NEWS TANGERANG– Kabar mengejutkan datang dari Kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT). Puluhan siswa Sekolah Dasar (SD) mendadak dilarikan ke rumah sakit setelah diduga mengalami keracunan massal. Insiden ini terjadi pada Jumat (3/10) usai mereka menyantap menu dari program "Makan Bergizi Gratis" (MBG) yang seharusnya menyehatkan.
Detik-detik Mencekam: Gejala Muncul Usai Santap Siang
Awalnya, gejala keracunan mulai dirasakan beberapa siswa tak lama setelah jam makan siang. Pusing, mual, dan muntah menjadi keluhan utama yang membuat panik para guru dan orang tua.
Namun, yang lebih mengkhawatirkan, gejala ini tidak muncul serentak. Beberapa siswa baru merasakan dampaknya setelah pulang ke rumah, menambah daftar korban yang terus bertambah.
Sekretaris Dinas Kesehatan TTS, Teguh Sabat, membenarkan kejadian ini. "Iya benar ada sekitar puluhan. Belum tahu data pasti karena terus meningkat dan sementara dilakukan evakuasi ke RSU Soe," ujarnya saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat sore.
Teguh menjelaskan bahwa timnya masih terus mondar-mandir melakukan evakuasi. Mereka berupaya keras mengevakuasi para siswa yang diduga keracunan dari sekolah maupun rumah masing-masing.
Karena berasal dari beberapa sekolah, jam pasti anak-anak mulai keracunan juga belum bisa dipastikan. Data terus dikumpulkan seiring dengan proses evakuasi yang masih berlangsung.
Evakuasi Dramatis dan Kondisi Terkini di RSU Soe
Suasana di Rumah Sakit Umum (RSU) Soe mendadak tegang dan ramai. Ambulans silih berganti membawa para siswa yang kondisinya melemah.
Para orang tua dan warga Kota Soe berbondong-bondong memadati rumah sakit, cemas menanti kabar kondisi anak-anak mereka. Raut khawatir jelas terpancar di wajah mereka.
Puluhan siswa langsung mendapat penanganan medis intensif di Unit Gawat Darurat (UGD). Banyak dari mereka harus dipasangi infus untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat muntah dan diare.
Saking banyaknya korban, pihak rumah sakit bahkan terpaksa menambah tempat tidur portable atau velbed. Ruang UGD pun penuh sesak, menjadi saksi bisu tragedi yang tak terduga ini.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Jadi Sorotan
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang seharusnya menjadi angin segar untuk meningkatkan gizi anak-anak, kini justru menjadi biang kerok dugaan keracunan massal ini. Program ini bertujuan mulia, namun insiden ini memunculkan pertanyaan besar tentang standar keamanannya.
Pihak berwenang masih melakukan penyelidikan mendalam untuk mengetahui penyebab pasti keracunan. Sampel makanan yang dikonsumsi siswa kemungkinan besar sudah diambil untuk diuji di laboratorium.
Pertanyaan besar muncul: apakah ada kontaminasi dalam bahan makanan, proses pengolahan yang tidak higienis, atau faktor lain yang luput dari pengawasan? Masyarakat menuntut jawaban yang transparan dan cepat.
Infografis mengenai daftar penyebab keracunan MBG yang beredar sebelumnya mungkin akan menjadi rujukan penting dalam investigasi ini. Ini bukan kali pertama program semacam ini menghadapi isu keamanan pangan.
Tiga Sekolah Terdampak, Puluhan Siswa Jadi Korban
Berdasarkan informasi yang didapat saat berita ini ditulis, setidaknya 33 siswa dari tiga sekolah dasar di Kota Soe telah teridentifikasi sebagai korban. Mereka berasal dari SD GMIT Soe 2, SD Advent Soe, dan SD Inpres Oenasi.
Angka ini diperkirakan masih bisa bertambah seiring dengan proses evakuasi dan pendataan yang terus berjalan. Setiap menit, kekhawatiran semakin meluas di kalangan masyarakat Soe.
Insiden ini bukan hanya mengancam kesehatan fisik anak-anak, tetapi juga menimbulkan trauma psikologis. Baik bagi para siswa yang menjadi korban maupun orang tua yang menyaksikan penderitaan buah hati mereka.
Respons Cepat dan Harapan Kesembuhan
Dinas Kesehatan TTS dan tim medis bergerak cepat menangani situasi darurat ini. Prioritas utama adalah menyelamatkan dan memulihkan kondisi para siswa yang menjadi korban.
Semoga para siswa yang kini terbaring lemah di RSU Soe bisa segera pulih dan kembali beraktivitas seperti sedia kala. Doa dan dukungan mengalir untuk mereka dari seluruh penjuru.
Insiden ini juga menjadi pengingat penting bagi semua pihak untuk selalu memastikan standar keamanan dan kebersihan pangan, terutama untuk program yang melibatkan anak-anak. Pengawasan ketat adalah kunci.
Tragedi keracunan massal ini adalah pukulan telak bagi program MBG dan masyarakat Soe. Penyelidikan menyeluruh harus dilakukan untuk mengungkap akar masalah dan mencegah kejadian serupa terulang di masa depan. Keselamatan dan kesehatan anak-anak adalah harga mati. Jangan sampai niat baik program pemerintah justru berujung pada petaka yang mengancam nyawa generasi penerus bangsa.
Penulis: Arya N
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: Oktober 3, 2025