Seedbacklink affiliate

Geger! Petani Riau Cor Badan di Hari Tani Jakarta: Protes Ekstrem yang Bikin Merinding!

Demonstrasi Hari Tani Nasional di Jakarta, petani membawa bendera di jalanan.
Aksi demonstrasi petani di Jakarta merayakan Hari Tani Nasional.
banner 120x600

NEWS TANGERANGHari Tani Nasional tahun ini di Jakarta diwarnai sebuah pemandangan yang tak biasa, bahkan bisa dibilang ekstrem. Di tengah hiruk pikuk demonstrasi, seorang petani bernama Ridwan nekat melakukan aksi cor badan, membiarkan dirinya terkunci dalam beton sebagai bentuk protes. Aksi ini sontak menarik perhatian publik dan menjadi simbol kekecewaan mendalam para petani di seluruh Indonesia.

Aksi Cor Badan: Simbol Protes Paling Ekstrem

Pada Selasa, 24 September, di sekitar Patung Arjuna Wiwaha atau yang lebih dikenal dengan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Ridwan berdiri tegak di dalam sebuah kerangka beton. Perlahan, adukan semen dituangkan, mengunci tubuhnya hingga sebatas pinggang. Pemandangan ini bukan hanya sekadar aksi, melainkan sebuah metafora kuat tentang bagaimana petani merasa "terkunci" dan "terbeton" oleh kebijakan yang tak berpihak.

Aksi ini berlangsung di tengah barisan aparat yang menyekat massa demonstrasi, menjaga jarak sekitar satu kilometer dari Istana Kepresidenan. Meski demikian, pesan yang ingin disampaikan Ridwan dan rekan-rekannya tetap menggema. Ini adalah gambaran nyata dari keputusasaan yang telah mencapai puncaknya, ketika kata-kata dan tuntutan biasa seolah tak lagi didengar.

Hari Tani Nasional: Momentum Suara Petani

Tanggal 24 September diperingati sebagai Hari Tani Nasional, sebuah momen penting untuk merefleksikan kondisi petani dan sektor pertanian di Indonesia. Namun, alih-alih merayakan kemajuan, hari ini justru menjadi ajang bagi petani untuk menyuarakan kekecewaan dan tuntutan yang tak kunjung terpenuhi. Aksi cor badan Ridwan adalah cerminan dari kondisi tersebut.

Momen Hari Tani seharusnya menjadi pengingat bagi pemerintah akan janji-janji reformasi agraria yang kerap digaungkan. Namun, bagi banyak petani, hari ini justru terasa seperti pengulangan kekecewaan. Mereka datang ke ibu kota membawa harapan perubahan, namun seringkali pulang dengan tangan hampa, hanya menyisakan janji-janji yang tak jelas.

Akar Masalah: Reformasi Agraria yang Mandek

Ketua Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) DKI Jakarta, Betran Sulani, menjelaskan bahwa aksi cor badan ini adalah akumulasi dari kekecewaan masyarakat petani Indonesia selama bertahun-tahun. Betran menegaskan bahwa LMND membersamai perjuangan para petani, termasuk Ridwan yang merupakan pimpinan petani dari Riau. Masalah utamanya adalah mandeknya reformasi agraria.

Reformasi agraria adalah upaya penataan ulang kepemilikan, penguasaan, dan pemanfaatan tanah demi keadilan dan kesejahteraan rakyat, khususnya petani. Namun, implementasinya di lapangan jauh dari harapan. Konflik agraria, di mana petani kehilangan tanah mereka akibat klaim perusahaan besar atau proyek pembangunan, masih menjadi momok yang tak kunjung usai.

Suara dari Riau: Perjuangan Tanpa Henti

Ridwan, sebagai perwakilan petani dari Riau, membawa serta kisah perjuangan panjang dari daerahnya. Petani Riau, kata Betran, bukan hanya beraksi hari ini saja. Mereka telah berulang kali menyuarakan tuntutan mereka, namun selalu berakhir tanpa hasil yang memuaskan. Kondisi ini membuat mereka merasa terpojok dan terabaikan.

"Tuntutan tidak diakomodir," ujar Betran. "Maka di momentum Hari Tani Nasional, aksi cor badan ini sebagai kritikan, akumulasi kekecewaan petani Riau bahwa pemerintah tidak selesai melaksanakan reformasi agraria. Konflik agraria sampai hari ini tidak selesai baik itu di Riau, maupun seluruh Indonesia." Ini menunjukkan bahwa masalah agraria bukan hanya isu lokal, melainkan masalah nasional yang membutuhkan perhatian serius.

Skeptisisme Petani: Janji Manis yang Tak Kunjung Terwujud

Meskipun perwakilan petani disebut telah diundang untuk bertemu dengan pemerintah, Betran menyatakan bahwa mereka tetap skeptis. Pengalaman di masa lalu menunjukkan bahwa pertemuan semacam itu seringkali hanya berakhir dengan janji-janji kosong tanpa tindak lanjut konkret. Ini menciptakan rasa tidak percaya yang mendalam di kalangan petani.

"Setiap kita dipanggil tidak ada penyelesaian tuntutan," tegas Betran. Oleh karena itu, meskipun ada perwakilan yang masuk untuk berdialog, aksi cor badan tetap dilanjutkan. Ini adalah pesan jelas bahwa mereka tidak akan berhenti berjuang sampai ada solusi nyata dan bukan hanya sekadar basa-basi politik.

Apa Selanjutnya? Harapan di Tengah Kekecewaan

Aksi cor badan Ridwan menjadi sorotan tajam yang memaksa kita untuk melihat lebih dekat realitas petani di Indonesia. Ini bukan sekadar demonstrasi biasa, melainkan jeritan hati yang paling dalam dari mereka yang menggantungkan hidupnya pada tanah. Pertanyaan besar yang muncul adalah, apakah aksi ekstrem ini akan cukup untuk menggerakkan pemerintah agar serius menuntaskan reformasi agraria?

Petani adalah tulang punggung ketahanan pangan bangsa. Jika mereka terus-menerus dikecewakan dan hak-hak mereka diabaikan, masa depan pertanian Indonesia akan terancam. Aksi Ridwan adalah pengingat keras bahwa masalah agraria adalah bom waktu yang harus segera diselesaikan. Semoga suara yang terkunci dalam beton ini bisa membuka mata dan hati para pemangku kebijakan, membawa perubahan nyata bagi kesejahteraan petani Indonesia.

Penulis: Arya N

Editor: Santika Reja

Terakhir disunting: September 24, 2025

Promo Akad Nikah Makeup