Seedbacklink affiliate

Gak Nyangka! Menkeu Bongkar Harga Asli Pertalite & Solar, Subsidi Pemerintah Mantap Bos!

Antrean kendaraan roda dua di SPBU Pertamina dengan rambu peringatan keselamatan.
Antrean sepeda motor di SPBU Pertamina, mencerminkan aktivitas rutin pengisian bahan bakar masyarakat perkotaan.
banner 120x600

NEWS TANGERANGJakarta – Sobat NewsTangerang, pernahkah kamu penasaran berapa sih harga asli BBM Pertalite yang selama ini kita nikmati dengan harga Rp 10.000 per liter? Jujur saja, nominal itu ternyata jauh dari harga sebenarnya, lho! Siap-siap kaget dengan fakta yang diungkap langsung oleh Menteri Keuangan.

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa baru-baru ini bikin geger dengan mengungkap fakta mengejutkan di balik harga BBM subsidi jenis Pertalite. Dia menegaskan, harga yang kita bayar sekarang itu sama sekali tidak mencerminkan angka keekonomiannya! Ini artinya, ada “pihak ketiga” yang menombok sebagian besar biayanya.

Bukan Rp 10 Ribu, Segini Harga Asli Pertalite!

Purbaya menjelaskan, harga asli BBM Pertalite itu sebenarnya jauh lebih mahal dari yang kita kira. Pemerintah selama ini punya peran besar, menanggung selisih antara harga keekonomian di pasar global dan harga yang dibayar masyarakat di SPBU.

Ini dilakukan melalui skema subsidi dan kompensasi, baik untuk energi maupun non-energi. Jadi, jangan salah, ada “tangan” pemerintah yang gigih membantu kita semua agar harga kebutuhan pokok tetap stabil dan terjangkau. Ini bukti nyata keberpihakan pada rakyat.

“Selama ini pemerintah menanggung selisih antara harga keekonomian dan harga yang dibayar masyarakat melalui pemberian subsidi dan kompensasi, baik energi dan nonenergi,” kata Purbaya dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, dilansir sebuah kantor berita nasional, Kamis (2/10).

Nah, ini dia angka yang bikin melongo: Purbaya mengklaim, harga asli BBM Pertalite adalah Rp 11.700 per liter. Gak habis pikir, kan? Artinya, setiap kali kamu mengisi Pertalite, pemerintah harus menanggung selisih Rp 1.700 per liter agar harga BBM yang diterima masyarakat tetap di angka Rp 10.000 per liter. Lumayan banget, kan?

Ngerinya, total anggaran yang digelontorkan untuk subsidi BBM jenis Pertalite ini mencapai angka fantastis, yaitu Rp 56,1 triliun pada APBN 2024. Dana sebesar itu bukan main-main, lho! Sudah dinikmati oleh sekitar 157,4 juta kendaraan di seluruh Indonesia. Bayangkan, berapa banyak orang yang terbantu setiap harinya. Mantap bos, ini baru namanya keberpihakan fiskal yang konkret!

Angka ini menunjukkan betapa seriusnya pemerintah dalam menjaga stabilitas harga energi. Tanpa subsidi ini, Sobat NewsTangerang mungkin harus merogoh kocek lebih dalam untuk setiap liter Pertalite, yang tentu akan sangat membebani pengeluaran harian.

Terus, Gimana dengan Solar? Angkanya Lebih Gila Lagi!

Bukan cuma Pertalite, harga BBM Solar juga punya cerita subsidi yang tak kalah heroik. Seharusnya, jika mengikuti harga pasar, Solar dibanderol dengan harga Rp 11.950 per liter. Sebuah angka yang cukup tinggi, apalagi untuk sektor industri dan transportasi.

Namun, berkat kebijakan subsidi pemerintah, masyarakat bisa membelinya jauh lebih murah, yaitu seharga Rp 6.800 per liter. Ini berarti ada subsidi fantastis sebesar Rp 5.150 per liter, atau sekitar 43 persen dari harga asli yang ditanggung APBN. Perbedaan harga yang sangat signifikan, bukan?

Untuk tahun anggaran 2024, total nilai subsidi Solar mencapai angka yang lebih gila lagi, yaitu Rp 89,7 triliun. Jumlah ini jauh melampaui subsidi Pertalite, menunjukkan betapa krusialnya Solar bagi sektor-sektor vital. Subsidi ini sudah dinikmati oleh lebih dari 4 juta kendaraan di Indonesia, mulai dari truk logistik hingga angkutan umum. So sad kalau kita tidak menyadari betapa besar pengorbanan pemerintah untuk menjaga harga tetap stabil.

Dampak subsidi Solar ini sangat terasa, terutama bagi para pelaku usaha dan transportasi. Dengan harga Solar yang terjangkau, biaya operasional bisa ditekan, sehingga harga barang dan jasa pun tidak melonjak drastis. Ini adalah salah satu cara pemerintah menjaga inflasi dan daya beli masyarakat.

Kenapa Pemerintah Nombok Sebanyak Itu? Demi Kesejahteraan Rakyat!

Menkeu Purbaya menjelaskan, semua ini adalah bentuk nyata keberpihakan fiskal pemerintah kepada rakyatnya. Tujuannya jelas: agar masyarakat tetap bisa mengakses energi dengan harga terjangkau, sekaligus menjaga stabilitas ekonomi nasional.

Namun, dia juga menambahkan bahwa skema ini akan terus dievaluasi secara berkala. Harapannya, pemberian subsidi bisa lebih tepat sasaran dan berkeadilan. Artinya, bantuan yang diberikan benar-benar sampai ke tangan yang membutuhkan dan tidak dinikmati oleh pihak yang sebenarnya mampu.

Pemerintah terus berkomitmen untuk menjaga stabilitas harga energi di tengah fluktuasi pasar global yang seringkali tidak menentu. Ini demi menjaga daya beli masyarakat, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan memastikan roda perekonomian terus berputar tanpa hambatan berarti.

Jadi, setiap kali kamu mengisi bensin, ingatlah bahwa ada peran besar pemerintah di balik harga yang kamu bayar. Ini bukan sekadar angka, tapi cerminan dari kebijakan fiskal yang berpihak pada kita semua. Sebuah upaya besar yang patut kita apresiasi dan pahami bersama. Gak main-main deh, pengorbanan pemerintah untuk rakyatnya!

Informasi penting ini juga diperkuat dari laporan sebuah media ekonomi terkemuka, yang turut mengulas detail subsidi energi ini. Pemerintah memang serius dalam mengelola anggaran untuk kesejahteraan rakyat, memastikan setiap rupiah yang dikeluarkan memberikan dampak positif.

(sfn/rgr)

Penulis: Farah Novianti

Editor: Santika Reja

Terakhir disunting: Oktober 2, 2025

Promo Akad Nikah Makeup