NEWS TANGERANG– Sidoarjo, Jawa Timur, diguncang kabar duka yang menyayat hati. Sebuah musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, mendadak ambruk, menjebak puluhan santri di bawah reruntuhan. Insiden tragis ini sontak memicu kepanikan dan operasi penyelamatan besar-besaran yang penuh drama.
Peristiwa nahas itu terjadi begitu cepat, mengubah suasana tenang pondok pesantren menjadi medan evakuasi yang mencekam. Tim SAR gabungan, dibantu warga dan relawan, berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan para santri yang terjebak di antara puing-puing bangunan.
Jeritan di Balik Reruntuhan: Operasi Penyelamatan Penuh Tantangan
Hingga saat ini, setidaknya empat orang santri berhasil dievakuasi dari timbunan material bangunan. Mereka segera dilarikan ke rumah sakit terdekat, termasuk RSUD Notopuro, RS Siti Hajar, dan RS Delta Surya Sidoarjo, untuk mendapatkan penanganan medis darurat. Kondisi pasti keempat korban ini masih belum terkonfirmasi, menambah kekhawatiran di lokasi kejadian.
Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, yang bertindak sebagai SAR Mission Coordinator (SMC), membenarkan evakuasi empat korban tersebut. "Tadi di Ponpes ini yang terevakuasi sekitar 4 orang. Yang dibawa ke RS kami belum bisa pastikan [kondisinya]," ujarnya dengan nada prihatin di lokasi kejadian.
Operasi penyelamatan berlangsung sangat hati-hati dan penuh risiko. Tim SAR menghadapi kendala serius berupa kondisi reruntuhan bangunan yang miring dan tidak stabil. Ancaman ambruk susulan menjadi momok yang menghantui setiap langkah petugas.
"Tentunya berhati-hati karena kemiringan bangunan masih memungkinkan runtuh kembali. Kita menjaga itu, hanya peralatan tertentu yang digunakan," jelas Nanang. Penggunaan alat berat yang menimbulkan getaran pun sebisa mungkin dihindari.
Alasannya sangat mendalam: masih terdengar suara-suara minta tolong dari dalam reruntuhan. "Dari mesin dan alat yang menimbulkan getaran dihindari dulu karena masih terdengar yang menangis dan menjerit dari dalam," ungkap Nanang, menggambarkan betapa gentingnya situasi.
Puluhan Santri Terjebak, Harapan Tipis di Tengah Puing
Suara tangisan dan jeritan yang samar-samar terdengar dari balik puing menjadi pengingat nyata bahwa masih banyak santri yang terjebak. Nanang Sigit mengakui bahwa jumlah pasti korban yang terperangkap belum bisa dipastikan. Namun, perkiraan awal menyebutkan angka yang mencengangkan, yaitu puluhan hingga seratusan santri.
Bayangkan saja, puluhan hingga seratusan jiwa muda yang seharusnya sedang menimba ilmu, kini terperangkap dalam kegelapan dan debu. Keluarga, teman, dan seluruh masyarakat Sidoarjo menahan napas, berdoa untuk keselamatan mereka.
Tim penyelamat bekerja tanpa henti, menyisir setiap celah dan tumpukan puing dengan sangat teliti. Setiap detik adalah emas, setiap celah adalah harapan untuk menemukan korban lain yang mungkin masih hidup.
Solidaritas dan Bantuan Mengalir Deras
Melihat skala bencana ini, respons cepat dari berbagai pihak langsung terlihat. Lebih dari 30 unit ambulans disiagakan di halaman pondok pesantren, siap membawa korban ke rumah sakit kapan saja dibutuhkan. Dua unit alat berat juga sudah berada di lokasi, meskipun penggunaannya sangat dibatasi demi keamanan.
Selain tim medis dan SAR, berbagai elemen masyarakat juga turut bergerak. Relawan berdatangan, warga sekitar bahu-membahu membantu apa pun yang mereka bisa. Solidaritas kemanusiaan terpancar jelas di tengah tragedi yang menimpa.
Pihak kepolisian dan TNI juga turut mengamankan lokasi, memastikan area steril untuk proses evakuasi. Fokus utama saat ini adalah penyelamatan jiwa, memastikan setiap korban yang ditemukan segera mendapat pertolongan.
Duka Mendalam, Doa untuk Keselamatan
Tragedi ambruknya musala ini bukan hanya menyisakan reruntuhan fisik, tetapi juga duka mendalam bagi seluruh keluarga besar Pondok Pesantren Al Khoziny dan masyarakat Sidoarjo. Musala, sebagai tempat ibadah dan pusat kegiatan santri, kini tinggal puing.
Peristiwa ini menjadi pengingat pahit tentang pentingnya keselamatan bangunan, terutama di fasilitas umum seperti pondok pesantren. Investigasi mendalam pasti akan dilakukan untuk mencari tahu penyebab pasti ambruknya musala ini, agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Namun, untuk saat ini, semua mata dan hati tertuju pada operasi penyelamatan. Doa dan harapan terus dipanjatkan agar lebih banyak santri dapat ditemukan dalam keadaan selamat. Sidoarjo bersatu dalam duka, namun juga bersatu dalam semangat untuk bangkit dan melewati cobaan berat ini.
Penulis: Arya N
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: September 29, 2025