NEWS TANGERANG– Sidoarjo, 1 Oktober 2025 – Kabar duka kembali menyelimuti Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Jumlah korban meninggal dunia akibat ambruknya gedung tiga lantai yang juga berfungsi sebagai musala kini bertambah menjadi empat orang. Peristiwa tragis ini terus menyita perhatian publik, dengan tim penyelamat masih berjibaku di lokasi kejadian.
Tragedi yang terjadi pada Senin sore, 29 September lalu, telah meninggalkan luka mendalam. Ratusan santri yang kala itu sedang menunaikan Salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan, tiba-tiba harus menghadapi kenyataan pahit saat bangunan itu runtuh. Sejak saat itu, operasi pencarian dan penyelamatan terus digencarkan tanpa henti.
Peningkatan Jumlah Korban Meninggal
Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, mengonfirmasi penemuan korban terbaru ini pada Rabu sore. Timnya berhasil mengevakuasi dua orang yang sebelumnya terdeteksi terjebak di sektor A1, area depan puing-puing material runtuhan. Lokasi ini menjadi salah satu dari 15 titik yang diidentifikasi Basarnas sebagai area potensial keberadaan korban.
Sayangnya, dari dua korban yang berhasil ditarik keluar dari timbunan reruntuhan, satu di antaranya dinyatakan sudah tidak bernyawa. Ini menambah daftar panjang korban jiwa menjadi empat orang. Sementara itu, satu korban lainnya ditemukan dalam kondisi hidup dan segera dilarikan ke fasilitas medis untuk mendapatkan penanganan intensif.
"Sesuai yang saya sampaikan ada 15 titik yang bisa kita deteksi dan alhamdulillah dua korban telah terevakuasi," ujar Syafii di lokasi kejadian. "Satu kondisi sudah meninggal dunia dan satu alhamdulillah mudah-mudahan pada saat tadi kita serahterimakan dengan tim medis. Mudah-mudahan yang bersangkutan cepat pulih dan sembuh sehat kembali."
Operasi Penyelamatan Maraton Tanpa Henti
Sejak hari pertama, tim gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD, relawan, dan masyarakat setempat telah bekerja keras siang dan malam. Mereka menghadapi berbagai tantangan, mulai dari kondisi puing yang tidak stabil, minimnya pencahayaan di malam hari, hingga tekanan waktu yang terus berjalan. Setiap detik sangat berharga dalam upaya menyelamatkan nyawa.
Alat berat seperti ekskavator dikerahkan untuk menyingkirkan material bangunan yang masif, namun pekerjaan manual juga sangat dominan. Tim SAR harus ekstra hati-hati agar tidak menimbulkan keruntuhan susulan atau melukai korban yang mungkin masih terjebak. Anjing pelacak K9 juga turut dikerahkan untuk membantu mendeteksi keberadaan korban di bawah tumpukan beton dan besi.
Suasana di sekitar lokasi kejadian masih diselimuti ketegangan dan harapan. Keluarga korban yang menunggu dengan cemas tak henti-hentinya memanjatkan doa. Mereka berharap ada keajaiban, agar orang-orang terkasih mereka bisa ditemukan dalam keadaan selamat.
Harapan di Tengah Puing dan Data yang Simpang Siur
Dengan dievakuasinya dua santri sore ini, data sementara korban yang berhasil dievakuasi Tim SAR berjumlah 104 orang. Dari jumlah tersebut, empat di antaranya meninggal dunia. Namun, Kepala Basarnas mengakui adanya simpang siur data terkait jumlah pasti korban yang masih terjebak.
"Tadi bahwa ada kesimpangsiuran terkait dengan jumlah mungkin nanti secara perlahan, tadi fokus kita hanya di operasi untuk rescue," jelas Syafii. Prioritas utama saat ini adalah menyelamatkan nyawa, sementara validasi data akan dilakukan secara bertahap setelah operasi utama selesai. Diperkirakan, masih ada sekitar 91 orang yang belum ditemukan dan kemungkinan besar masih berada di bawah reruntuhan.
Momen Kelam: Detik-detik Ambruknya Gedung
Bayangkan, ratusan santri sedang khusyuk menunaikan ibadah, tiba-tiba terdengar suara gemuruh dahsyat. Gedung tiga lantai yang menjadi tempat mereka salat, ambruk dalam hitungan detik. Debu tebal mengepul, jeritan panik terdengar di mana-mana, dan suasana berubah menjadi kekacauan total.
Para santri yang berada di luar gedung atau berhasil menyelamatkan diri, segera berusaha memberikan pertolongan pertama. Mereka bahu-membahu menyingkirkan puing-puing ringan dengan tangan kosong, mencoba mencari teman-teman mereka yang tertimbun. Kejadian ini menjadi trauma mendalam bagi seluruh penghuni pesantren dan masyarakat sekitar.
Dukungan dan Doa dari Seluruh Penjuru
Tragedi Pondok Pesantren Al Khoziny telah menarik perhatian dan simpati dari seluruh Indonesia. Berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, lembaga sosial, hingga masyarakat umum, berbondong-bondong memberikan bantuan. Bantuan logistik, tenaga medis, hingga dukungan moral terus mengalir ke lokasi kejadian.
Doa-doa tak henti dipanjatkan dari berbagai pelosok negeri, berharap operasi penyelamatan berjalan lancar dan semua korban dapat ditemukan. Solidaritas ini menunjukkan betapa kuatnya rasa kebersamaan di tengah musibah.
Penyelidikan Menyeluruh Akan Dilakukan
Meskipun fokus utama saat ini adalah penyelamatan, pihak berwenang dipastikan akan melakukan penyelidikan menyeluruh terkait penyebab ambruknya gedung. Pertanyaan-pertanyaan mengenai kualitas konstruksi, izin pembangunan, hingga standar keamanan akan menjadi perhatian utama. Hasil penyelidikan ini diharapkan dapat mencegah kejadian serupa terulang di masa depan.
Untuk saat ini, seluruh mata dan hati tertuju pada tim penyelamat di Sidoarjo. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang berjuang melawan waktu dan bahaya demi menemukan setiap harapan di balik reruntuhan. Semoga kekuatan dan kesabaran selalu menyertai mereka dalam misi kemanusiaan yang sangat berat ini.
Penulis: Arya N
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: Oktober 1, 2025