NEWS TANGERANG– Sebuah insiden tragis mengguncang Pondok Pesantren Al Khoziny di Desa Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, pada Senin (29/9) sore. Musala di asrama putra pesantren tersebut tiba-tiba ambruk, menimbun puluhan santri yang tengah khusyuk menunaikan salat Asar berjemaah. Peristiwa nahas ini menyisakan duka mendalam dan menyita perhatian publik.
Detik-Detik Mencekam Saat Salat Asar
Pukul 15.00 WIB, suasana di musala pesantren Al Khoziny masih seperti biasa. Ratusan santri berkumpul, merapatkan barisan untuk menunaikan salat Asar. Muhammad Rijalul Qoib (13), santri asal Sampang, Madura, adalah salah satu dari mereka yang berada di dalam musala tiga lantai yang masih dalam tahap pembangunan itu.
Tiba-tiba, di tengah kekhusyukan salat, terdengar suara aneh dari arah atas. Rijalul menggambarkan suara itu seperti material yang retak dan jatuh, awalnya samar namun semakin lama semakin keras. Kepanikan mulai terasa saat suara gemuruh tak tertahankan memenuhi ruangan, menandakan sesuatu yang buruk akan terjadi.
Musala Roboh, Santri Berhamburan
Dalam hitungan detik, bangunan musala yang baru saja dicor bagian atapnya itu runtuh. Debu tebal langsung menyelimuti area, disusul teriakan dan tangisan pilu dari para santri yang tertimpa reruntuhan. Rijalul, dengan naluri penyelamatan diri, berhasil lolos dari maut dan menyaksikan langsung kengerian yang terjadi.
Ia melihat teman-temannya berjatuhan, tertimpa material bangunan yang ambruk. Kondisi di lokasi seketika berubah menjadi medan bencana, penuh dengan puing-puing, debu, dan jeritan minta tolong. Para santri yang selamat segera berusaha mencari teman-teman mereka yang tertimbun.
Puluhan Korban dan Satu Nyawa Melayang
Kabid Humas Polda Jatim, Jules Abraham Abast, mengonfirmasi bahwa insiden ini menyebabkan banyak korban. Dari data sementara, tercatat ada 79 korban yang dilarikan ke dua rumah sakit terdekat. RS Siti Hajar menampung 45 korban, sementara RSUD Sidoarjo merawat 34 korban lainnya.
Sayangnya, kabar duka menyelimuti salah satu korban yang dirawat di RS Siti Hajar. Satu orang santri dinyatakan meninggal dunia akibat luka-luka yang dideritanya. Jenazah korban kini sedang dalam proses administrasi untuk kemudian dipulangkan kepada keluarga.
Proyek Pembangunan yang Belum Selesai
Terungkap bahwa musala yang ambruk ini sebenarnya masih dalam tahap pembangunan. Menurut KH Abdus Salam Mujib, salah satu Pengasuh Pondok Pesantren Al Khoziny, musala tersebut sedang dalam proses pengecoran atap di lantai paling atas pada Senin pagi. Bagian inilah yang kemudian jebol dan runtuh.
Mujib menduga, penyebab ambruknya musala adalah penopang cor yang tidak kuat menahan beban material. "Sepertinya penopang cor itu tidak kuat. Jadi seperti menopang ke bawah," jelasnya. Ini menjadi sorotan, mengingat musala tersebut sudah difungsikan untuk salat berjemaah meskipun belum rampung.
Risiko Penggunaan Bangunan Belum Rampung
Meskipun masih dalam proses konstruksi, musala itu memang sudah digunakan untuk kegiatan santri, termasuk salat berjemaah dan mengaji. Keputusan ini menimbulkan pertanyaan besar tentang standar keselamatan dan pengawasan proyek pembangunan di lingkungan pesantren. Rijalul Qoib juga membenarkan bahwa musala tiga lantai itu, meski belum selesai, sudah rutin dipakai.
Ketua RT setempat, Munir, juga mengonfirmasi bahwa musala tersebut masih dalam tahap pembangunan. Situasi ini menunjukkan adanya risiko besar yang dihadapi para santri setiap kali mereka beraktivitas di dalam bangunan yang belum memenuhi standar keamanan. Tragedi ini menjadi pengingat pahit akan pentingnya keselamatan konstruksi.
Respons Cepat dan Upaya Penyelamatan
Begitu kabar musala ambruk menyebar, tim penyelamat dan aparat kepolisian segera bergerak cepat ke lokasi. Alat berat berupa ekskavator dari Dinas PU BM & SDA Kabupaten Sidoarjo diterjunkan untuk membantu proses evakuasi. Petugas berpacu dengan waktu untuk mencari korban yang mungkin masih tertimbun di bawah reruntuhan.
Suasana haru dan tegang menyelimuti area pesantren. Para santri yang selamat, pengurus, dan warga sekitar bahu-membahu membantu proses evakuasi. Tim medis juga siaga penuh untuk memberikan pertolongan pertama dan mengevakuasi korban ke rumah sakit.
Duka Mendalam dan Harapan Investigasi
Tragedi musala ambruk ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban, seluruh santri, pengurus pesantren, dan masyarakat Sidoarjo. Kehilangan satu nyawa dan puluhan santri yang terluka adalah pukulan berat. Peristiwa ini juga memicu pertanyaan tentang standar keamanan dan pengawasan pembangunan di fasilitas publik, terutama yang melibatkan anak-anak.
Diharapkan, pihak berwenang akan melakukan investigasi menyeluruh untuk mengungkap penyebab pasti ambruknya musala ini. Penyelidikan harus mencakup kualitas material, kekuatan struktur penopang, serta prosedur penggunaan bangunan yang masih dalam tahap konstruksi. Semoga kejadian serupa tidak terulang kembali di masa mendatang.
Penulis: Arya N
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: September 29, 2025