Seedbacklink affiliate

Geger! Ratusan Siswa Keracunan Massal Usai Santap Tuna Program Makan Gratis, BPOM Ungkap Biang Keroknya!

Siswa korban keracunan dirawat, bersama beberapa produk makanan ringan.
Siswa korban keracunan di Banggai dirawat. Otoritas selidiki makanan dan produk yang diduga jadi pemicu insiden.
banner 120x600

NEWS TANGERANG– Kabar mengejutkan datang dari Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, ketika ratusan siswa SD, SMP, hingga SMA mendadak dilarikan ke rumah sakit. Total 314 siswa mengalami gejala keracunan serius setelah menyantap menu makan siang dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Insiden ini sontak memicu kekhawatiran publik dan penyelidikan mendalam dari pihak berwenang.

Para siswa yang menjadi korban keracunan ini menunjukkan gejala yang mengkhawatirkan. Mereka merasakan mual, muntah, sakit perut hebat, pusing, bahkan beberapa di antaranya mengalami sesak napas. Kondisi darurat ini membuat fasilitas kesehatan di Banggai kewalahan menampung pasien anak-anak dalam jumlah besar secara bersamaan.

Penyebab Keracunan Terungkap: Bahaya Histamin dalam Ikan Tuna

Setelah serangkaian investigasi dan pengujian sampel makanan, Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Palu akhirnya memastikan penyebab utama keracunan massal ini. Hasil uji laboratorium menunjukkan adanya kadar histamin yang tinggi pada ikan tuna goreng saus, menu utama yang disajikan dalam program MBG. Ikan tuna inilah yang diduga kuat menjadi biang kerok di balik insiden mengerikan tersebut.

Kepala BPOM Palu, Mardianto, menjelaskan kepada wartawan bahwa temuan kadar histamin ini sangat signifikan. Histamin adalah senyawa kimia yang dapat terbentuk secara alami pada ikan, terutama jenis ikan laut seperti tuna, makarel, atau sarden, jika penanganan atau penyimpanannya tidak tepat. Pembentukan histamin ini seringkali terjadi akibat aktivitas bakteri pada ikan yang sudah tidak segar.

Selain kadar histamin, BPOM juga menemukan beberapa parameter lain yang tidak memenuhi syarat, baik dari sisi kimia maupun mikrobiologi. Ini menunjukkan adanya masalah yang lebih kompleks dalam rantai pasok dan pengolahan makanan program MBan. Pangan yang dicurigai sebagai penyebab keracunan pun telah diamankan dan dipastikan tidak boleh lagi dikonsumsi untuk mencegah insiden serupa.

Mengenal Histamin dan Bahayanya

Histamin adalah zat yang secara alami ada dalam tubuh manusia dan berperan dalam respons alergi. Namun, ketika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan dari makanan yang terkontaminasi, histamin dapat menyebabkan reaksi keracunan yang dikenal sebagai scombroid poisoning. Gejala keracunan histamin biasanya muncul cepat, dalam hitungan menit hingga beberapa jam setelah mengonsumsi makanan.

Gejala yang dialami para siswa di Banggai, seperti mual, muntah, sakit perut, pusing, dan sesak napas, sangat sesuai dengan karakteristik keracunan histamin. Dalam kasus yang parah, keracunan ini bahkan bisa menyebabkan reaksi anafilaksis, meskipun jarang terjadi. Oleh karena itu, penanganan ikan yang benar sejak penangkapan hingga penyajian sangat krusial untuk mencegah pembentukan histamin.

Peran BPOM dan Dinas Kesehatan dalam Penyelidikan

BPOM Palu, sebagai lembaga pengawas obat dan makanan, memiliki peran vital dalam kasus ini. Mereka bertanggung jawab untuk melakukan pengujian sampel makanan dan memberikan hasil analisis ilmiah. Namun, Mardianto menegaskan bahwa keputusan akhir mengenai penyebab keracunan secara resmi berada di tangan Dinas Kesehatan setempat.

"Hasilnya kami sampaikan kepada pemohon (Dinas Kesehatan). Nanti mereka yang menetapkan penyebabnya, apakah karena faktor kimia atau mikro," jelas Mardianto. Ini menunjukkan adanya pembagian tugas dan wewenang yang jelas antara kedua lembaga tersebut. BPOM menyediakan data ilmiah, sementara Dinas Kesehatan yang akan membuat kesimpulan medis dan epidemiologis.

Dinas Kesehatan akan menganalisis data dari BPOM bersama dengan informasi klinis dari pasien. Mereka juga akan melihat pola penyebaran kasus dan faktor-faktor lain yang mungkin berkontribusi. Penentuan penyebab yang akurat sangat penting untuk mengambil langkah pencegahan dan perbaikan di masa depan, terutama untuk program sepenting MBG.

Program Makan Bergizi Gratis: Antara Harapan dan Tantangan

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan inisiatif pemerintah yang bertujuan mulia untuk meningkatkan gizi anak-anak sekolah. Program ini diharapkan dapat membantu mengatasi masalah malnutrisi dan meningkatkan konsentrasi belajar siswa, terutama di daerah-daerah yang membutuhkan. Namun, insiden keracunan ini menjadi tamparan keras dan sorotan terhadap implementasi program.

Kasus keracunan massal ini menunjukkan tantangan besar dalam memastikan kualitas dan keamanan pangan dalam skala besar. Logistik, pemilihan bahan baku, proses pengolahan, hingga distribusi makanan harus diawasi dengan sangat ketat. Satu saja mata rantai yang lemah bisa berakibat fatal, seperti yang terjadi pada 314 siswa di Banggai.

Kejadian ini harus menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak yang terlibat dalam program MBG. Mulai dari pemasok bahan baku, juru masak, hingga pihak pengawas. Keselamatan dan kesehatan anak-anak adalah prioritas utama yang tidak bisa ditawar.

Langkah Selanjutnya dan Pencegahan di Masa Depan

Setelah penyebab keracunan terungkap, langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program MBG di Kabupaten Banggai, dan mungkin juga di wilayah lain. Ini termasuk meninjau ulang standar operasional prosedur (SOP) untuk penanganan makanan, mulai dari pembelian bahan baku hingga penyajian. Pelatihan intensif bagi para pengelola dan juru masak juga sangat diperlukan.

Penting untuk memastikan bahwa semua bahan makanan, terutama ikan, disimpan dalam suhu yang tepat dan diolah secepat mungkin setelah pembelian. Ikan yang sudah tidak segar atau disimpan di suhu ruangan terlalu lama sangat rentan terhadap pembentukan histamin. Selain itu, pengujian sampel makanan secara berkala dan mendadak (inspeksi mendadak) juga bisa menjadi cara efektif untuk memastikan kualitas.

Insiden ini juga mengingatkan kita semua akan pentingnya kesadaran akan keamanan pangan. Baik di rumah tangga maupun dalam program publik, prinsip-prinsip dasar kebersihan dan penanganan makanan yang benar tidak boleh diabaikan. Anak-anak kita berhak mendapatkan makanan yang tidak hanya bergizi, tetapi juga aman untuk dikonsumsi.

Semoga kejadian ini menjadi momentum untuk perbaikan sistem yang lebih baik, sehingga program-program mulia seperti MBG dapat berjalan lancar tanpa mengorbankan kesehatan dan keselamatan para penerima manfaat. Kesehatan 314 siswa yang menjadi korban keracunan ini harus menjadi prioritas utama dan semoga mereka semua bisa pulih sepenuhnya tanpa dampak jangka panjang.

Penulis: Arya N

Editor: Santika Reja

Terakhir disunting: Oktober 1, 2025

Promo Akad Nikah Makeup