Seedbacklink affiliate

PLOT TWIST! Eks Petinggi NasDem Ahmad Ali Resmi Pindah Haluan ke PSI, Jadi Tangan Kanan Kaesang?

Ahmad Ali berpidato di podium dengan blazer ungu, usai dilantik sebagai Ketua Harian PSI.
Ahmad Ali saat pelantikan sebagai Ketua Harian PSI, Jumat (26/9).
banner 120x600

NEWS TANGERANG– Dunia politik Indonesia kembali dihebohkan dengan sebuah kejutan besar. Pengusaha Ahmad Ali, yang selama ini dikenal sebagai salah satu tokoh sentral dan berpengaruh di Partai NasDem, secara resmi mengumumkan kepindahannya ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Keputusan ini sontak menjadi perbincangan hangat, apalagi setelah ia dilantik sebagai Ketua Harian PSI pada Jumat (26/9) lalu.

Dari NasDem ke PSI: Sebuah Babak Baru

Langkah berani Ahmad Ali ini menandai berakhirnya perjalanannya bersama Partai NasDem. Ia menegaskan bahwa keanggotaannya di NasDem secara otomatis gugur begitu ia mengantongi Kartu Tanda Anggota (KTA) PSI. Ini bukan sekadar pindah partai biasa, melainkan sebuah manuver politik yang berpotensi mengubah peta kekuatan.

Momen pelantikan yang berlangsung di Djakarta Theater, Jakarta, menjadi saksi bisu transisi politik ini. Dengan bergabungnya Ahmad Ali, PSI kini memiliki amunisi baru yang tak bisa dianggap remeh. Pengalaman dan jaringan luasnya diharapkan mampu membawa angin segar bagi partai yang dipimpin Kaesang Pangarep tersebut.

Misteri di Balik "Relasi Batin" dengan Kaesang

Ketika ditanya mengenai alasan spesifik di balik keputusannya ini, Ahmad Ali memilih untuk tidak terlalu banyak bicara. Ia hanya menyebutkan adanya "relasi batin yang cukup kuat" dengan Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep. Ungkapan ini tentu saja memicu banyak spekulasi dan rasa penasaran publik.

"Kita ini punya relasi batin yang cukup kuat. Jadi, emang tiba-tiba nyatu saja," ujarnya singkat. Pernyataan ini mengisyaratkan adanya koneksi personal atau visi yang selaras antara dirinya dengan putra bungsu Presiden Jokowi itu, melampaui sekadar pertimbangan politik pragmatis.

Mengapa Pindah Haluan? Mencari Tantangan Baru?

Dalam kancah politik, perpindahan kader, apalagi tokoh sekaliber Ahmad Ali, bukanlah hal yang asing. Namun, setiap perpindahan selalu menyimpan cerita dan motivasi tersendiri. Bisa jadi, Ahmad Ali melihat PSI sebagai platform yang lebih relevan dengan aspirasi atau ambisi politiknya di masa depan.

PSI sendiri dikenal sebagai partai yang mengusung semangat anak muda dan kerap disebut sebagai "partai milenial". Bergabungnya tokoh senior seperti Ahmad Ali bisa jadi merupakan strategi untuk menyeimbangkan energi muda dengan pengalaman politik yang matang. Ini juga bisa diartikan sebagai pencarian tantangan baru setelah sekian lama berkiprah di partai yang lebih senior.

Hubungan dengan Surya Paloh Tetap Terjaga

Meski telah berpindah "rumah", Ahmad Ali menegaskan bahwa hubungannya dengan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, tetap harmonis. Ia bahkan menyebut Surya Paloh sebagai sosok kakak, orang tua, dan gurunya. Ini menunjukkan kematangan dalam berpolitik, di mana perbedaan pilihan partai tidak lantas memutus tali silaturahmi.

"Apa pun Pak Surya sampai hari ini hubungan saya baik-baik saja. Beliau kakak, orang tua saya, beliau adalah guru saya," ungkap Ahmad Ali dengan penuh hormat. Ia menambahkan bahwa perbedaan partai adalah hal yang biasa dan tidak seharusnya menjadi alasan untuk memutus hubungan baik. Sikap ini patut dicontoh dalam dinamika politik yang seringkali panas.

Dampak bagi NasDem: Kehilangan Sosok Penting

Kepergian Ahmad Ali tentu menjadi kehilangan besar bagi Partai NasDem. Selama ini, ia dikenal sebagai salah satu petinggi yang memiliki peran strategis dan kontribusi signifikan. Jaringan luas dan pengalaman politiknya telah banyak membantu NasDem dalam berbagai kesempatan.

Namun, partai politik adalah organisasi yang dinamis. Setiap kepergian kader akan selalu diisi oleh figur-figur baru yang siap melanjutkan perjuangan. NasDem, di bawah kepemimpinan Surya Paloh, diyakini akan tetap solid dan mencari cara untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan.

PSI Semakin Kuat dengan Amunisi Baru?

Bagi PSI, bergabungnya Ahmad Ali adalah sebuah keuntungan besar. Ia membawa serta pengalaman panjang, jejaring politik yang kuat, dan pemahaman mendalam tentang dinamika politik nasional. Ini adalah modal berharga bagi PSI yang sedang berupaya memperkuat posisinya di panggung politik.

Kehadiran Ahmad Ali sebagai Ketua Harian juga bisa menjadi sinyal bahwa PSI serius dalam memperluas basis dukungan dan pengaruhnya. Kombinasi antara energi muda Kaesang dan pengalaman Ahmad Ali bisa menjadi duet maut yang patut diperhitungkan. Mereka bisa saling melengkapi dalam merumuskan strategi dan menggerakkan mesin partai.

Arah Baru PSI Menuju Pemilu 2029

Dengan tambahan amunisi seperti Ahmad Ali, PSI kemungkinan besar akan semakin agresif dalam menyongsong Pemilu 2029. Partai ini memiliki potensi untuk menarik lebih banyak pemilih, tidak hanya dari kalangan muda, tetapi juga dari segmen masyarakat yang mencari alternatif politik baru.

Perpindahan Ahmad Ali ini bisa diinterpretasikan sebagai upaya PSI untuk tampil lebih dewasa dan merangkul spektrum politik yang lebih luas. Ini bukan lagi sekadar partai "anak muda" yang hanya mengandalkan popularitas, tetapi juga partai yang siap bersaing dengan kekuatan politik yang lebih mapan.

Dinamika Politik yang Kian Menarik

Keputusan Ahmad Ali ini adalah salah satu dari sekian banyak manuver yang akan terus mewarnai peta politik Indonesia. Pergerakan tokoh-tokoh penting seperti dirinya selalu menjadi indikator adanya perubahan atau pergeseran kekuatan. Publik tentu akan menanti gebrakan apa lagi yang akan dilakukan PSI dengan formasi barunya ini.

Peristiwa ini juga menjadi pengingat bahwa politik adalah seni kemungkinan. Tidak ada yang abadi, termasuk posisi dan afiliasi partai. Yang jelas, dengan bergabungnya Ahmad Ali ke PSI, dinamika politik nasional akan semakin menarik untuk disimak, terutama menjelang kontestasi politik besar berikutnya.

Penulis: Arya N

Editor: Santika Reja

Terakhir disunting: September 27, 2025

Promo Akad Nikah Makeup