NEWS TANGERANG– Suasana di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, mendadak mencekam setelah rumah Teguh Istiyanto, seorang koordinator aksi demonstrasi yang menuntut pelengseran Bupati Pati Sudewo, diduga dibakar orang tak dikenal. Insiden tragis ini terjadi pada Jumat dini hari, menyisakan puing-puing dan pertanyaan besar di benak warga. Peristiwa ini sontak memicu kekhawatiran akan adanya teror atau upaya intimidasi terhadap para aktivis.
Polresta Pati bergerak cepat menindaklanjuti laporan dugaan pembakaran rumah di Desa Wangunrejo, Kecamatan Margorejo, Pati. Kepala Satuan Reskrim Polresta Pati, Komisaris Polisi (Kompol) Heri Dwi Utomo, menegaskan bahwa penyelidikan mendalam sedang berlangsung untuk mengungkap siapa dalang di balik aksi keji ini. Pihak kepolisian berkomitmen penuh untuk menuntaskan kasus yang menyita perhatian publik ini.
Awal Mula Api Misterius
Jumat dini hari yang seharusnya tenang berubah menjadi mencekam bagi Teguh Istiyanto dan keluarganya. Api tiba-tiba berkobar melahap sebagian rumahnya yang juga difungsikan sebagai warung. Kobaran api yang cepat membesar menghanguskan sejumlah barang dagangan serta perabotan rumah tangga, meninggalkan kerugian materiil yang tidak sedikit.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden kebakaran ini, namun trauma mendalam tentu dirasakan oleh Teguh dan keluarganya. Mereka segera melaporkan kejadian ini ke Polresta Pati pada hari yang sama sekitar pukul 15.02 WIB, berharap keadilan dapat segera ditegakkan. Dua saksi mata, Muhammad Ibnu Rivaldi (21) dan Supriyono (46), juga telah dimintai keterangan untuk membantu proses penyelidikan.
Petunjuk Penting dari CCTV
Dalam upaya mengungkap misteri di balik pembakaran ini, rekaman kamera pengawas (CCTV) menjadi petunjuk awal yang sangat krusial. Dari rekaman yang berhasil diamankan, terlihat jelas dua orang pelaku datang mengendarai sepeda motor dan berhenti di depan rumah korban. Tak lama setelah mereka pergi, api mulai berkobar.
Kompol Heri Dwi Utomo menjelaskan bahwa tim penyidik kini sedang fokus mendalami ciri-ciri kedua pelaku tersebut. Identifikasi awal dari rekaman CCTV diharapkan dapat memberikan titik terang mengenai identitas mereka, sehingga penangkapan bisa segera dilakukan. Rekaman ini menjadi kunci utama untuk membongkar motif dan pelaku di balik aksi pembakaran yang diduga disengaja ini.
Investigasi Intensif Polisi
Selain memeriksa rekaman CCTV, polisi juga melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) secara menyeluruh. Berbagai barang bukti penting telah diamankan dari lokasi kebakaran untuk diteliti lebih lanjut oleh tim forensik. Analisis terhadap barang bukti ini diharapkan dapat memastikan modus operandi yang digunakan para pelaku, termasuk jenis bahan bakar yang mungkin dipakai untuk membakar rumah.
"Kami pastikan kasus pembakaran rumah pelapor prosesnya berjalan dan semua masih dalam pendalaman," tegas Kompol Heri. Proses penyelidikan yang cermat dan teliti ini sangat penting untuk memastikan tidak ada detail yang terlewat. Polisi juga akan menggali kemungkinan adanya keterkaitan antara insiden ini dengan aktivitas Teguh Istiyanto sebagai koordinator demo anti-Bupati.
Teror Lain di Posko AMPB
Ironisnya, insiden pembakaran rumah Teguh Istiyanto bukanlah satu-satunya kejadian mencurigakan yang terjadi di Pati dalam beberapa waktu terakhir. Sehari sebelumnya, pada Kamis (2/10) sekitar pukul 15.20 WIB, sebuah teror juga terjadi di posko AMPB (Aliansi Masyarakat Pati Bersatu) yang terletak di depan Kantor Pemda Pati. Seorang pria tak dikenal tiba-tiba muncul dan membawa senjata tajam, menimbulkan kepanikan di antara anggota aliansi.
Polisi dengan sigap mengamankan terduga pelaku berinisial NH (32), warga Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati, beserta barang bukti senjata tajam yang dibawanya. Kejadian ini menambah daftar panjang kekhawatiran akan keamanan para aktivis yang menyuarakan aspirasinya di Pati. Namun, penyelidikan lebih lanjut mengungkap fakta yang tak terduga di balik aksi pria bersajam ini.
Fakta di Balik Pria Bersajam
Setelah dilakukan pemeriksaan awal, NH tidak mampu memberikan keterangan yang jelas terkait perbuatannya. Hal ini memicu kecurigaan polisi untuk melakukan klarifikasi lebih lanjut kepada keluarga serta Kepala Desa Rejoagung, tempat NH tinggal. Hasilnya, terungkap fakta bahwa NH ternyata mengalami gangguan kejiwaan.
Keterangan dari keluarga dan kepala desa diperkuat dengan nota berobat pasien yang menunjukkan bahwa NH pernah berobat ke dokter spesialis jiwa pada 11 Maret 2023 di RS Mitra Bangsa Pati. "Keterangan dari keluarga dan kepala desa diperkuat dengan nota berobat pasien sehingga mengindikasikan yang bersangkutan memang memiliki riwayat gangguan jiwa," jelas Kompol Heri. Penemuan ini sedikit meredakan ketegangan terkait insiden di posko AMPB, meskipun tetap menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan.
Tensi Politik dan Keamanan di Pati
Rangkaian kejadian ini, terutama dugaan pembakaran rumah koordinator demo, menunjukkan bahwa tensi politik di Pati sedang memanas. Aksi demonstrasi yang menuntut pelengseran Bupati Sudewo telah menciptakan iklim yang penuh ketegangan. Insiden seperti ini dapat dilihat sebagai upaya untuk membungkam suara-suara kritis dan mengintimidasi para aktivis.
Masyarakat Pati kini menanti hasil penyelidikan polisi dengan cemas. Keamanan dan kebebasan berpendapat menjadi taruhan dalam situasi seperti ini. Penting bagi pihak berwenang untuk tidak hanya menangkap pelaku, tetapi juga mengungkap motif di baliknya agar keadilan dapat ditegakkan dan kepercayaan publik terhadap penegakan hukum tetap terjaga.
Menanti Titik Terang Kasus
Polresta Pati terus bekerja keras untuk mengumpulkan semua bukti dan keterangan yang diperlukan. Proses penyelidikan yang transparan dan akuntabel sangat diharapkan oleh masyarakat. Kasus pembakaran rumah Teguh Istiyanto ini bukan hanya tentang kerugian materiil, tetapi juga tentang perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan berekspresi di tengah dinamika politik daerah.
Semoga dalam waktu dekat, titik terang dapat segera ditemukan, para pelaku dapat ditangkap, dan motif di balik aksi keji ini dapat terungkap sepenuhnya. Ini adalah langkah krusial untuk memastikan bahwa Pati tetap menjadi tempat di mana setiap warga negara dapat menyuarakan aspirasinya tanpa rasa takut akan intimidasi atau kekerasan.
Penulis: Arya N
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: Oktober 3, 2025