Seedbacklink affiliate

Ngeri! 5 Santri Tewas di Pesantren Ambruk, Pemerintah Siap Bongkar Habis Aturan Bangunan Agama!

Infografis 8 Standar Nasional Pendidikan, meliputi standar isi, proses, kompetensi lulusan, dan pengelolaan.
Delapan Standar Nasional Pendidikan, landasan utama peningkatan mutu dan kualitas sistem pendidikan Indonesia.
banner 120x600

NEWS TANGERANG– Kabar duka yang mengguncang kembali menyelimuti dunia pendidikan agama di Indonesia. Sebuah tragedi memilukan terjadi di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, ketika bangunan tiga lantai yang menjadi bagian dari kompleks pesantren tersebut ambruk secara tak terduga. Insiden mengerikan ini telah merenggut nyawa lima santri dan melukai beberapa lainnya, meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban, komunitas pesantren, dan seluruh masyarakat.

Peristiwa ini bukan hanya sekadar kecelakaan bangunan biasa. Ini adalah alarm keras yang memaksa pemerintah untuk segera bertindak, mengevaluasi, dan merombak total aturan serta standar keamanan bangunan di pondok pesantren, madrasah, hingga rumah-rumah ibadah di seluruh negeri. Tujuannya jelas: mencegah tragedi serupa terulang di masa depan dan memastikan lingkungan belajar serta beribadah aman dari risiko struktural yang mengancam jiwa.

Tragedi yang Mengguncang Sidoarjo: Duka di Balik Reruntuhan

Detik-detik ambruknya bangunan di Ponpes Al Khoziny pada Rabu malam (1/10) menjadi momen yang tak akan terlupakan bagi banyak orang. Suara gemuruh yang tiba-tiba, disusul kepulan debu tebal dan reruntuhan, mengubah suasana tenang pesantren menjadi kepanikan dan duka. Santri-santri yang seharusnya aman di dalam kompleks pendidikan mereka, justru menjadi korban dari insiden yang tak terduga ini.

Lima nyawa santri melayang dalam tragedi ini, sebuah kehilangan yang tak ternilai harganya. Mereka adalah generasi penerus yang sedang menuntut ilmu agama, namun harus mengakhiri perjalanan hidupnya dengan cara yang tragis. Insiden ini sontak memicu gelombang simpati dan keprihatinan dari berbagai pihak, menyoroti urgensi keselamatan bangunan di institusi pendidikan.

Respons Kilat Kementerian Agama: Standar Bangunan Wajib Diperketat!

Menyikapi musibah yang mengguncang jiwa ini, Menteri Agama Nasaruddin Umar langsung angkat bicara. Beliau menegaskan komitmen Kementerian Agama untuk segera membuat aturan khusus dan mengevaluasi secara menyeluruh standar bangunan pondok pesantren, madrasah, hingga rumah-rumah ibadah di seluruh Indonesia. Ini adalah langkah krusial untuk memastikan keamanan dan keselamatan para penghuninya.

Nasaruddin menekankan bahwa semua fasilitas keagamaan harus memenuhi standar teknis yang telah ditentukan pemerintah. Artinya, bukan hanya soal desain atau estetika, tetapi lebih kepada jaminan kekuatan struktur, kualitas material, dan kepatuhan terhadap kode bangunan yang berlaku. Ini adalah fondasi utama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi para santri dan jemaah.

Rencana evaluasi ini akan mencakup setiap sudut bangunan, dari pondasi hingga atap, memastikan tidak ada lagi potensi bahaya tersembunyi yang bisa mengancam. Menteri Agama juga mengungkapkan bahwa pihaknya akan berkolaborasi erat dengan berbagai pihak terkait, termasuk para ahli konstruksi, insinyur sipil, dan arsitek, untuk merumuskan kebijakan yang komprehensif dan bisa diterapkan secara efektif di lapangan.

Pertemuan dengan para ahli bangunan akan segera digelar untuk membahas detail teknis dan langkah-langkah konkret yang harus diambil. Tujuannya jelas: mencegah kejadian serupa terulang di masa depan dan memastikan bahwa setiap bangunan keagamaan di Indonesia berdiri kokoh, aman, dan layak huni, sesuai dengan standar keselamatan modern.

Operasi Penyelamatan Penuh Haru: Berpacu dengan Waktu

Proses evakuasi di lokasi kejadian berlangsung dramatis dan penuh tantangan. Tim penyelamat gabungan, termasuk Basarnas, TNI, Polri, dan relawan, bekerja tanpa henti selama tiga hari untuk mencari korban di balik tumpukan reruntuhan bangunan. Setiap detik sangat berharga, karena mereka berpacu dengan "golden time" – rentang waktu kritis untuk menyelamatkan korban yang mungkin masih tertimbun hidup-hidup.

Pada operasi pencarian hari ketiga, total tujuh korban berhasil dievakuasi dari balik reruntuhan. Lima di antaranya ditemukan selamat, meski mengalami luka-luka dan segera dilarikan ke RSUD R.T. Notopuro, Sidoarjo, untuk mendapatkan perawatan intensif. Harapan sempat membumbung tinggi, namun duka kembali menyelimuti ketika dua korban lainnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, menambah daftar korban tewas menjadi lima orang.

Penggunaan alat berat menjadi dilema besar dalam proses evakuasi ini. Kekhawatiran akan memperburuk situasi, menyebabkan reruntuhan lebih lanjut, dan membahayakan korban yang mungkin masih hidup di bawah puing-puing, membuat tim penyelamat harus ekstra hati-hati. Mereka lebih banyak mengandalkan metode manual, peralatan ringan, dan anjing pelacak, sebuah upaya yang menguras tenaga dan emosi.

Sorotan Tajam Cak Imin: Gotong Royong Boleh, Asal Pakai Ilmu!

Tragedi ini juga menarik perhatian Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat RI, Muhaimin Iskandar, atau yang akrab disapa Cak Imin. Beliau menyoroti praktik pembangunan gedung pondok pesantren yang kerap melibatkan santri dalam proses konstruksinya, sebuah tradisi gotong royong yang sudah mengakar namun kini dipertanyakan keamanannya.

Cak Imin menyatakan keprihatinannya yang mendalam, menegaskan bahwa pola pembangunan semacam ini harus diubah total. Menurutnya, pembangunan fasilitas pesantren tidak boleh lagi dilakukan tanpa melibatkan tim teknisi profesional dan perhitungan teknis yang matang. "Gotong royong itu boleh, tetapi bahwa harus ada ilmunya," ujar Cak Imin saat meninjau lokasi kejadian.

Beliau menambahkan, setiap pembangunan di pesantren wajib menggunakan standar keilmuan teknik dan melibatkan ahli konstruksi yang kompeten. Ini adalah langkah krusial untuk memastikan bangunan kokoh dan aman bagi penghuninya, tidak hanya mengandalkan semangat kebersamaan semata. Keamanan harus menjadi prioritas utama di atas segalanya.

Pemerintah, melalui koordinasi dengan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno, sepakat untuk memberikan bantuan teknis dalam pembangunan gedung-gedung di pesantren. Rekomendasi ini akan dikoordinasikan lebih lanjut dengan Kemenko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menangani isu ini.

Sebagai bentuk kepedulian pribadi sekaligus Ketua Umum PKB, Cak Imin juga menyerahkan bantuan sebesar Rp1 miliar untuk Pondok Pesantren Al Khoziny. Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban dan membantu proses pemulihan pasca-tragedi, sekaligus menjadi simbol dukungan moral bagi keluarga korban dan seluruh komunitas pesantren.

Mengapa Aturan Baru Ini Penting? Pelajaran dari Sidoarjo

Tragedi ambruknya Ponpes Al Khoziny menjadi pengingat pahit bagi kita semua akan pentingnya keselamatan bangunan, terutama di fasilitas publik dan pendidikan. Insiden ini bukan hanya tentang satu pesantren, melainkan sebuah alarm keras bagi seluruh institusi pendidikan dan keagamaan di Indonesia untuk meninjau ulang standar keamanan mereka.

Banyak pesantren di Indonesia dibangun secara swadaya dengan keterbatasan anggaran dan sumber daya. Tradisi gotong royong memang patut diacungi jempol, namun seringkali mengesampingkan aspek teknis dan profesionalisme dalam konstruksi. Akibatnya, banyak bangunan yang mungkin tidak memenuhi standar keamanan minimal, berpotensi menimbulkan bahaya di kemudian hari.

Pemerintah kini dihadapkan pada tugas besar untuk memastikan setiap bangunan, terutama yang dihuni oleh banyak orang seperti pondok pesantren dan madrasah, memenuhi standar keamanan tertinggi. Ini adalah investasi jangka panjang untuk masa depan generasi penerus bangsa, memastikan mereka bisa belajar dan beribadah di tempat yang aman dan kondusif.

Tantangan dan Harapan ke Depan: Membangun Kembali Kepercayaan

Implementasi aturan baru dan evaluasi menyeluruh tentu bukan tanpa tantangan. Ribuan pesantren dan madrasah tersebar di seluruh pelosok negeri, dengan kondisi dan kemampuan finansial yang beragam. Diperlukan pendekatan yang komprehensif, dukungan teknis, dan mungkin juga bantuan finansial dari pemerintah untuk membantu institusi-institusi ini memenuhi standar yang ditetapkan.

Namun, harapan tetap membumbung tinggi. Langkah-langkah yang diambil Kementerian Agama dan Kemenko PMK diharapkan mampu menciptakan ekosistem pendidikan agama yang tidak hanya unggul dalam ilmu, tetapi juga aman dan nyaman bagi setiap santri yang menuntut ilmu di dalamnya. Ini adalah kesempatan untuk membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap keamanan fasilitas pendidikan agama.

Semoga tragedi di Sidoarjo ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Dengan kolaborasi antara pemerintah, ahli konstruksi, dan pengelola pesantren, kita bisa mewujudkan lingkungan pendidikan agama yang modern, aman, dan mampu melahirkan generasi penerus yang cerdas, berakhlak mulia, serta terlindungi dari segala risiko.

Penulis: Arya N

Editor: Santika Reja

Terakhir disunting: Oktober 3, 2025

Promo Akad Nikah Makeup