan detik-detik kejadian naas tersebut.
Meskipun pelaku dikabarkan telah menyerahkan diri kepada pihak kepolisian, keluarga korban tetap menuntut agar kasus penganiayaan ini diproses secara hukum. Mereka tidak ingin kasus serupa terulang di kemudian hari.
“Saya berharap kasus ini dilanjutkan ke proses hukum agar kejadian semacam ini tidak terulang lagi. Kita tidak bisa membenarkan kekerasan terhadap orang tua hanya karena emosi sesaat,” tegas Bahrudin.
Saat dikonfirmasi soal kejadian tersebut, Kapolsek Tangerang, Polres Metro Tangerang Kota, Kompol Suyatno membenarkan adanya laporan penganiayaan terhadap lansia berinisial M di wilayah hukumnya.
“Kasus ini sedang kami tangani, mohon bersabar. Yang menarik, ternyata pihak pelaku juga melaporkan balik. Kami masih mendalami penyebab pasti dari kejadian tersebut,” ujar Kompol Suyatno melalui sambungan telepon.
Informasi yang kami terima menyebutkan bahwa kakek M saat ini masih dalam perawatan medis akibat luka-luka yang dideritanya. Meski kondisinya tidak mengancam jiwa, namun luka fisik dan trauma yang dialami korban cukup memprihatinkan.
“Abang saya masih shock. Dia tidak menyangka akan dipukuli seperti itu hanya karena menegur anak-anak,” tutur Bahrudin.
Beberapa warga sekitar Jalan Kisamaun yang kami temui mengaku terkejut dengan kejadian tersebut. Selama ini, mereka mengenal kakek M sebagai sosok yang ramah dan jarang membuat masalah dengan tetangga.
“Pak M itu orangnya pendiam dan taat beribadah. Setiap waktu salat selalu ke masjid. Kami semua kaget mendengar dia dihajar seperti itu,” ujar Mahmud, salah satu tetangga yang tinggal tak jauh dari lokasi kejadian.
Kasus penganiayaan terhadap lansia ini menambah daftar konflik antartetangga yang terjadi di Kota Tangerang. Berdasarkan data yang kami himpun, sepanjang tahun 2024 hingga awal 2025, setidaknya telah terjadi belasan kasus serupa dengan pemicu yang beragam.
“Konflik antartetangga sebenarnya bisa dicegah jika komunikasi berjalan dengan baik. Sayangnya, banyak orang yang langsung terpancing emosi ketimbang mencari jalan keluar lewat dialog,” kata Sumardi, tokoh masyarakat setempat.
Belajar dari kasus ini, ada beberapa cara yang bisa kita terapkan untuk menghindari konflik dengan tetangga:
Semoga proses hukum berjalan adil dan memberikan efek jera bagi pelaku kekerasan terhadap lansia.
Penulis: Titis Yunita
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: April 9, 2025