NEWS TANGERANG– Media sosial kembali dihebohkan dengan sebuah video yang bikin banyak orang deg-degan. Narasi yang beredar menyebutkan bahwa kendaraan yang pajaknya mati alias belum dibayar, dilarang keras mengisi bahan bakar di SPBU. Sontak, video ini langsung viral dan memicu beragam reaksi di kalangan netizen.
Dalam video tersebut, terlihat antrean panjang motor di SPBU, diiringi kehadiran beberapa petugas kepolisian yang berkeliling. Suara narator dalam video itu makin memperkeruh suasana, seolah-olah mengonfirmasi larangan tersebut.
"Kendaraan-kendaraan yang belum bayar pajak dan tidak memiliki surat-surat itu jangan dilayani," demikian bunyi narasi yang beredar, lengkap dengan batasan antrean BBM untuk motor bebek dan motor besar. Tentu saja, hal ini bikin banyak pemilik kendaraan yang pajaknya belum beres jadi khawatir.
Fakta di Balik Video yang Bikin Geger SPBU
Video yang beredar ini menyematkan tulisan provokatif: ‘Rakyat dipersulit lagi. Momen kendaraan yang mati pajak tak dilayani untuk isi BBM di SPBU’. Klaim ini jelas-jelas membuat masyarakat resah dan bertanya-tanya, apakah benar ada aturan baru yang sebegini ketatnya?
Narasi video itu bahkan tidak hanya soal pajak kendaraan. Ada juga klaim tambahan yang menyebutkan telah terjadi kebakaran di Lumajang, Jawa Timur, yang semakin menambah kebingungan publik. Informasi yang campur aduk dan menyesatkan seperti ini memang seringkali jadi pemicu kepanikan massal.
Melihat penyebaran informasi yang begitu cepat dan berpotensi meresahkan, pihak berwenang pun tidak tinggal diam. Penting bagi kita untuk selalu mencari tahu kebenaran di balik setiap informasi viral, apalagi yang menyangkut kebijakan publik.
Polisi Buka Suara: Klarifikasi dari Humas Polda Jatim
Untungnya, kegaduhan ini tidak berlangsung lama. Akun Instagram resmi Humas Polda Jatim langsung bergerak cepat untuk memberikan klarifikasi. Mereka menegaskan bahwa video yang beredar itu adalah HOAX alias informasi palsu.
Polda Jatim secara gamblang menjelaskan bahwa klaim "kendaraan dengan pajak mati tidak boleh mengisi bahan bakar minyak (BBM)" itu sama sekali tidak benar. Tidak ada kebijakan atau aturan yang melarang kendaraan mengisi bensin hanya karena status pajaknya.
Selain itu, Humas Polda Jatim juga meluruskan soal klaim kebakaran. Kejadian kebakaran yang disebut dalam video ternyata tidak terjadi di Lumajang, melainkan di Kota Subulussalam, Provinsi Aceh, pada tanggal 10 Oktober 2024. Penyebabnya pun bukan hal aneh, melainkan korsleting listrik pada kendaraan pickup.
Pertamina Patra Niaga Ikut Angkat Bicara: Penyaluran BBM Tetap Normal
Senada dengan pihak kepolisian, Pertamina Patra Niaga juga ikut angkat bicara untuk menenangkan masyarakat. Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, dengan tegas menyatakan bahwa informasi yang beredar liar itu adalah hoaks.
Penyaluran BBM, terutama BBM Subsidi, tetap berjalan sesuai ketentuan pemerintah dengan mekanisme yang berlaku. Tujuan dari mekanisme ini adalah agar penyaluran BBM lebih tepat sasaran dan transparan, bukan untuk membatasi berdasarkan status pajak kendaraan.
Pertamina Patra Niaga mengajak seluruh masyarakat untuk lebih bijak dan memastikan kebenaran informasi melalui kanal resmi perusahaan. Kalian bisa menghubungi Pertamina Call Center 135 atau mengecek akun resmi media sosial Pertamina untuk mendapatkan informasi yang valid.
Kenapa Hoax Semudah Itu Menyebar? Waspada Informasi Palsu!
Fenomena hoaks seperti ini memang bukan hal baru, apalagi di era digital sekarang. Informasi palsu bisa menyebar dengan sangat cepat karena beberapa faktor. Pertama, sensasi dan emosi yang ditimbulkan seringkali membuat orang langsung percaya dan membagikannya tanpa berpikir panjang.
Kedua, kurangnya literasi digital membuat banyak orang sulit membedakan mana informasi yang benar dan mana yang palsu. Ketiga, algoritma media sosial kadang mempercepat penyebaran konten yang viral, tanpa mempedulikan kebenarannya.
Dampak dari hoaks ini tidak main-main, lho. Selain menimbulkan kepanikan dan keresahan, hoaks juga bisa merusak kepercayaan masyarakat terhadap institusi resmi dan bahkan memicu konflik sosial. Oleh karena itu, kita harus selalu waspada dan kritis terhadap setiap informasi yang kita terima.
Jadi, Apa yang Harus Dilakukan Jika Menemukan Informasi Mencurigakan?
Masyarakat diimbau untuk berhati-hati dalam menerima ataupun menyebarkan informasi yang tidak benar. Jika kalian menemukan video atau pesan yang mencurigakan, jangan langsung percaya apalagi langsung ikut menyebarkannya.
Langkah pertama yang harus kalian lakukan adalah cek kebenarannya. Pastikan informasi tersebut berasal dari kanal resmi pemerintah, kepolisian, atau lembaga terkait lainnya. Kalian juga bisa membandingkan informasi tersebut dengan berita dari media massa yang terpercaya.
Manfaatkan fitur cek fakta yang banyak tersedia di internet, atau cari tahu langsung melalui mesin pencari Google. Ingat, satu klik share yang tidak bertanggung jawab bisa menimbulkan dampak yang besar bagi banyak orang.
Pentingnya Membayar Pajak Kendaraan (Sekadar Mengingatkan)
Meskipun status pajak kendaraan tidak ada hubungannya dengan boleh tidaknya mengisi bensin, bukan berarti membayar pajak kendaraan itu tidak penting, ya! Membayar pajak adalah kewajiban setiap pemilik kendaraan.
Pajak yang kita bayarkan ini digunakan untuk pembangunan infrastruktur, perbaikan jalan, dan berbagai layanan publik lainnya yang juga kita nikmati. Dengan membayar pajak, kita turut berkontribusi dalam pembangunan negara dan memastikan fasilitas umum tetap terawat.
Selain itu, kendaraan yang pajaknya mati bisa menimbulkan masalah di kemudian hari, misalnya saat akan dijual atau saat ada razia lalu lintas. Jadi, tetaplah jadi warga negara yang taat pajak, ya, guys!
Jangan Panik, Tetap Cerdas Bermedia Sosial!
Intinya, video yang menyebutkan kendaraan mati pajak dilarang isi bensin itu adalah hoaks. Kalian tidak perlu panik atau khawatir berlebihan. Layanan pengisian BBM di SPBU tetap berjalan normal seperti biasa, tanpa ada batasan berdasarkan status pajak kendaraan.
Mari kita bersama-sama menjadi pengguna media sosial yang cerdas dan bertanggung jawab. Jangan mudah terpancing dengan informasi yang sensasional, selalu cek fakta, dan jangan ragu untuk melaporkan konten hoaks agar tidak menyebar lebih luas. Dengan begitu, kita bisa menciptakan ruang digital yang lebih sehat dan informatif.
Penulis: Farah Novianti
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: September 26, 2025