NEWS TANGERANG– Kecelakaan maut kembali terjadi di jalan tol, Sobat NewsTangerang. Sebuah mobil Honda HR-V mengalami insiden mengerikan di Tol Jagorawi Km 34, wilayah Bogor, Jawa Barat. Kondisi mobil yang hancur lebur menjadi saksi bisu tragedi yang merenggut nyawa pengemudinya.
Ngerinya, mobil HR-V tersebut dilaporkan melaju dengan kecepatan sangat tinggi sebelum kecelakaan terjadi. Sumber di lapangan menyebutkan, laju kendaraan mencapai angka 130 kilometer per jam. Angka ini jauh di atas batas aman yang ditetapkan di jalan tol.
"Kecepatan 130 (km/jam), speedometer di titik terakhir terjadinya benturan menunjukkan angka 130 km/jam," ungkap Kompol Ahmad Jajuli, Kainduk PJR Tol Jagorawi, seperti dilansir dari situs berita nasional. Ini bukan sekadar perkiraan, melainkan bukti nyata dari kondisi speedometer yang macet di angka tersebut.
Jajuli menambahkan, dugaan awal penyebab kecelakaan ini adalah kombinasi kecepatan tinggi dan kurangnya konsentrasi pengemudi. "Kecepatan tinggi tidak konsentrasi," tegasnya. So Sad, kombinasi fatal ini seringkali menjadi pemicu utama insiden di jalan raya.
Akibat insiden ini, satu orang korban dinyatakan meninggal dunia. Pengemudi HR-V tersebut tak tertolong dan menghembuskan napas terakhir di lokasi kejadian. Mobil yang ringsek parah di bagian depan, dengan posisi akhir di lajur 2 menghadap selatan, menunjukkan betapa dahsyatnya benturan yang terjadi.
Gak habis pikir, padahal batas kecepatan di jalan tol itu sudah diatur ketat demi keselamatan bersama. Kejadian ini menjadi pengingat pahit bagi kita semua akan pentingnya mematuhi aturan lalu lintas.
Gak Habis Pikir! Batas Kecepatan di Tol Itu Ada Lho, Bukan Hiasan!
Sobat NewsTangerang perlu tahu, jalan tol itu bukan arena balap. Ada batas kecepatan maksimal yang harus dipatuhi. Untuk tol luar kota, batasnya adalah 100 km/jam, sementara di dalam kota, maksimal 80 km/jam. Angka-angka ini bukan sekadar angka, melainkan hasil kajian mendalam untuk memastikan keamanan setiap pengguna jalan.
Ketika mobil melaju 130 km/jam seperti kasus HR-V ini, itu artinya sudah melampaui batas aman yang diizinkan. Risiko kecelakaan meningkat drastis, dan kemampuan pengemudi untuk bereaksi terhadap situasi tak terduga pun menurun drastis. Jangan sampai menganggap remeh aturan ini ya!
Kata Pakar: Ngebut Itu Bikin Emosi Naik, Otak Jadi Gak Jalan!
Praktisi keselamatan berkendara, Sony Susmana, yang juga menjabat sebagai Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), menegaskan pentingnya kebijaksanaan dalam memacu kendaraan. Menurutnya, ada korelasi langsung antara kecepatan tinggi dan kondisi mental pengemudi. "Pengemudi yang ngebut, terutama di jalan tol itu skala emosionalnya naik, dan celakanya (tingkat) rasionalnya turun," kata Sony dalam sebuah wawancara dengan media otomotif.
Pernyataan Sony ini sangat penting untuk kita renungkan. Saat emosi mengambil alih, kemampuan kita untuk berpikir jernih dan mengambil keputusan yang tepat akan terganggu. Ini auto bahaya, apalagi saat berada di balik kemudi.
Jebakan Maut di Kecepatan Tinggi: Zigzag, Rem Mendadak, Auto Bahaya!
Ketika pengemudi hanya fokus pada gaspol, mobil akan melaju kencang tanpa kontrol emosi yang baik. Dalam kecepatan tinggi, visibilitas pengemudi menyempit drastis, membuat mereka sulit melihat objek di sekitar dengan jelas. Ini ibarat melihat melalui terowongan, Sobat NewsTangerang.
"Kombinasi dari ngebut tersebut adalah berzigzag mencari celah dan ditambah dengan sedikit memanfaatkan rem. Ini bahaya!" ujar Sony. Ia menambahkan, jika ada hambatan mendadak di depan, pengemudi tidak akan mampu mengambil keputusan yang benar dan aman. Kondisi ini seringkali berujung pada tabrakan fatal yang seharusnya bisa dihindari.
Bayangkan saja, dalam hitungan detik, situasi bisa berubah total. Kecepatan tinggi membuat waktu reaksi semakin singkat, dan ruang untuk bermanuver pun terbatas. Jadi, jangan pernah coba-coba ya!
Tips Anti-Ngebut Ala Pakar: Aman di Jalan, Selamat Sampai Tujuan!
Untuk memastikan perjalanan aman dan nyaman, Sony Susmana memberikan tiga komponen penting yang harus dipenuhi. Pertama, pastikan kecepatan kendaraan selaras dengan arus lalu lintas di sekitar. Jangan terlalu pelan, tapi juga jangan terlalu ngebut. Kedua, jaga jarak aman dengan kendaraan di depan. Ini krusial untuk memberikan ruang pengereman yang cukup jika terjadi sesuatu.
Ketiga, hindari penggunaan bahu jalan tol kecuali dalam kondisi darurat. Bahu jalan bukan untuk mendahului atau memotong antrean, melainkan untuk keadaan darurat saja. Menggunakan bahu jalan sembarangan bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain.
"Boleh buru-buru, tetapi tetap kontrol emosi," pesan Sony. Ketika emosi terkontrol, akal sehat akan memandu pengemudi dalam mengambil keputusan yang teraman. Ingat, Sobat NewsTangerang, keselamatan itu nomor satu. Jangan sampai penyesalan datang belakangan hanya karena kita abai terhadap aturan dan keselamatan diri sendiri serta orang lain. Berkendara aman, sampai tujuan dengan selamat!
Penulis: Farah Novianti
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: Oktober 2, 2025