NEWS TANGERANG– Istana Kepresidenan Jakarta baru saja menjadi saksi bisu sebuah perombakan besar yang bikin publik terkejut. Presiden RI Prabowo Subianto kembali mengocok ulang Kabinet Merah Putih pada Rabu (17/9) kemarin, melantik sejumlah pejabat negara baru dalam sebuah upacara yang menarik perhatian. Langkah ini menandai upaya penyegaran dan penyesuaian strategi pemerintahan di tengah dinamika politik dan tantangan yang terus berkembang.
Kejutan Besar di Kabinet Merah Putih
Pergantian menteri dan pejabat tinggi negara bukan hal baru, namun reshuffle kali ini terasa istimewa dengan masuknya nama-nama yang tak terduga dan pergeseran posisi tokoh kunci. Presiden Prabowo tampaknya ingin memastikan timnya solid dan siap menghadapi berbagai agenda penting ke depan. Keputusan ini tentu saja langsung menjadi topik hangat di berbagai platform media sosial dan diskusi publik.
Salah satu yang paling menyita perhatian adalah pergeseran posisi Menteri BUMN sebelumnya, Erick Thohir, serta penunjukan Djamari Chaniago sebagai Menko Polhukam. Perombakan ini seolah mengirimkan sinyal kuat bahwa pemerintahan Prabowo tidak ragu untuk melakukan perubahan demi mencapai target yang telah ditetapkan. Publik pun bertanya-tanya, apa saja yang akan berubah dengan formasi baru ini?
Erick Thohir dan Djamari Chaniago: Dua Nama Paling Disorot
Nama Erick Thohir memang selalu jadi magnet. Setelah sukses memimpin Kementerian BUMN dengan berbagai terobosan dan restrukturisasi, kini ia dipercaya mengemban amanah sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), menggantikan Dito Ariotedjo. Penunjukan ini memunculkan banyak spekulasi dan harapan, terutama dari kalangan muda dan pegiat olahraga.
Track record Erick yang gemilang dalam mengelola BUMN, serta pengalamannya di dunia olahraga (seperti menjadi Presiden Inter Milan dan Ketua Umum PSSI), diharapkan bisa membawa angin segar bagi dunia kepemudaan dan olahraga Indonesia. Tantangan di Menpora tentu tidak kecil, mulai dari pembinaan atlet, pengembangan infrastruktur olahraga, hingga peningkatan partisipasi pemuda. Dengan gaya kepemimpinan Erick yang dikenal inovatif dan berani, banyak yang menanti gebrakan apa yang akan ia lakukan untuk memajukan sektor ini.
Di sisi lain, Djamari Chaniago kini resmi menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), menggantikan Budi Gunawan yang dicopot pada reshuffle sebelumnya. Posisi Menko Polhukam adalah salah satu yang paling strategis, bertanggung jawab mengkoordinasikan berbagai kementerian dan lembaga di bidang politik, hukum, dan keamanan. Dengan situasi global dan domestik yang dinamis, peran Djamari akan sangat krusial dalam menjaga stabilitas dan kedaulatan negara.
Penunjukan Djamari Chaniago menunjukkan kepercayaan Presiden Prabowo pada sosok yang dianggap mampu menjaga harmoni dan ketertiban. Menko Polhukam dituntut untuk memiliki kemampuan diplomasi, analisis tajam, dan ketegasan dalam mengambil keputusan. Kehadirannya diharapkan mampu membawa koordinasi yang lebih efektif antarlembaga penegak hukum dan keamanan, serta memastikan kebijakan politik berjalan sesuai koridor konstitusi.
Wajah Baru dan Pergeseran di Posisi Strategis
Tak hanya di level menteri koordinator dan menteri, beberapa posisi wakil menteri juga mengalami pergantian. Afriansyah Noor kembali dipercaya menjabat sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker). Penunjukannya ini menggantikan Imannuel Ebenezer yang sebelumnya tersangkut kasus dugaan korupsi. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menempatkan pejabat yang bersih dan berintegritas, terutama di kementerian yang bersentuhan langsung dengan kesejahteraan pekerja.
Kemudian, ada politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Farida Faricha, yang dilantik sebagai Wakil Menteri Koperasi. Ia menggantikan Ferry Juliantono yang pada reshuffle sebelumnya diangkat sebagai Menteri Koperasi. Kehadiran Farida diharapkan bisa memberikan perspektif baru dan memperkuat sinergi antara pemerintah dan gerakan koperasi, yang merupakan tulang punggung ekonomi kerakyatan.
Dari Partai Gerindra, Rohmat Marzuki ditunjuk sebagai Wakil Menteri Kehutanan, menggantikan Sulaeman Umar. Kementerian Kehutanan memiliki peran vital dalam menjaga kelestarian lingkungan dan sumber daya alam Indonesia. Dengan isu perubahan iklim dan deforestasi yang semakin mendesak, peran Rohmat Marzuki akan sangat penting dalam merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan kehutanan yang berkelanjutan.
Lingkar Dalam Istana Ikut Berubah
Perombakan juga menyentuh level kepala badan dan penasihat khusus Presiden, menunjukkan bahwa Presiden Prabowo ingin memastikan seluruh lini pemerintahan bergerak selaras. Angga Raka Prabowo kini resmi menjabat sebagai Kepala Badan Komunikasi Pemerintah, menggantikan Hasan Nasbi yang diberhentikan. Posisi ini sangat krusial dalam menyampaikan informasi kebijakan pemerintah kepada publik secara efektif dan transparan, terutama di era digital ini.
Selanjutnya, M. Qodari dilantik sebagai Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP). KSP adalah lembaga yang bertugas memberikan dukungan strategis kepada Presiden dalam pengambilan keputusan. Dengan pengalaman M. Qodari yang luas di bidang politik dan komunikasi, diharapkan KSP dapat semakin optimal dalam menjalankan fungsinya sebagai jembatan antara Presiden dan berbagai elemen masyarakat.
Tak ketinggalan, Deputi Bidang Strategi dan Kebijakan LKPP, Sarah Sadiqa, diangkat sebagai Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa (LKPP). LKPP memiliki peran penting dalam memastikan proses pengadaan barang dan jasa pemerintah berjalan efisien, transparan, dan bebas korupsi. Penunjukan Sarah Sadiqa diharapkan dapat membawa inovasi dan perbaikan dalam sistem pengadaan yang selama ini sering menjadi sorotan.
Pemerintah juga menunjukkan perhatian serius terhadap isu gizi nasional dengan melantik Nanik Sudaryati Deyang dan Soni Sanjaya sebagai Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN). Isu stunting dan malnutrisi masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi Indonesia. Dengan adanya dua wakil kepala BGN, diharapkan program-program perbaikan gizi dapat berjalan lebih masif dan terkoordinasi.
Terakhir, Jenderal Polisi (HOR) Ahmad Dofiri ditunjuk sebagai Penasehat Khusus Presiden bidang Kamtibmas dan Reformasi Kepolisian. Peran ini sangat penting dalam memberikan masukan dan rekomendasi kepada Presiden terkait upaya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, serta melanjutkan agenda reformasi di tubuh Kepolisian Republik Indonesia.
Apa Makna di Balik Reshuffle Ini?
Reshuffle Kabinet Merah Putih ini bukan sekadar pergantian nama, melainkan sebuah sinyal kuat dari Istana. Ini bisa diartikan sebagai upaya Presiden Prabowo untuk meningkatkan efisiensi, menyegarkan kinerja, dan menyesuaikan fokus pemerintahan agar lebih responsif terhadap tantangan yang ada. Pergantian pejabat, terutama yang terkait dengan isu korupsi, juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga integritas dan akuntabilitas.
Dengan masuknya nama-nama baru dan pergeseran posisi tokoh kunci, diharapkan ada energi baru yang mampu mendorong percepatan program-program prioritas pemerintah. Dari sektor ekonomi, sosial, hingga keamanan, setiap perubahan ini membawa harapan akan perbaikan dan kemajuan. Publik kini menanti, gebrakan apa saja yang akan lahir dari formasi Kabinet Merah Putih yang baru ini.
Berikut daftar lengkap 11 pejabat yang dilantik Prabowo kemarin:
- Djamari Chaniago – Menko Polkam
- Erick Thohir – Menpora
- Afriansyah Noor – Wamenaker
- Farida Faricha – Wamenkop
- Rohmat Marzuki – Wamenhut
- Angga Raka Prabowo – Kepala Badan Komunikasi Pemerintah
- M. Qodari – Kepala Kantor Staf Kepresidenan
- Sarah Sadiqa – Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
- Nanik Sudaryati Deyang – Wakil Kepala Badan Gizi Nasional
- Soni Sanjaya – Wakil Kepala Badan Gizi Nasional
- Jenderal Polisi (HOR) Ahmad Dofiri – Penasehat Khusus Presiden bidang Kamtibmas dan Reformasi Kepolisian
[Gambas:Video CNN]
Penulis: Arya N
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: September 18, 2025
