Seedbacklink affiliate

Geger Lamongan! Belasan Siswa SMA Tumbang Massal Usai Santap ‘Makanan Gratis’, Ada Apa?

Siswa SMAN 2 Lamongan dirawat di fasilitas kesehatan usai mengalami gejala massal.
Siswa SMAN 2 Lamongan mendapat perawatan medis akibat dugaan keracunan massal.
banner 120x600

NEWS TANGERANG– Suasana di SMAN 2 Lamongan mendadak tegang pada Rabu (17/9) siang. Belasan siswa dari berbagai tingkatan kelas, mulai dari kelas 10 hingga 12, secara bersamaan mengeluhkan gejala yang mencurigakan. Mereka mengalami mual, pusing, bahkan beberapa di antaranya sudah mulai muntah-muntah, membuat panik seisi sekolah.

Melihat kondisi para murid yang semakin memburuk, pihak sekolah tidak tinggal diam. Para guru dengan sigap langsung mengambil tindakan darurat, membawa siswa-siswa yang sakit ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan medis secepatnya. Sebagian siswa bahkan dijemput pulang oleh orang tua mereka yang khawatir.

Detik-detik Siswa SMAN 2 Lamongan Tumbang Massal

Kejadian bermula saat para siswa mulai merasakan gejala aneh tersebut setelah waktu makan siang. Banyak dari mereka yang baru saja mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG), sebuah inisiatif yang seharusnya memberikan asupan nutrisi sehat bagi para pelajar. Namun, ada juga beberapa siswa yang mengaku makan di kantin sekolah.

Anggraini, salah seorang guru SMAN 2 Lamongan, mengungkapkan keprihatinannya. "Karena kami bukan dokter, sehingga kami bawa ke rumah sakit," ujarnya, menjelaskan alasan di balik keputusan cepat membawa siswa ke fasilitas medis. Ia menambahkan bahwa beberapa orang tua juga memilih untuk membawa anak mereka pulang untuk perawatan lebih lanjut.

Pada awalnya, belum ada kepastian mengenai penyebab pasti dari insiden ini. Pihak sekolah masih belum berani menyimpulkan apakah keracunan massal ini murni disebabkan oleh makanan dari program MBG atau ada faktor lain, seperti makanan yang dijual di kantin sekolah. "Kami tidak bisa memutuskan dan ini gara-gara MBG gitu," kata Anggraini, menekankan perlunya investigasi lebih lanjut.

Antara MBG dan Kantin: Awal Mula Dugaan Keracunan

Belasan siswa yang terdampak langsung dilarikan ke beberapa rumah sakit dan klinik di sekitar Lamongan. Setidaknya 10 siswa mendapatkan perawatan intensif di RSI Nasrul Ummah, sementara satu siswa dibawa ke RS Permata Hati, dan satu lainnya ke Klinik Sartika. Dua siswa lainnya memilih untuk dirawat di rumah setelah dijemput oleh keluarga mereka.

Pihak sekolah memastikan bahwa semua siswa yang sakit telah mendapatkan penanganan terbaik dari tim medis. Anggraini melaporkan bahwa kondisi para siswa berangsur membaik dan gejala pusing serta muntah yang mereka alami sudah mulai mereda. Ini tentu menjadi sedikit kelegaan di tengah kekhawatiran yang melanda.

Namun, misteri penyebab keracunan ini akhirnya mulai terkuak. Informasi penting datang dari pihak Rumah Sakit Islam (RSI) Nasrul Ummah, salah satu tempat di mana sebagian besar siswa dirawat. Mereka memberikan konfirmasi yang mengejutkan dan menjadi titik terang dalam kasus ini.

RS Buka Suara: Keracunan Massal Akibat Program MBG Terkonfirmasi!

Irmayanti, Humas RSI Nasrul Ummah, secara tegas menyatakan bahwa belasan siswa SMAN 2 Lamongan yang mengalami mual dan pusing tersebut memang disebabkan oleh keracunan makanan dari program MBG. Konfirmasi ini didapatkan setelah serangkaian pemeriksaan dan observasi terhadap para pasien.

"Ini ada kasus keracunan makanan dari MBG. Ini dari SMA Negeri 2 Lamongan," jelas Irma. Ia merinci bahwa total ada 13 pasien siswa yang dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSI Nasrul Ummah. Dari jumlah tersebut, empat siswa telah menunjukkan perbaikan signifikan dan diperbolehkan pulang untuk menjalani rawat jalan.

Sementara itu, sembilan siswa lainnya masih harus menjalani observasi lebih lanjut di rumah sakit. Dua di antaranya bahkan menunjukkan indikasi kuat untuk memerlukan rawat inap, menandakan bahwa kondisi mereka membutuhkan pengawasan medis yang lebih intensif. Keputusan ini diambil demi memastikan pemulihan total dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

Update Kondisi Para Korban dan Langkah Selanjutnya

Konfirmasi dari pihak rumah sakit tidak hanya berhenti pada diagnosis. Irma juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) setempat, yang merupakan penyelenggara program MBG. "Ini juga sudah diindikasikan sama bapak-bapak yang dari pihak MBG," terangnya, menunjukkan adanya pengakuan dari pihak penyelenggara program.

Pengakuan ini sangat krusial karena mengarahkan fokus pada evaluasi kualitas dan keamanan makanan yang disalurkan melalui program MBG. Insiden ini jelas menjadi alarm keras bagi semua pihak terkait untuk meninjau ulang standar operasional dan pengawasan program tersebut. Kesehatan dan keselamatan siswa adalah prioritas utama yang tidak bisa ditawar.

Setelah insiden keracunan massal ini, pihak rumah sakit tidak hanya fokus pada penanganan pasien. Mereka juga akan menindaklanjuti kasus ini dengan serius. Salah satu langkah penting yang akan diambil adalah menyarankan SPPG untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap makanan yang disajikan dalam program MBG.

Evaluasi Mendesak: Nasib Program Makan Bergizi Gratis di Lamongan

"Jadi nanti ada mungkin ya ada tindak lanjutnya juga yang mungkin bisa dievaluasi atau apa untuk di MBG yang ada di Lamongan," ucap Irma, menggarisbawahi pentingnya perbaikan sistem. Evaluasi ini diharapkan dapat mencakup seluruh aspek, mulai dari pemilihan bahan baku, proses pengolahan, hingga distribusi makanan, untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.

Kasus keracunan massal di SMAN 2 Lamongan ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran di kalangan orang tua dan masyarakat luas. Program Makan Bergizi Gratis yang seharusnya menjadi solusi untuk meningkatkan gizi siswa, justru berujung pada insiden yang membahayakan kesehatan mereka. Ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak terkait untuk lebih teliti dan bertanggung jawab dalam menjalankan program yang menyangkut hajat hidup orang banyak, terutama anak-anak sekolah.

Pemerintah daerah dan dinas terkait diharapkan segera turun tangan untuk melakukan investigasi mendalam dan mengambil langkah-langkah konkret. Transparansi dalam penanganan kasus ini juga sangat dibutuhkan agar kepercayaan publik terhadap program-program pemerintah tetap terjaga. Semoga para siswa yang masih dirawat segera pulih sepenuhnya dan kejadian ini menjadi yang terakhir kalinya.

Penulis: Arya N

Editor: Santika Reja

Terakhir disunting: September 18, 2025

Promo Akad Nikah Makeup