NEWS TANGERANG– Siapa sangka, di balik kesuksesan mobil listrik Xiaomi SU7 dan YU7 yang lagi viral, ada strategi ‘ngerinya’ sang bos besar. Lei Jun, CEO Xiaomi, terang-terangan mengakui bahwa perusahaannya sengaja membeli mobil Tesla Model Y, bukan untuk dipakai, tapi buat dipreteli habis-habisan!
Strategi ‘Ngeri’ Bos Xiaomi
Gak main-main, Lei Jun sendiri yang membocorkan rahasia ini dalam sebuah acara di Beijing. Ia mengungkapkan bahwa awal tahun ini, Xiaomi membeli tiga unit Tesla Model Y. Tujuannya cuma satu: dibongkar total, satu per satu, untuk dipelajari setiap jengkal komponennya.
Langkah ekstrem ini diambil Xiaomi untuk menguak rahasia di balik kesuksesan Tesla dalam membuat mobil listrik. Mereka ingin tahu bagaimana Tesla merancang, memproduksi, dan mengintegrasikan teknologi canggihnya.
Bukan Sekadar ‘Nyontek’, Tapi Belajar!
Mungkin terdengar seperti "nyontek", tapi sebenarnya strategi semacam ini sudah jadi rahasia umum di industri otomotif. Banyak pabrikan mobil lain juga melakukan hal serupa; membeli mobil rival, membongkarnya, lalu menganalisis material, perangkat lunak, hingga teknik produksinya. Ini adalah bagian dari riset dan pengembangan yang kompetitif.
Yang bikin Lei Jun beda adalah sikapnya yang super jujur dan transparan. Alih-alih menjelek-jelekkan kompetitor, ia justru memuji Tesla Model Y sebagai mobil yang luar biasa. "Jika tidak memilih YU7, Anda bisa mempertimbangkan Model Y," kata Lei Jun, seperti dilansir dari Business Insider. Sebuah pengakuan yang bikin geleng-geleng kepala, bukan?
Pujian ini menunjukkan bahwa Xiaomi tidak hanya ingin meniru, tapi benar-benar belajar dari yang terbaik. Mereka menghargai inovasi Tesla dan menjadikannya patokan untuk pengembangan produk mereka sendiri. Ini adalah etika persaingan yang patut diacungi jempol.
Hasilnya? Mobil Listrik Xiaomi Laris Manis!
Dan hasilnya? Mantul banget, Bos! Dua model perdana mobil listrik Xiaomi, sedan SU7 dan SUV YU7, langsung mendapat respons positif yang luar biasa di pasar. Popularitas mereka meroket sejak peluncuran, menunjukkan bahwa strategi "bedah" Tesla ini membuahkan hasil yang manis.
Ngerinya, dalam 18 jam pertama saja, lebih dari 240.000 pesanan masuk untuk mobil listrik Xiaomi! Angka ini bikin perusahaan kewalahan banget memenuhi permintaan yang membludak. Saking banyaknya, beberapa konsumen bahkan harus pasrah menunggu lebih dari setahun untuk bisa menerima unit mobil impian mereka.
Menghadapi kondisi ini, Lei Jun kembali membuat pernyataan yang bikin publik kaget. Ia menyarankan calon pembeli untuk tidak hanya terpaku pada YU7. Bos Xiaomi ini justru merekomendasikan beberapa mobil listrik lain yang tak kalah keren, seperti Xpeng G7, Li Auto i8, dan tentu saja, Tesla Model Y. Gak habis pikir, kan?
Saran ini bukan tanpa alasan. Lei Jun ingin memastikan konsumen mendapatkan mobil yang mereka butuhkan tanpa harus menunggu terlalu lama. Ini juga menunjukkan kepercayaan diri Xiaomi pada produknya sendiri, sekaligus mengakui kualitas kompetitor.
Pelajaran Berharga dari Strategi Xiaomi
Kisah Xiaomi dan Tesla ini memberikan pelajaran berharga tentang inovasi dan persaingan di era mobil listrik. Dalam industri yang bergerak super cepat ini, belajar dari yang terbaik bukan berarti menyerah pada kreativitas, justru sebaliknya. Ini adalah cara untuk mendorong batas-batas inovasi.
Strategi Lei Jun yang berani dan transparan ini juga membangun citra positif bagi Xiaomi. Mereka tidak takut mengakui bahwa mereka belajar dari kompetitor, dan bahkan merekomendasikan produk rival. Ini menunjukkan kematangan dan visi jangka panjang.
Ke depan, persaingan di pasar mobil listrik diprediksi akan semakin ketat. Namun, dengan pendekatan yang cerdas dan berani seperti yang ditunjukkan Xiaomi, mereka punya potensi besar untuk terus menjadi pemain kunci. Siapa tahu, mungkin suatu hari nanti, giliran mobil listrik Xiaomi yang "dibedah" oleh pabrikan lain!
Ini adalah bukti bahwa di dunia teknologi, adaptasi dan pembelajaran adalah kunci utama untuk tetap relevan dan memimpin. Xiaomi telah membuktikannya, dan kita bisa belajar banyak dari strategi "bedah" Tesla mereka yang sukses ini.
Penulis: Farah Novianti
Editor: Santika Reja
Terakhir disunting: Oktober 3, 2025