NEWS TANGERANG– Kabar mengejutkan datang dari Balai Karangan, Sanggau, Kalimantan Barat, yang menggemparkan dunia pendidikan setempat. Sejumlah pelajar Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Wardah mendadak dilarikan ke puskesmas setelah menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang seharusnya menyehatkan. Ironisnya, dugaan awal mengarah pada satu penyebab yang bikin perut mual: ayam basi.
Detik-detik Mencekam: Perut Melilit Setelah Santap MBG
Peristiwa ini terjadi pada Rabu, 24 September 2025, saat para siswa MI Al Wardah menikmati menu MBG yang didistribusikan. Namun, kebahagiaan menyantap hidangan gratis itu tak berlangsung lama. Tak berselang setelah makan, enam pelajar mulai merasakan gejala aneh.
Mereka mengeluh mual hebat, perut melilit, hingga muntah-muntah tak tertahankan. Gejala keracunan makanan ini sontak membuat panik pihak sekolah dan teman-teman lainnya. Kecurigaan langsung mengarah pada lauk ayam yang disajikan dalam menu MBG hari itu, yang diduga sudah tidak layak konsumsi alias basi.
Respons Cepat Sekolah dan Penanganan Medis
Melihat kondisi siswanya yang memburuk, Kepala Sekolah MIS Al-Wardah, Andika Kurnia, langsung sigap mengambil tindakan. Tanpa pikir panjang, ia segera membawa keenam pelajar yang keracunan ke Puskesmas Balai Karangan untuk mendapatkan penanganan medis darurat. Kecepatan respons ini sangat krusial untuk mencegah kondisi mereka memburuk.
"Ada enam siswa yang kemungkinan mengonsumsi ayam basi. Mereka langsung kami bawa ke Puskesmas Balai Karangan," terang Andika Kurnia. Beruntung, setelah mendapatkan perawatan, kondisi para siswa mulai membaik dan sudah diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing.
Program MBG Dihentikan Sementara, Ada Apa?
Sebagai langkah antisipasi dan demi menjaga keselamatan siswa lainnya, pihak sekolah memutuskan untuk menghentikan sementara program MBG di MIS Al-Wardah. Keputusan ini berlaku mulai Kamis, 25 September 2025, hingga batas waktu yang belum ditentukan. Pemberitahuan ini telah disampaikan kepada seluruh siswa dan orang tua mereka.
"Begitu ada yang keracunan, makanan saya stop, saya minta anak-anak jangan makan MBG," tegas Andika. Langkah ini diambil untuk memastikan tidak ada lagi insiden serupa yang membahayakan kesehatan para pelajar di sekolahnya. Keamanan dan kesehatan siswa adalah prioritas utama.
Kepala Regional MBG Kalbar Turun Tangan: Evaluasi Menyeluruh Mendesak!
Insiden keracunan ini tentu saja sampai ke telinga Kepala Regional MBG Kalbar, Agus Kurniawi. Ia membenarkan kejadian tersebut dan menyatakan bahwa timnya sedang melakukan pengecekan di lapangan untuk mengetahui akar permasalahannya. "Benar, tapi anak-anak sudah pulang ke rumah semua," kata Agus, memberikan sedikit kelegaan.
Namun, kejadian ini bukan yang pertama kali. Agus mengakui bahwa ini adalah "PR besar" baginya dalam memimpin program MBG di Kalbar. Ia berjanji akan segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan mitra yang terlibat dalam program ini. Koordinasi dengan pemerintah setempat juga akan diperketat.
Pentingnya Keamanan Pangan: Bukan Sekadar Gratis, tapi Juga Sehat!
Insiden keracunan ini menjadi pengingat keras betapa krusialnya aspek keamanan pangan, terutama dalam program yang menyasar anak-anak. Program MBG yang mulia dengan tujuan memberikan asupan gizi seimbang, tidak boleh sampai tercoreng oleh kelalaian dalam proses penyiapan dan distribusi makanan. Kualitas bahan baku, kebersihan proses masak, hingga cara pengemasan dan pengiriman, semuanya harus memenuhi standar ketat.
Anak-anak memiliki sistem imun yang lebih rentan, sehingga makanan yang terkontaminasi bakteri dari bahan basi bisa sangat berbahaya bagi mereka. Kepercayaan orang tua dan masyarakat terhadap program ini juga dipertaruhkan. Ini bukan hanya soal makan gratis, tapi juga soal memastikan setiap suapan aman dan benar-benar menyehatkan.
Mencegah Terulangnya Petaka: Pengawasan Ketat dan Sanksi Tegas
Untuk mencegah terulangnya kejadian serupa, evaluasi yang dijanjikan oleh Agus Kurniawi harus dilakukan secara transparan dan tuntas. Perlu ada audit mendalam terhadap seluruh rantai pasok dan proses penyiapan makanan. Standar operasional prosedur (SOP) harus diperketat, dan pelatihan rutin mengenai higienitas serta keamanan pangan wajib diberikan kepada semua pihak yang terlibat.
Jika ditemukan adanya kelalaian atau pelanggaran, sanksi tegas harus diberikan kepada pihak yang bertanggung jawab. Ini penting untuk menciptakan efek jera dan memastikan bahwa semua mitra dan penyelenggara program memahami betul tanggung jawab besar yang mereka emban. Kesehatan generasi penerus bangsa tidak bisa ditawar.
Dampak Jangka Panjang dan Harapan untuk Masa Depan MBG
Selain dampak fisik, insiden keracunan ini juga bisa menimbulkan trauma psikologis bagi anak-anak yang mengalaminya. Mereka mungkin akan merasa enggan atau takut untuk menyantap makanan yang disediakan dalam program serupa di kemudian hari. Oleh karena itu, pemulihan kepercayaan menjadi tugas penting.
Kita semua berharap program MBG dapat terus berjalan dengan baik dan mencapai tujuannya tanpa ada lagi insiden yang merugikan. Kejadian di Sanggau ini harus menjadi pelajaran berharga bagi seluruh daerah yang menjalankan program serupa. Keamanan pangan adalah hak dasar setiap anak, dan itu harus menjadi prioritas utama dalam setiap inisiatif pemerintah. Mari kita pastikan, setiap suapan bergizi adalah suapan yang aman dan membawa manfaat nyata bagi tumbuh kembang anak-anak Indonesia.
Penulis: Arya N
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: September 25, 2025