Seedbacklink affiliate

Geger New York! Macron ‘Protes’ Langsung ke Trump Gara-gara Terjebak Rombongan Presiden!

Sekelompok orang berdemonstrasi di jalan dengan spanduk di depan Menara Eiffel.
Aksi demonstrasi di Paris pada siang hari.
banner 120x600

NEWS TANGERANG– Siapa sangka, bahkan seorang Presiden sekelas Emmanuel Macron pun bisa merasakan betapa menjengkelkannya terjebak macet atau terhalang oleh iring-iringan Patwal. Kejadian tak terduga ini menimpa Presiden Prancis itu di New York, Amerika Serikat, dan uniknya, ia langsung melayangkan "protes" ke Donald Trump, Presiden AS kala itu. Sebuah drama kecil yang justru menghibur banyak pihak.

Kisah Tak Terduga di Tengah Hiruk Pikuk PBB

Peristiwa ini terjadi di awal pekan yang sibuk di New York. Macron sedang berada di sana untuk menghadiri Rapat Dewan Umum PBB, sebuah agenda penting yang mempertemukan para pemimpin dunia dari berbagai negara. Bayangkan saja, suasana kota yang sudah padat, ditambah lagi dengan kehadiran para delegasi dan pengamanan ketat.

Di tengah kesibukan itu, Macron memilih untuk berjalan kaki bersama rombongannya. Mungkin ia ingin menikmati suasana kota atau sekadar mencari udara segar di sela-sela rapat yang padat. Namun, rencana sederhana itu harus terhenti mendadak.

Ketika Protokol Keamanan Menghentikan Presiden

Saat sedang asyik berjalan, rombongan Macron tiba-tiba dihentikan oleh petugas polisi setempat. Mereka dilarang menyeberang sebuah ruas jalan yang sudah disterilkan. Alasan di balik penutupan jalan itu? Ternyata, tak lama lagi rombongan mobil Presiden Donald Trump akan melintas.

Situasi ini tentu cukup ironis. Seorang kepala negara harus menunggu karena protokol keamanan kepala negara lain. Macron, dengan gayanya yang khas, sempat mencoba membujuk petugas polisi untuk membiarkannya menyeberang. Ia mungkin berpikir, "Aku juga Presiden, lho!"

Namun, petugas polisi itu tetap pada pendiriannya. Dengan sopan namun tegas, ia menjelaskan situasinya. "Maafkan saya Pak Presiden, saya benar-benar minta maaf. Tapi saat ini semuanya disetop. Ada iringan (rombongan Presiden Trump) akan melintas," ujarnya.

Usaha Macron untuk menerobos pun gagal total. Ia harus pasrah menunggu di pinggir jalan, sama seperti warga biasa lainnya yang seringkali harus menepi saat ada rombongan VVIP lewat. Momen ini menjadi bukti bahwa protokol keamanan tidak pandang bulu, bahkan untuk sesama pemimpin dunia.

"Halo, Donald? Ini Aku, Terjebak Gara-gara Kamu!"

Alih-alih mengeluh dalam hati atau sekadar menunggu, Macron memilih cara yang lebih "berani" dan kocak. Ia mengeluarkan ponselnya dan langsung menghubungi Donald Trump. Bayangkan saja, dua pemimpin negara adidaya sedang terlibat percakapan telepon karena masalah sepele seperti ini!

"Coba tebak – saya menunggu di pinggir jalan karena semuanya ditutup untukmu," kata Macron saat menelpon Trump. Nada bicaranya tentu saja bercanda, namun tersirat sedikit rasa kesal yang lucu. Ini bukan protes diplomatik serius, melainkan keluhan ringan antara dua rekan kerja (atau dalam konteks ini, sesama kepala negara).

Respons Trump saat menerima telepon dari Macron tidak diketahui secara pasti. Apakah ia tertawa, meminta maaf, atau justru membalas candaan Macron? Yang jelas, percakapan antara keduanya berlanjut. Bahkan, disebutkan bahwa obrolan mereka terus berlangsung ketika Macron sudah bisa melintas dan melanjutkan perjalanannya menuju lokasi yang dituju.

Momen ini menunjukkan sisi lain dari hubungan antar pemimpin dunia. Di balik formalitas dan protokol ketat, ada ruang untuk interaksi yang lebih personal dan bahkan humor. Ini juga mengingatkan kita bahwa pada akhirnya, mereka juga manusia biasa yang bisa merasakan hal-hal sepele seperti terjebak macet.

Lebih dari Sekadar Panggilan Telepon: Makna di Balik Insiden Lucu Ini

Insiden ini, meskipun terlihat sepele, sebenarnya menyimpan beberapa makna menarik. Pertama, ini adalah pengingat bahwa di panggung global, setiap negara dan pemimpin memiliki protokol keamanannya sendiri yang harus dihormati. Bahkan jika itu berarti menghentikan kepala negara lain.

Kedua, ini menunjukkan bagaimana diplomasi modern bisa sangat berbeda dari masa lalu. Komunikasi langsung dan informal seperti panggilan telepon ini bisa menjadi cara untuk mencairkan suasana atau bahkan membangun hubungan pribadi yang lebih kuat antar pemimpin. Macron tidak mengirim nota protes resmi, melainkan menelepon langsung dengan nada bercanda.

Ketiga, bagi masyarakat umum, cerita ini sangat relatable. Siapa yang tidak pernah kesal karena harus menunggu rombongan VVIP lewat? Melihat seorang Presiden sekelas Macron mengalami hal yang sama, justru membuat para pemimpin dunia terasa lebih manusiawi dan dekat dengan realitas sehari-hari.

Pelajaran dari New York: Bahkan Presiden Punya Batasnya

Kisah Macron dan Patwal Trump di New York ini menjadi anekdot yang menarik. Ini bukan hanya sekadar berita ringan, tetapi juga cerminan dari dinamika kekuasaan, protokol, dan hubungan antar pemimpin dunia. Ini menunjukkan bahwa di balik segala kemewahan dan kekuasaan, ada batasan-batasan yang harus dipatuhi, bahkan oleh seorang Presiden sekalipun.

Jadi, lain kali kamu terjebak macet karena ada rombongan penting lewat, ingatlah kisah Presiden Macron ini. Mungkin kamu tidak bisa menelepon langsung Presiden yang bersangkutan untuk "protes," tapi setidaknya kamu tahu bahwa kamu tidak sendirian. Bahkan, seorang Presiden Prancis pun pernah merasakan hal yang sama. Sebuah cerita yang menghibur sekaligus memberikan perspektif baru tentang dunia para pemimpin.

Penulis: Farah Novianti

Editor: Santika Reja

Terakhir disunting: September 24, 2025

Promo Akad Nikah Makeup