NEWS TANGERANG– Sabtu (27/9) lalu, Desa Sabahlioh di OKU Timur, Sumatera Selatan, mendadak jadi sorotan nasional. Bukan karena festival musik atau tren viral, tapi karena panen raya jagung yang dihadiri langsung oleh dua tokoh penting: Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit. Kehadiran mereka bukan sekadar seremoni biasa, melainkan sinyal kuat bahwa jagung kini jadi bintang utama dalam upaya Indonesia meraih kedaulatan pangan.
Mengapa Jagung Begitu Penting? Visi Prabowo untuk Lumbung Pangan Dunia
Di tengah gejolak harga pangan global dan tantangan perubahan iklim, isu kedaulatan pangan menjadi sangat krusial. Presiden Prabowo Subianto, dalam Sidang Umum PBB, dengan tegas menyatakan bahwa Indonesia bercita-cita menjadi lumbung pangan dunia. Untuk mewujudkan mimpi besar ini, jagung bukan lagi komoditas pelengkap, melainkan pilar strategis yang setara dengan beras.
Jagung memiliki peran ganda yang tak bisa diremehkan. Selain sebagai bahan pangan alternatif, jagung adalah tulang punggung industri pakan ternak dan berbagai produk olahan lainnya. Produksi jagung yang melimpah berarti stabilitas harga, pasokan yang aman, dan tentu saja, kesejahteraan petani yang terjamin. Ini adalah langkah konkret menuju kemandirian pangan yang sesungguhnya.
Zulhas: Petani Sejahtera, Stok Nasional Aman
Menko Pangan Zulhas tak henti-hentinya menekankan pentingnya peran jagung. Ia menjelaskan bahwa melimpahnya produksi jagung bukan hanya sekadar angka di atas kertas, tapi cerminan nyata dari kerja keras petani dan dukungan pemerintah. Ketika produksi jagung berlimpah, petani bisa menikmati hasil jerih payah mereka, dan stok nasional pun aman dari fluktuasi harga atau kelangkaan.
Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Pangan berkomitmen penuh untuk terus mendorong peningkatan produksi jagung di seluruh Indonesia. Ini termasuk penyediaan bibit unggul, pupuk yang terjangkau, serta pendampingan teknologi bagi para petani. Tujuannya jelas: menjadikan Indonesia produsen jagung terbesar yang mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dan bahkan ekspor.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit: Sinergi Keamanan untuk Ketahanan Pangan
Kehadiran Kapolri Jenderal Listyo Sigit dalam acara panen raya ini mungkin mengejutkan sebagian orang. Namun, keterlibatan Polri dalam isu ketahanan pangan adalah bukti nyata bahwa masalah ini adalah prioritas nasional yang membutuhkan sinergi dari berbagai pihak, termasuk aparat keamanan. Polri memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas keamanan di daerah pertanian.
Mereka memastikan distribusi pupuk dan bibit berjalan lancar, mencegah praktik penimbunan yang merugikan petani, serta mengamankan jalur distribusi hasil panen. Dukungan Polri juga vital dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif di sektor pertanian. Ini adalah wujud gotong royong lintas sektor yang menjadi kunci keberhasilan program ketahanan pangan.
Dukungan Legislatif dan Ekosistem Pangan Nasional
Acara panen raya ini juga dihadiri oleh Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto, Kepala Badan Pangan Nasional, Direktur Utama Perum Bulog, Gubernur Sumsel, Kapolda Sumsel, dan Bupati OKU Timur. Kehadiran para pemangku kepentingan ini menunjukkan bahwa upaya mewujudkan kedaulatan pangan adalah kerja kolektif yang melibatkan eksekutif, legislatif, BUMN, hingga pemerintah daerah.
Komisi IV DPR RI, sebagai mitra kerja Kementerian Pertanian dan sektor pangan, berperan dalam pengawasan dan pengalokasian anggaran. Sementara itu, Badan Pangan Nasional dan Bulog adalah garda terdepan dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga. Sinergi ini menciptakan ekosistem pangan yang kuat, dari hulu hingga hilir, memastikan setiap mata rantai bekerja optimal.
Inovasi dan Bantuan Konkret untuk Petani
Tak hanya seremonial, panen raya di OKU Timur ini juga diwarnai dengan aksi nyata. Zulhas dan para pejabat melepas lima truk berisi 10 ton jagung yang akan dikirim ke gudang Bulog sebagai Cadangan Jagung Pemerintah (CJP). CJP ini penting untuk menjaga ketersediaan jagung di pasar dan menstabilkan harga, terutama saat musim paceklik atau terjadi lonjakan permintaan.
Selain itu, pemerintah juga menyalurkan 300 paket bakti sosial, memberikan bantuan langsung yang menyentuh masyarakat petani. Yang tak kalah penting adalah peluncuran 15 mesin pipil jagung dan 5 unit pengering jagung. Ini adalah langkah modernisasi pertanian yang krusial. Mesin pipil mempercepat proses pemisahan biji jagung, sementara pengering mengurangi risiko kerugian pascapanen akibat kelembaban.
Lebih jauh lagi, pemerintah memulai pembangunan 21 unit pengering jagung baru. Investasi pada infrastruktur pascapanen seperti ini sangat vital. Dengan fasilitas pengeringan yang memadai, kualitas jagung hasil panen dapat terjaga lebih baik, nilai jualnya meningkat, dan petani tidak lagi bergantung pada cuaca untuk mengeringkan hasil panen mereka. Ini adalah lompatan besar menuju pertanian yang lebih efisien dan modern.
Masa Depan Pangan Indonesia: Ajakan Gotong Royong
Menko Pangan Zulhas menutup acara dengan ajakan yang menyentuh hati: "Dari petani sampai pemerintah, kita jalan beriringan menuju kedaulatan pangan nasional." Kalimat ini merangkum esensi dari semua upaya yang sedang dilakukan. Kedaulatan pangan bukanlah tugas satu pihak, melainkan tanggung jawab bersama yang membutuhkan semangat gotong royong.
Apresiasi khusus juga disampaikan kepada Polri atas kesigapannya dalam mendukung ketahanan pangan Indonesia. Keterlibatan aparat keamanan menunjukkan bahwa masalah pangan adalah masalah keamanan nasional yang perlu penanganan serius. Dukungan ini memastikan bahwa program-program pertanian dapat berjalan lancar tanpa hambatan.
Dengan langkah-langkah konkret seperti ini, Indonesia semakin dekat dengan impian menjadi lumbung pangan dunia. Jagung, yang dulunya mungkin dianggap sebelah mata, kini naik kelas menjadi komoditas strategis yang menentukan masa depan bangsa. Ini adalah kabar baik bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama para petani yang menjadi pahlawan di garis depan ketahanan pangan kita. Mari terus dukung upaya ini, karena pangan adalah masa depan kita bersama!
Penulis: Arya N
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: September 28, 2025