Seedbacklink affiliate

Panggilan ‘Rahasia’ Prabowo: Djamari Chaniago Kaget Diangkat Menko Polkam Sehari Sebelum Pelantikan!

Infografis Sindo News tentang pernyataan Letjen (Purn) Djamari Chaniago yang disayangkan IPW.
Pernyataan Letjen (Purn) Djamari Chaniago menuai kritik dari Indonesia Police Watch (IPW).
banner 120x600

NEWS TANGERANG– Dunia politik Indonesia kembali dikejutkan dengan sebuah kisah di balik layar pelantikan para menteri Kabinet Prabowo Subianto. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah cerita Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polkam) Djamari Chaniago. Siapa sangka, di balik senyum sumringah saat dilantik di Istana Kepresidenan, ada momen mendebarkan yang terjadi hanya sehari sebelumnya.

Sebuah panggilan telepon ‘rahasia’ dari lingkaran Presiden Prabowo mengubah segalanya. Djamari Chaniago, sosok yang kini memegang kendali atas urusan politik dan keamanan negara, membagikan pengalamannya yang tak terduga ini. Kisah ini tentu bikin banyak orang penasaran, bagaimana rasanya tiba-tiba ditunjuk untuk jabatan sepenting itu?

Detik-Detik Panggilan ‘Mendadak’ dari Istana

Rabu, 17 September 2025, menjadi hari bersejarah bagi Djamari Chaniago, saat ia resmi dilantik sebagai Menko Polkam. Namun, drama sebenarnya sudah dimulai pada Selasa malam, sehari sebelum ia menyandang jabatan strategis tersebut. Dalam sebuah wawancara eksklusif di Kantor Kemenko Polkam, Djamari menceritakan detik-detik dirinya dihubungi untuk mengemban amanah besar ini.

Ia mengaku dihubungi secara mendadak, tanpa ada firasat spesifik sebelumnya. Momen itu datang begitu saja, mengubah rencana hidupnya dalam sekejap mata. Bayangkan saja, dari aktivitas normal sehari-hari, tiba-tiba Anda diminta untuk memegang salah satu pos kementerian paling vital di negara ini.

Meski enggan mengungkap identitas sang penelepon, Djamari tak bisa menyembunyikan rasa kagetnya. "Saya tahunya bahwa besok dinaikkan pangkat," ujarnya, mengindikasikan betapa cepat dan tak terduganya proses ini. Panggilan itu bukan sekadar tawaran biasa, melainkan sebuah instruksi yang harus segera direspons.

Momen ini menunjukkan betapa dinamisnya politik di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo. Keputusan bisa diambil dengan cepat, dan kejutan adalah bagian dari permainan yang harus siap dihadapi oleh para aktor politik. Ini adalah bukti bahwa di Istana, segala kemungkinan bisa terjadi dalam waktu singkat.

Kedekatan dengan Lingkaran Prabowo: Bukan Orang Baru

Meski terkesan mendadak, Djamari mengakui bahwa hubungannya dengan lingkaran Istana, khususnya dengan Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, bukanlah hal baru. Ia menceritakan bahwa dirinya memang sering berada dalam satu tim dengan Sjafrie. Interaksi dan pertemuan dengan Presiden Prabowo pun disebutnya cukup sering terjadi, jauh sebelum tawaran jabatan Menko Polkam ini datang.

"Saya kan berada bersama-sama dengan tim yang berada bersama Pak Sjafrie, itu kan pertemuan katakanlah kontak dengan Pak Presiden kan agak sering gitu ya," jelas Djamari. Kedekatan ini mungkin menjadi faktor kunci mengapa Djamari menjadi pilihan Prabowo. Kepercayaan yang sudah terjalin melalui berbagai kesempatan kerja sama tampaknya menjadi dasar kuat bagi penunjukan ini.

Ini bukan sekadar koneksi biasa, melainkan sebuah ikatan profesional yang telah teruji. Djamari seolah sudah masuk dalam radar Presiden sebagai sosok yang kapabel dan dapat diandalkan untuk urusan politik dan keamanan. Namun, tetap saja, kabar penunjukan ini datang seperti petir di siang bolong.

Tidak ada tanda-tanda spesifik kapan ia akan ditunjuk, hanya saja ia merasa "kontak dengan Pak Presiden kan agak sering gitu ya." Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada kedekatan, keputusan final tetaplah hak prerogatif Presiden yang bisa datang kapan saja.

Kenaikan Pangkat Jenderal Kehormatan: Prosedur Sebelum Pelantikan

Sebelum resmi dilantik sebagai Menko Polkam, ada satu tahapan penting lain yang harus dilalui Djamari Chaniago: kenaikan pangkat jenderal kehormatan. Ia menjelaskan bahwa prosesnya bertahap, dimulai dengan kenaikan pangkat terlebih dahulu, baru kemudian disusul dengan pelantikan sebagai menteri. Ini menunjukkan adanya prosedur dan penghargaan atas rekam jejaknya.

"Oh iya dihubungi, karena tahapnya naik pangkat dulu," ujarnya. Pangkat jenderal kehormatan ini tentu bukan sekadar formalitas. Ini adalah pengakuan atas dedikasi dan kontribusinya di bidang pertahanan dan keamanan selama ini, yang kemudian menjadi modal penting untuk posisi barunya.

Hal ini juga memperkuat legitimasi Djamari di mata publik, terutama di kalangan militer dan keamanan. Ia datang bukan sebagai orang baru di dunia tersebut, melainkan sebagai sosok yang sudah memiliki pengalaman dan pengakuan yang solid. Proses ini menegaskan bahwa penunjukan Djamari bukan tanpa dasar, melainkan melalui pertimbangan matang atas kapabilitas dan pengabdiannya.

Langsung Tancap Gas: Rapat Internal Perdana di Kemenko Polkam

Setelah resmi dilantik pada Rabu sore, Djamari Chaniago tak buang waktu. Malam harinya, ia langsung tancap gas menggelar rapat internal perdana dengan para deputi dan jajaran Kemenko Polkam. Rapat ini menjadi momen krusial untuk memahami seluk-beluk internal kementerian yang kini dipimpinnya.

Djamari mengaku sudah menerima laporan awal mengenai berbagai persoalan yang berkaitan dengan internal Kemenko Polkam. "Titik berat yang kami bicarakan, kami dapat laporan adalah masalah-masalah yang berkaitan dengan intern," ujarnya. Selain itu, ia juga mendapat gambaran lengkap mengenai ‘desk-desk’ atau unit-unit kerja yang ada di bawah koordinasi kementerian tersebut.

Ini adalah langkah awal yang cerdas untuk memetakan tantangan dan prioritas. Fokus pada masalah internal di hari pertama menunjukkan komitmen Djamari untuk memastikan fondasi kementeriannya kuat. Sebelum melangkah ke isu-isu eksternal yang lebih luas, stabilitas dan efisiensi internal harus jadi prioritas utama.

Menko Polkam adalah pos yang sangat kompleks, mengoordinasikan berbagai lembaga penting seperti TNI, Polri, BIN, dan lembaga keamanan lainnya. Memahami dinamika internal Kemenko adalah kunci untuk koordinasi yang efektif dan pengambilan keputusan yang tepat di masa depan.

Tantangan Berat di Depan Mata: Menjaga Stabilitas Nasional

Jabatan Menko Polkam bukan sekadar kursi empuk. Ini adalah salah satu posisi paling strategis dan penuh tantangan di kabinet. Djamari kini mengemban tugas berat untuk menjaga stabilitas politik, hukum, dan keamanan nasional di tengah dinamika global dan domestik yang terus berubah.

Berbagai isu sensitif, mulai dari potensi konflik sosial, ancaman terorisme, hingga isu-isu siber dan keamanan digital, akan menjadi santapan sehari-hari. Kemampuan koordinasi dan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat akan sangat diuji dalam menghadapi berbagai krisis yang mungkin timbul.

Selain itu, Djamari juga harus mampu merangkul berbagai kepentingan dan pandangan yang berbeda dari kementerian dan lembaga di bawah koordinasinya. Harmonisasi menjadi kunci utama dalam menjaga soliditas dan efektivitas kerja tim keamanan negara. Ekspektasi publik terhadap kinerja Menko Polkam tentu sangat tinggi.

Di era informasi yang serba cepat ini, setiap kebijakan dan tindakan akan langsung disorot dan dinilai. Transparansi dan akuntabilitas menjadi hal yang tak bisa ditawar dalam menjalankan tugas berat ini. Djamari harus siap menghadapi sorotan media dan kritik dari berbagai pihak, sambil tetap fokus pada tujuan utama: menjaga keutuhan dan keamanan bangsa.

Kisah Djamari Chaniago ini menjadi bukti bahwa di dunia politik, kejutan bisa datang kapan saja. Dari sebuah panggilan telepon mendadak, ia kini berdiri di garis depan menjaga kedaulatan dan keamanan bangsa. Dengan latar belakang dan pengalaman yang dimilikinya, publik tentu menaruh harapan besar agar Menko Polkam yang baru ini mampu membawa angin segar dan solusi konkret bagi berbagai persoalan yang ada. Mari kita nantikan gebrakan selanjutnya dari Djamari Chaniago!

Penulis: Arya N

Editor: Santika Reja

Terakhir disunting: September 18, 2025

Promo Akad Nikah Makeup