Seedbacklink affiliate

Insentif Mobil Listrik Indonesia Tamat 2025, VinFast Tetap Santuy! Ini Strategi ‘Ngegas’ Mereka Lewat Pabrik Subang

CEO VinFast Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto, memberikan keterangan pers.
Kariyanto Hardjosoemarto yakin VinFast siap menghadapi perubahan kebijakan insentif.
banner 120x600

NEWS TANGERANG– Produsen otomotif asal Vietnam, VinFast, menunjukkan ketenangan luar biasa dalam menyikapi kebijakan pemerintah Indonesia. Pasalnya, pemerintah sudah memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan insentif mobil listrik setelah tanggal 31 Desember 2025. Tapi, VinFast justru menegaskan kalau mereka sudah menyiapkan skenario bisnis jangka panjang.

Keputusan pemerintah ini, menurut VinFast, sama sekali tidak akan mengganggu rencana bisnis mereka di Tanah Air. Justru, ini adalah bagian dari skenario yang sudah diperhitungkan sejak awal. Mantap banget kan persiapannya?

Insentif Hanya Sementara, VinFast Sudah Punya ‘Jurus’ Lain

CEO VinFast Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto, atau akrab disapa Keri, menjelaskan bahwa sejak awal, pihaknya sudah memperhitungkan insentif ini hanya berlaku sementara. Makanya, mobil VinFast yang dijual di Indonesia, yang awalnya masih impor CBU (Completely Built-Up), harganya sudah disesuaikan dengan skema insentif dari pemerintah.

"Semua unit CBU yang kami impor dari tahun lalu, hingga tahun ini, itu sudah mendapatkan fasilitas (insentif) tersebut," ungkap Keri kepada wartawan di Hanoi. Jadi, VinFast sudah memastikan konsumen yang membeli unit CBU mereka sudah merasakan manfaat insentif ini.

Keri menambahkan, informasi soal insentif ini sudah dikomunikasikan sejak Januari 2024 dan memang akan berakhir di akhir 2025. "Jadi kami sudah menyiapkan skenario rencana bisnis dan sebagainya, dengan asumsi insentif ini berakhir di akhir 2025 dan kami beralih ke CKD melalui pabrik kami di Subang," jelasnya. Ini menunjukkan VinFast punya perencanaan yang matang, gak cuma ikut arus sesaat.

Pabrik Subang: Kunci Harga Tetap Bersaing

Menurut Keri, insentif yang digelontorkan pemerintah memang punya tujuan mulia: mendorong lokalisasi industri kendaraan listrik di Indonesia. Nah, VinFast menjadikan pembangunan pabrik di Subang sebagai fokus strategi utama mereka setelah insentif dicabut. Ini adalah komitmen serius mereka untuk pasar Indonesia.

"Bagi kami, ini sudah masuk dalam rencana sejak awal. Jadi ke depannya setelah tidak ada insentif lagi, tentu saja yang akan menjadi tumpuan secara bisnis adalah produk-produk yang dirakit CKD pabrik kami di Subang," lanjut Keri. Produksi CKD (Completely Knocked Down) di dalam negeri akan menjadi game changer bagi VinFast.

Dengan merakit mobil listrik di Subang, VinFast bisa menekan biaya produksi dan logistik. Ini artinya, harga jual ke konsumen bisa lebih kompetitif, bahkan tanpa adanya insentif dari pemerintah. Jadi, konsumen tetap bisa mendapatkan mobil listrik VinFast dengan harga yang ramah di kantong. Mantul!

Strategi Jangka Panjang: Gak Cuma Ngandelin Insentif

Meski fokus utama beralih ke produksi CKD, Kariyanto menyebut sebagian kecil model VinFast kemungkinan masih tetap masuk ke Indonesia dalam bentuk CBU. Namun, ia menegaskan bahwa hal itu sudah diperhitungkan dengan cermat dalam perencanaan bisnis perusahaan. Jadi, gak ada yang dadakan atau di luar perhitungan.

"Mungkin beberapa model nanti akan ada yang masih CBU, tetapi sudah masuk dalam bisnis," ucapnya. Ini menunjukkan fleksibilitas VinFast dalam menyesuaikan diri dengan dinamika pasar dan kebutuhan konsumen di Indonesia. Mereka punya banyak opsi di kantong.

Dengan strategi yang terencana matang ini, VinFast optimistis bisa tetap bersaing ketat di pasar kendaraan listrik Indonesia, bahkan tanpa insentif. Kehadiran pabrik di Subang akan jadi kunci utama untuk menghadirkan harga yang lebih kompetitif. Ini sekaligus memperkuat komitmen mereka terhadap industri otomotif nasional dan ekonomi lokal.

Apa Artinya Buat Konsumen dan Industri?

Langkah VinFast ini juga sejalan banget dengan arah kebijakan pemerintah yang mendorong transfer teknologi dan peningkatan kandungan lokal dalam ekosistem kendaraan listrik. Pemerintah ingin Indonesia tidak hanya jadi pasar, tapi juga pemain kunci dalam produksi EV. VinFast mendukung penuh visi ini.

Bagi konsumen, strategi CKD VinFast diharapkan dapat menghadirkan produk dengan harga lebih terjangkau. Selain itu, produksi lokal juga akan memastikan ketersediaan layanan purnajual yang lebih baik dan suku cadang yang mudah didapat. Gak perlu khawatir lagi soal perawatan mobil listrik kesayangan.

Secara keseluruhan, keputusan VinFast untuk berinvestasi besar-besaran di pabrik Subang dan beralih ke produksi CKD adalah langkah strategis yang cerdas. Mereka membuktikan bahwa keberlanjutan bisnis tidak hanya bergantung pada insentif sesaat, tetapi pada visi jangka panjang dan komitmen terhadap pasar lokal. Ini bisa jadi contoh bagi pemain EV lain di Indonesia. Jadi, siapa bilang tanpa insentif mobil listrik bakal lesu? VinFast malah makin ngegas!

Penulis: Farah Novianti

Editor: Santika Reja

Terakhir disunting: September 29, 2025

Promo Akad Nikah Makeup