NEWS TANGERANG– Dunia kepolisian kembali diwarnai pergerakan signifikan. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo baru saja mengumumkan rotasi dan mutasi besar-besaran, melibatkan empat Kapolda sekaligus, dari Lampung hingga Sulawesi Selatan. Keputusan ini tertuang dalam Surat Telegram Kapolri ST/2192/IX/KEP./2025 yang dirilis pada 24 September 2025, memicu banyak pertanyaan tentang arah baru kepemimpinan di beberapa wilayah penting.
Pengumuman resmi disampaikan oleh Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko pada Jumat, 26 September 2025. Perombakan ini bukan sekadar pergantian posisi biasa, melainkan bagian dari strategi dinamis Polri untuk terus beradaptasi dengan tantangan tugas yang semakin kompleks. Tujuannya jelas: demi memberikan perlindungan dan pelayanan terbaik kepada masyarakat di seluruh penjuru negeri.
Mengapa Ada Perombakan? Dinamika di Tubuh Polri
Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko menjelaskan bahwa mutasi dan rotasi jabatan adalah hal yang sangat dinamis dalam organisasi sebesar Polri. Ini merupakan langkah strategis untuk menjawab tuntutan tugas yang terus berkembang, sekaligus memastikan setiap posisi diisi oleh personel yang paling tepat dan siap menghadapi tantangan. Proses ini juga merupakan bagian integral dari pengembangan personel Polri.
Lebih lanjut, Trunoyudo menegaskan bahwa setiap keputusan mutasi telah melalui pertimbangan matang dan analisis kebutuhan organisasi yang mendalam. Polri senantiasa berupaya melakukan pengembangan terhadap personelnya agar selaras dengan visi dan misi organisasi. Ini bukan hanya sekadar penyegaran, tetapi juga bagian dari transformasi menyeluruh.
Transformasi yang dimaksud mencakup aspek organisasi, operasional, pelayanan, hingga pengawasan. Semua upaya ini diarahkan untuk mewujudkan Polri yang Presisi (Prediktif, Responsibilitas, Transparansi Berkeadilan), sebuah visi yang terus digaungkan oleh Kapolri Listyo Sigit Prabowo. Dengan adanya perombakan ini, diharapkan kinerja Polri di lapangan akan semakin optimal dan responsif terhadap kebutuhan publik.
Siapa Saja yang Bergeser? Daftar Lengkap Kapolda Baru
Perombakan kali ini membawa beberapa nama baru ke pucuk pimpinan Polda di empat provinsi. Setiap pergantian ini tentu membawa harapan dan strategi baru untuk kemajuan wilayah yang dipimpin. Mari kita bedah satu per satu siapa saja yang mendapat amanah baru ini.
Pertama, ada Irjen Endi Sutendi yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Asisten Utama (Waastama) Kapolri bidang Operasi. Kini, ia dipercaya untuk mengemban tugas sebagai Kapolda Sulawesi Tengah. Penunjukan ini menunjukkan kepercayaan pimpinan Polri terhadap kapasitas operasional dan manajerial Irjen Endi dalam menjaga stabilitas keamanan di wilayah strategis tersebut.
Selanjutnya, Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro, yang dikenal sebagai sosok berpengalaman di Dirtipidum Bareskrim Polri, kini menduduki jabatan Kapolda Sulawesi Selatan. Ia menggantikan Irjen Rusdi Hartono yang dimutasikan sebagai Pati Bareskrim Polri. Penunjukan ini diharapkan membawa angin segar dalam penegakan hukum dan pelayanan masyarakat di salah satu provinsi terbesar di Indonesia Timur.
Kemudian, ada Brigjen Helfi Assegaf, Dirtipideksus Bareskrim Polri, yang mendapat promosi menjadi Kapolda Lampung. Irjen Helfi menggantikan Irjen Helmy Santika yang dimutasi menjadi Pati Itwasum Polri. Dengan latar belakang di bidang tindak pidana ekonomi dan khusus, Irjen Helfi diharapkan mampu membawa inovasi dalam penanganan kejahatan finansial dan ekonomi di Lampung.
Terakhir, pucuk pimpinan Kapolda Kepulauan Bangka Belitung kini dijabat oleh Irjen Viktor T Sihombing. Sebelumnya, Irjen Viktor menjabat sebagai Kadivkum Polri, posisi yang sangat krusial dalam aspek hukum kepolisian. Ia menggantikan Irjen Hendro Pandowo yang dimutasi menjadi Pati Bareskrim Polri. Kehadiran Irjen Viktor diharapkan dapat memperkuat penegakan hukum dan kepastian hukum di Bangka Belitung.
Dari Bareskrim ke Wilayah: Promosi dan Tantangan Baru
Menariknya, beberapa nama yang kini menjabat Kapolda datang dari posisi-posisi penting di Bareskrim Polri. Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro dari Dirtipidum dan Brigjen Helfi Assegaf dari Dirtipideksus adalah contoh nyata bagaimana pengalaman di bidang reserse dan investigasi kini dioptimalkan untuk kepemimpinan wilayah. Ini menunjukkan bahwa Polri ingin membawa kedalaman analisis dan pengalaman penanganan kasus ke tingkat regional.
Promosi ini bukan hanya sekadar naik pangkat, melainkan juga tantangan baru yang besar. Dari fokus pada penegakan hukum di tingkat nasional, para jenderal ini kini harus mengelola seluruh aspek kepolisian di tingkat provinsi. Mulai dari keamanan dan ketertiban masyarakat, lalu lintas, hingga pelayanan publik, semuanya menjadi tanggung jawab mereka.
Perpindahan ini juga mencerminkan upaya Polri untuk mendistribusikan talenta terbaiknya ke seluruh lini organisasi. Dengan menempatkan perwira berpengalaman dari Bareskrim di posisi Kapolda, diharapkan ada peningkatan kualitas penanganan kasus dan pelayanan yang lebih presisi di daerah. Ini adalah bagian dari strategi besar untuk memperkuat fondasi kepolisian di setiap wilayah.
Lebih dari Sekadar Rotasi: Visi Polri Presisi
Setiap perombakan di tubuh Polri, terutama di level Kapolda, selalu memiliki makna yang lebih dalam. Ini bukan hanya tentang mengisi kekosongan atau penyegaran semata, melainkan juga tentang mengimplementasikan visi besar Polri. Visi Polri Presisi yang dicanangkan Kapolri Listyo Sigit Prabowo menjadi panduan utama dalam setiap pengambilan keputusan strategis, termasuk mutasi ini.
Visi Presisi menekankan pada kepolisian yang prediktif dalam mengantisipasi kejahatan, responsif dalam melayani masyarakat, dan transparan berkeadilan dalam setiap tindakannya. Dengan menempatkan pemimpin-pemimpin baru yang memiliki rekam jejak dan kapabilitas sesuai kebutuhan, Polri berharap dapat mewujudkan pelayanan yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih adil bagi seluruh masyarakat.
Pengembangan personel dan analisis kebutuhan organisasi menjadi kunci dalam proses ini. Polri tidak hanya melihat kinerja individu, tetapi juga bagaimana setiap individu dapat berkontribusi pada pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan. Mutasi ini adalah cerminan dari komitmen Polri untuk terus berinovasi dan beradaptasi demi menjaga keamanan dan ketertiban di Indonesia.
Implikasi dan Harapan Masyarakat
Pergantian kepemimpinan di empat Polda ini tentu membawa implikasi yang signifikan bagi masyarakat di wilayah Lampung, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Kepulauan Bangka Belitung. Dengan adanya "wajah baru" di kursi Kapolda, masyarakat tentu berharap akan ada peningkatan kinerja, inovasi dalam pelayanan, serta respons yang lebih cepat terhadap permasalahan yang ada.
Harapan terbesar adalah terwujudnya keamanan dan ketertiban yang lebih baik, penegakan hukum yang lebih transparan dan adil, serta pelayanan publik yang semakin mudah diakses. Masyarakat juga menantikan terobosan-terobosan baru dari para Kapolda yang baru dalam menghadapi tantangan unik di masing-masing daerah, seperti penanganan kejahatan siber, narkoba, atau konflik sosial.
Dengan semangat transformasi dan visi Polri Presisi, perombakan ini diharapkan menjadi langkah positif. Ini adalah janji Polri untuk terus berbenah dan meningkatkan kualitasnya demi melayani, melindungi, dan mengayomi seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Kita nantikan bagaimana para Kapolda baru ini akan membawa perubahan positif di wilayah tugas mereka.
Penulis: Arya N
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: September 26, 2025