NEWS TANGERANG– Viral banget di media sosial! Sebuah desa di Magelang, Jawa Tengah, bikin heboh karena logonya mirip abis sama klub sepak bola raksasa Inggris, Manchester United (MU). Yup, Desa Kleteran di Kecamatan Grabag ini sukses menarik perhatian netizen dengan kreativitasnya yang unik dan nggak biasa.
Logo yang sekilas terlihat seperti lambang kebanggaan Setan Merah ini, kini terpampang nyata di Kantor Desa Kleteran. Mulai dari meja pelayanan hingga pintu gerbang utama desa, logo tersebut menyambut siapa saja yang datang. Penampakannya yang nyentrik ini sontak jadi perbincangan hangat, terutama di kalangan para penggila bola.
Kok Bisa Mirip Banget Sih?
Coba deh bayangin, logo desa ini punya pigura berbentuk perisai dan dua bola di bagian bawah yang plek ketiplek sama logo MU. Jenis dan warna hurufnya alias font-nya juga persis banget! Kalau nggak jeli, mungkin kamu bakal mengira ini adalah kantor cabang Manchester United di Magelang.
Namun, tentu saja ada perbedaan mendasar yang menandakan identitas lokal. Jika MU punya ‘Setan Merah’ dan ‘Kapal Layar’ sebagai simbol kota Manchester yang kaya sejarah industri, Desa Kleteran justru menampilkan ikon lokal kebanggaan mereka. Di dalam perisai itu, terpampang megah stupa Candi Borobudur dan gunung yang menjulang gagah, merepresentasikan keindahan alam dan budaya Magelang.
Awal Mula Ide ‘Gila’ Ini
Ide nyeleneh dan super kreatif ini datang dari Kepala Dusun Kleteran, Tri Asomoro. "Awal mula kan pagar sudah pudar catnya terus diperbaharui kok ada space-nya, ada yang kosong," jelas Tri. Ia bersama Pak Carik, yang kebetulan sama-sama fans berat MU, kepikiran untuk mengisi kekosongan itu dengan sesuatu yang unik dan menarik perhatian.
"Yang satu (sebelah kanan) sudah ada simbol Kabupaten Magelang, sebelahnya yang unik apa," kenang Tri. Berbekal frekuensi yang sama sebagai penggemar bola, ide untuk menduplikasi logo MU pun muncul. Setelah yakin bahwa ide ini tidak menyalahi aturan, Tri langsung membuat desain dan membagikannya ke teman-teman perangkat desa.
"Terus ditempel saja di pintu, sisa sedikit tempel di sini (meja)," sambungnya. Pemasangan logo ini ternyata sudah dilakukan sekitar setahun yang lalu, tepatnya sebelum final Piala Eropa (Euro) 2024. Jadi, bukan baru-baru ini saja logo tersebut ada, melainkan sudah cukup lama menghiasi kantor desa.
Dari Iseng Jadi Viral Dua Kali!
Siapa sangka, logo yang awalnya cuma iseng ini malah jadi viral berkali-kali! Momen pertama kali logo ini meledak di media sosial adalah setelah MU kalah di final Euro. "Kebetulan ini dipasang pas posisi kalah, terus ada teman dari Dinas Pendidikan main ke sini (jadi bahan) bully-bullyan," kata Tri.
Kisah lucu ini langsung menyebar cepat di TikTok, membuat Desa Kleteran mendadak jadi perbincangan. "Ini viral (lagi) kedua kalinya," tambah Tri. Ketenaran logo ini kembali mencuat saat acara ulang tahun SMAN 1 Grabag yang diselenggarakan di gedung belakang balai desa. Video logo tersebut kembali diambil dan menyebar luas, mengulang kesuksesan viralnya yang pertama.
Bukan Sekadar Fanatisme, Ada ‘Spirit’ di Baliknya
Jangan salah, di balik kemiripan logo ini, ada makna yang lebih dalam dari sekadar fanatisme bola. Tri Asomoro menjelaskan bahwa logo ini adalah simbol kesetiaan yang kuat. "Itu simbol kesetiaan. Kesetiaan untuk melayani masyarakat. Kegigihan dalam berjuang," tegasnya, menunjukkan bahwa ada filosofi mulia di balik pilihan logo tersebut.
Mereka juga ingin mengambil spirit dari nama besar Manchester United yang sudah mendunia. "Sudah dapat nama besarnya, lain kalau ambil logo klub lainnya sampai seheboh ini," ujarnya. Menurut Tri, popularitas dan branding MU yang kuat diharapkan bisa membawa semangat positif bagi desa mereka. Bahkan, seragam olahraga desa mereka pun dulunya berwarna merah dengan logo yang mirip MU, meskipun kini hanya dipakai untuk acara tertentu.
‘Kalahan Kok Dipasang!’ Dilema Fans Bola Beda Klub
Tentu saja, keputusan memasang logo mirip MU ini bukannya tanpa ‘konsekuensi’ lucu yang bikin geleng-geleng kepala. Warga atau pengunjung kantor desa yang kebetulan bukan fans MU, atau bahkan fans klub rival, seringkali melontarkan ledekan. "Kalahan kok dipasang," tiru Tri sambil tertawa, menirukan ejekan yang sering ia dengar.
Ini bukan sekadar ledekan kosong, lho. Ada latar belakang yang bikin fans klub lain makin semangat buat nge-bully. Sejak ditinggalkan sang legenda, Sir Alex Ferguson, pada tahun 2013, Manchester United memang seolah kehilangan sentuhan magisnya. Era kejayaan yang penuh trofi seakan sirna, digantikan dengan pasang surut performa yang bikin fans setia mereka seringkali mengelus dada.
Berbagai manajer kelas dunia sudah silih berganti mencoba mengembalikan kejayaan Setan Merah. Sebut saja nama-nama besar seperti Louis van Gaal dengan filosofi permainannya, Jose Mourinho yang dikenal dengan taktik pragmatisnya, hingga kini tongkat estafet kepelatihan dipegang oleh Ruben Amorim. Namun, hasil yang diharapkan tak kunjung datang secara konsisten.
Musim kompetisi 2025-2026 ini, misalnya, menjadi bukti nyata betapa beratnya perjuangan MU. Dari lima pertandingan yang telah mereka lakoni di Liga Inggris, tim ini hanya mampu meraih satu kemenangan saja. Sebuah catatan yang tentu saja jauh dari ekspektasi klub sebesar Manchester United. Puncaknya, pada Minggu (14/9) lalu, luka para fans MU semakin menganga lebar. Mereka harus menelan pil pahit kekalahan telak 0-3 dari rival sekota abadi mereka, Manchester City. Hasil ini tentu saja menjadi bahan bakar empuk bagi para fans klub lain untuk melontarkan ejekan, termasuk "kalahan kok dipasang" yang sering didengar oleh Tri Asomoro di Kantor Desa Kleteran. Konteks performa klub yang sedang terpuruk inilah yang membuat ledekan tersebut terasa makin ‘nampol’ dan jadi bumbu penyedap cerita logo desa yang unik ini.
Jadi, di tengah hiruk pikuk dunia sepak bola, Desa Kleteran berhasil menciptakan identitas unik yang nggak cuma menarik perhatian, tapi juga menyimpan semangat pelayanan dan kegigihan. Salut buat kreativitasnya!
Penulis: Arya N
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: September 18, 2025