Seedbacklink affiliate

Harga Mobil Bakal Lebih Murah Lagi? Gaikindo Bocorkan ‘Jurus Sakti’ Penjualan Tembus 1 Juta Unit!

Mobil listrik berwarna pink melaju di genangan air, uji ketahanan.
Uji coba mobil listrik. Insentif pemerintah diharapkan jadi "obat mujarab" penjualan.
banner 120x600

NEWS TANGERANGIndustri otomotif Indonesia sedang menghadapi tantangan serius. Penjualan mobil yang sempat perkasa, kini justru lesu darah. Namun, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) punya secercah harapan, bahkan berani pasang target fantastis: penjualan bisa kembali tembus 1 juta unit tahun depan! Tapi, ada satu syarat mutlak yang mereka ajukan, sebuah "obat mujarab" yang sudah terbukti ampuh.

Mengapa Angka Penjualan Mobil Jadi Sorotan?

Tahun lalu, total penjualan mobil di Indonesia hanya mencapai sekitar 865 ribu unit. Angka ini jauh di bawah ekspektasi dan target yang dicanangkan. Bahkan, untuk tahun ini, proyeksi menunjukkan kemungkinan penjualan akan lebih rendah lagi, bikin para pelaku industri pusing tujuh keliling.

Data terbaru dari Januari hingga Agustus 2024 menunjukkan penjualan wholesales (dari pabrik ke dealer) baru menyentuh 500.951 unit. Angka ini turun sekitar 10,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, di mana kala itu sudah mencapai 560.552 unit. Ini jelas sinyal merah yang tidak bisa diabaikan.

Penurunan ini bukan sekadar angka. Di baliknya ada banyak faktor yang memengaruhi, mulai dari daya beli masyarakat yang belum pulih sepenuhnya, suku bunga kredit yang masih tinggi, hingga prioritas pengeluaran konsumen yang bergeser. Alhasil, mimpi punya mobil baru atau upgrade kendaraan impian jadi tertunda.

Mengenal ‘Obat Mujarab’ Bernama PPnBM DTP

Lalu, apa sih "jurus sakti" yang Gaikindo maksud? Jawabannya adalah program Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP). Ini bukan hal baru, lho. Insentif ini pernah diterapkan saat pandemi COVID-19 melanda, dan hasilnya sungguh di luar dugaan.

PPnBM DTP pada dasarnya adalah keringanan pajak yang diberikan pemerintah untuk pembelian mobil baru. Artinya, harga jual mobil yang dibeli konsumen jadi lebih murah karena sebagian pajaknya ditanggung oleh negara. Ini tentu sangat menggiurkan bagi calon pembeli, apalagi di tengah kondisi ekonomi yang menantang.

Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, sangat yakin dengan potensi insentif ini. "Harusnya bisa (tembus 1 juta unit setahun) sih. Belajar dari itu, orang kan memang beli mobil (yang harganya) di bawah Rp 400 juta. Kalau pajak dikurangin kan mereka jadi mau beli," ujarnya, merujuk pada segmen pasar yang paling sensitif terhadap harga.

Efek Domino PPnBM DTP: Dari Pandemi Hingga Rebound

Mari kita lihat kilas balik keberhasilan PPnBM DTP. Saat pandemi muncul di tahun 2020, penjualan mobil di Indonesia sempat anjlok drastis, hanya menyentuh 532 ribu unit per tahun. Situasi ini bikin industri otomotif terancam kolaps.

Namun, begitu PPnBM DTP diberlakukan, keajaiban pun terjadi. Angka penjualan langsung melesat naik menjadi 887 ribu unit per tahun di 2021. Puncaknya, pada tahun 2022, penjualan mobil berhasil menembus angka psikologis 1,04 juta unit per tahun! Ini adalah bukti nyata betapa efektifnya insentif ini dalam mendongkrak gairah pasar.

Insentif ini terbukti mampu menggerakkan roda ekonomi, tidak hanya dari sisi penjualan mobil, tetapi juga sektor-sektor pendukung lainnya. Mulai dari pabrik komponen, dealer, hingga jasa keuangan dan asuransi, semuanya ikut merasakan dampak positifnya.

Target Ambisius Gaikindo: Mungkinkah Terwujud?

Gaikindo masih mempertahankan target penjualan 900 ribu unit mobil untuk tahun ini. Namun, dengan angka penjualan Januari-Agustus 2024 yang baru mencapai 500.951 unit, tantangannya sungguh berat. Artinya, produsen harus menjual sekitar 400 ribu unit lagi dalam empat bulan tersisa, atau rata-rata 100 ribu unit per bulan.

Angka 100 ribu unit per bulan ini bukan perkara mudah. Pasalnya, selama ini penjualan mobil di Indonesia hanya berkutat di puluhan ribu unit per bulan. Bahkan, bulan lalu saja, penjualan wholesales hanya mencapai 61.780 unit, turun 19% dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.

Melihat tren yang ada, target 900 ribu unit tahun ini memang terasa berat. Itulah mengapa Gaikindo sangat berharap pada "obat mujarab" PPnBM DTP untuk tahun depan, agar target 1 juta unit bisa kembali diraih. "Kalau ada obat mujarab yang segera bisa memberikan kondisi yang lebih baik, pastinya kita bisa naik. Mungkin kita tunggu kebijakan insentif jangka pendek hingga menengah," tambah Kukuh.

Apa Artinya Bagi Konsumen dan Industri?

Bagi kamu yang sedang menunda niat membeli mobil, kabar ini tentu sangat menarik. Jika PPnBM DTP kembali diberlakukan, ini bisa jadi kesempatan emas untuk mendapatkan mobil impian dengan harga yang lebih terjangkau. Apalagi untuk segmen mobil di bawah Rp 400 juta yang memang jadi incaran banyak keluarga muda atau pembeli mobil pertama.

Untuk industri otomotif, kembalinya insentif ini berarti angin segar. Penjualan yang meningkat akan mendorong produksi, menciptakan lapangan kerja baru, dan menarik investasi. Ini juga akan menggerakkan seluruh rantai pasok, dari hulu hingga hilir, yang melibatkan ribuan perusahaan dan jutaan pekerja.

Selain itu, industri juga bisa lebih berani berinovasi dan menghadirkan model-model baru yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Dengan pasar yang bergairah, persaingan akan semakin sehat, dan konsumen pun akan diuntungkan dengan pilihan yang lebih beragam dan teknologi yang lebih canggih.

Menanti Kebijakan Pemerintah: Antara Harapan dan Realita

Bola kini ada di tangan pemerintah. Gaikindo dan seluruh pelaku industri otomotif tentu sangat berharap agar usulan PPnBM DTP ini bisa dipertimbangkan dan direalisasikan. Namun, pemerintah juga punya pertimbangan sendiri, terutama terkait dengan anggaran negara dan prioritas kebijakan lainnya.

Pemberian insentif pajak memang membutuhkan alokasi dana yang tidak sedikit. Pemerintah perlu menimbang manfaat jangka panjang bagi industri dan ekonomi secara keseluruhan, versus potensi kehilangan pendapatan negara dari sektor pajak. Ini adalah dilema klasik yang selalu muncul dalam setiap kebijakan insentif.

Kita semua tentu berharap ada titik temu yang menguntungkan semua pihak. Kebijakan yang tepat bisa menjadi katalisator kebangkitan industri otomotif, sekaligus memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memiliki kendaraan pribadi.

Beyond Insentif: Tantangan dan Peluang Lain

Meski PPnBM DTP adalah "obat mujarab," industri otomotif juga tidak bisa hanya bergantung pada insentif. Ada banyak tantangan lain yang perlu dihadapi, seperti tren elektrifikasi kendaraan, perubahan preferensi konsumen ke arah mobilitas yang lebih berkelanjutan, serta persaingan global yang semakin ketat.

Inovasi produk, peningkatan kualitas layanan purna jual, dan pengembangan infrastruktur pendukung kendaraan listrik juga menjadi kunci penting untuk pertumbuhan jangka panjang. Namun, untuk saat ini, kembalinya PPnBM DTP tampaknya menjadi harapan terbesar untuk mengembalikan gairah pasar dan mewujudkan mimpi 1 juta unit mobil terjual di Indonesia. Mari kita tunggu keputusan pemerintah!

Penulis: Farah Novianti

Editor: Santika Reja

Terakhir disunting: September 28, 2025

Promo Akad Nikah Makeup