Seedbacklink affiliate

Terungkap! Sosok di Balik Akun Bjorka ‘Ngeri’ Ditangkap, Motifnya Bikin Kaget!

Pejabat kepolisian berseragam dan bermasker hitam memberikan keterangan resmi kepada media.
Seorang perwira tinggi Polri menyampaikan pernyataan penting kepada awak media.
banner 120x600

NEWS TANGERANG– Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya akhirnya berhasil meringkus seorang pemuda yang diduga kuat sebagai sosok di balik akun peretas fenomenal ‘Bjorka’. Penangkapan ini mengakhiri spekulasi panjang tentang identitas hacker yang sempat bikin gaduh jagat maya Indonesia. WFT (22), nama pemuda tersebut, kini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di mata hukum.

Siapa Sebenarnya WFT?

WFT, yang baru berusia 22 tahun, berasal dari Kakas Barat, Minahasa, Sulawesi Utara. Ia dikenal sebagai pemilik akun media sosial X (dulu Twitter) dengan nama @bjorkanesiaa, yang seringkali memposting hal-hal kontroversial. Penangkapan terhadap WFT dilakukan di Desa Totolan, Kakas Barat, Minahasa, pada Selasa, 23 September lalu.

Jejak Digital Bjorka: Dari @bjorkanesiaa hingga Dark Forum

Polisi mengungkapkan bahwa WFT sudah aktif di dunia maya dan mengaku sebagai Bjorka sejak tahun 2020. Jejak digitalnya juga ditemukan di berbagai forum gelap (dark forum) dengan nama Bjorka. Akun dark forum ini sempat menjadi sorotan publik pada 5 Februari 2024, sebelum akhirnya WFT menggantinya menjadi SkyWave.

Setelah berganti nama menjadi SkyWave, pelaku mulai mengunggah sampel tampilan akses perbankan atau mobile banking dari salah satu nasabah bank swasta. Aksi ini kemudian dilanjutkan dengan mengunggahnya melalui akun X @bjorkanesiaa. Tak berhenti di situ, WFT juga mengirimkan pesan langsung ke bank yang bersangkutan.

Awal Mula Penangkapan: Laporan Bank Swasta yang Gercep

Penangkapan WFT bermula dari laporan serius sebuah bank swasta pada 17 April 2024. Bank tersebut melaporkan bahwa akun @bjorkanesiaa telah mengunggah tampilan database nasabah mereka. WFT bahkan mengklaim telah berhasil meretas 4,9 juta akun database nasabah bank tersebut.

Motif di Balik Aksi ‘Ngeri’: Bukan Sekadar Iseng!

Kasubdit IV Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya AKBP Herman Edco Wijaya Simbolon menjelaskan motif utama WFT adalah pemerasan. Pelaku berniat memeras bank swasta tersebut setelah mengklaim memiliki data sensitif nasabah. Beruntung, aksi pemerasan ini belum sempat terjadi karena pihak bank langsung sigap melapor ke polisi.

Aksi WFT juga berlanjut di bulan Maret 2024, di mana ia mengunggah ulang data yang diperolehnya melalui Telegram. Langkah ini diduga untuk memperkuat kesan bahwa WFT memiliki jaringan luas dan keterkaitan dengan forum-forum ilegal jual beli data. Ia ingin menunjukkan bahwa dirinya adalah pemain besar di dunia peretasan.

Data Apa Saja yang Berhasil Diretas dan Dijual?

Dalam pengakuannya, WFT mengaku telah berhasil memperoleh berbagai jenis data penting. Mulai dari data perbankan, data perusahaan kesehatan, hingga data-data dari perusahaan swasta di Indonesia. Namun, pihak kepolisian masih terus mendalami asal-usul data-data tersebut untuk memastikan kebenarannya.

Tak hanya meretas, WFT juga mengakui telah menjual data-data curian ini melalui berbagai platform media sosial. Akun-akun dengan nama serupa Bjorka di Facebook, TikTok, dan Instagram menjadi lapak jualannya. Pembayaran atas transaksi ilegal ini dilakukan melalui mata uang kripto, menyulitkan pelacakan jejak digitalnya.

Jeratan Hukum Menanti: Ancaman Penjara Belasan Tahun

Atas perbuatannya, WFT kini telah ditetapkan sebagai tersangka dan langsung ditahan. Ia dijerat dengan Pasal 46 juncto Pasal 30, Pasal 48 juncto Pasal 32, dan/atau Pasal 51 ayat (1) juncto Pasal 35 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Ancaman hukuman yang menantinya pun tidak main-main.

Jika terbukti bersalah, WFT terancam pidana penjara paling lama 12 tahun. Ini menjadi peringatan keras bagi siapa pun yang berniat melakukan kejahatan siber, bahwa konsekuensinya sangat serius dan bisa mengubah masa depan.

Misteri Bjorka yang Sebenarnya: Apakah Ini Akhir atau Awal?

Meski WFT telah ditangkap, misteri seputar sosok Bjorka yang sempat membuat gaduh Indonesia masih menjadi tanda tanya. Wakil Direktur Reserse Siber AKBP Fian Yunus menyatakan pihaknya masih terus mendalami apakah WFT adalah Bjorka yang sama dengan yang dulu mencuri data kependudukan.

"Mungkin, jawabannya saya bisa jawab mungkin, apakah Bjorka 2020 mungkin, apakah dia Opposite6890 yang dicari-cari, mungkin," ujar Fian. Ia menambahkan bahwa di internet, setiap orang bisa menjadi siapa saja. Oleh karena itu, pendalaman lebih lanjut terhadap bukti-bukti digital dan jejak pelaku sangat diperlukan.

Penyelidikan akan terus berlanjut untuk menguak seluruh jaringan dan modus operandi WFT. Apakah penangkapan ini adalah akhir dari drama Bjorka, atau justru membuka babak baru dalam perburuan hacker di Indonesia? Hanya waktu dan penyelidikan polisi yang akan menjawabnya.

Penulis: Arya N

Editor: Santika Reja

Terakhir disunting: Oktober 2, 2025

Promo Akad Nikah Makeup